Dong Soo meminta maaf, ini urusan pribadi. Direktur Choi ingin tahu alasan pribadi Dong Soo. Woo Jin minta agar direktur Choi tidak menanyakan alasan Dong Soo, ia yakin Dong Soo pasti punya alasan yang kuat hingga memutuskan keluar.
Karena itu direktur Choi bertanya apa alasannya, ia menyuruh Woo Jin keluar, ada yang ingin ia bicarakan dengan Dong Soo. Woo Jin menurut. Sebelum keluar, ia menepuk pundak Dong Soo seakan memberi kekuatan, lalu keluar.
Pada penyidik Go dan kabag Han, Woo Jin menceritakan perihal mundurnya Dong Soo dari tim penyidik. Ia bisa mengerti pasti Dong Soo menderita karena tekanan presdir Kim. Kabag Han tidak heran. Penyidik Go berkata sepertinya presdir Kim sudah mencium rencana mereka, karena itu dia menekan Dong Soo.
"Kita harus mempercepat rencana kita. Penyidik Go, kau pastikan kapan kita bisa mendapatkan videonya. Kabag Han, kau siapkan surat penahanan dan dokumen lainnya".
Kabag Han khawatir jika tanpa video itu mereka tidak akan bisa mengajukan surat penahanan. Woo Jin yakin dan percaya pada kemampuan dokter klinik, mereka pasti akan mendapatkan video itu.
Penyidik Go pergi ke apartemen tempat dokter klinik bersembunyi saat ini. Sebelum masuk, ia sempat menoleh ke kanan dan kekiri, berjaga-jaga jika ada orang yang mengikkuti. Meski penyidik Go sudah berhati-hati, tetap saja ia tidak tahu ada pria Kyoto mengawasi dan melihat dia masuk ke apartemen.
Dokter klinik sedang bekerja, penyidik Go menelpon Woo Jin memberitahukan video yang mereka inginkan telah 30% di kerjakan, kemungkinan akan selesai besok sore.
Kemudian penyidik Go bicara pada dokter klinik. Ia khawatir jika presdir Kim melakukan sesuatu, karena itu ia minta dokter klinik untuk memulihkan datanya lebih dulu, baru menyusun rencana lainnya.
Beberapa saat kemudian, terlihat penyidik Go yang keluar dari apartemen. Pria Kyoto yang masih bersembunyi di balik tembok bisa melihat penyidik Go yang meninggalkan tempat parkir.
Presdir Kim menerima laporan dari pria Kyoto dimana dokter klinik besembunyi saat ini. Presdir Kim memberi perintah agar pria Kyoto tetap mengawasi baik-baik. Jangan lakukan apapun sebelum ada perintah selanjutnya.
Tak lama anak buah presdir Kim datang menunjukan foto yang di kirim seseorang. Presdir Kim langsung marah melihat foto itu. Potongan video di rutan Seobu ketika presdir Kim mengikat tangan Bong Hak. foto itu sekaligus menjawab pertanyaan presdir Kim, apa yang sebenarnya di lakukan dokter klinik saat ini. Ia yakin pasti dokter klinik lah yang menyebarkan video ini.
Pengacara Kim keluar dari rumah dengan tergesa-gesa, sepertinya dia mendapat panggilan darurat dari presdir Kim. Begitu masuk ke mobil, ia langsung menyuruh supirnya untuk menjalankan mobil. Hingga di tengah jalan pengacara Kim heran karena arah yang di tempuh berbeda.
"Mau kemana kita?", tegur pengacara Kim
Mobil berhenti mendadak. Alangkah kagetnya pengacara Kim saat tahu yang menjadi supirnya adalah Woo Jin, "Cha Woo Jin, bagaimana bisa kau", tanyanya terbata. Woo Jin minta pengacar Kim mendengarkan perkataannya baik-baik, "Aku pasti akan menangkap presdir Kim sebagai tersangka kasus pembunuhan. Ini peringatan pertama dan terakhir yang ku berikan padamu. Jangan jadi musuhku".
"A...apa?", tanya pengacara Kim gagap.
Woo Jin berkata jika pengacara Kim ingin melakukan hal yang benar, maka cari dan temukan berkas-berkas ilegal CK Group. Penipuan yang berujung pada penghancuran bukti yang terjadi 7 tahun lalu. Woo Jin mengingatkan, jika presdir Kim hancur maka pengacara Kim juga akan hancur bersama-sama presdir Kim.
Pengacara Kim menemui presdir Kim. Ia minta maaf karena belum berhasil menemukan siapa yang mengupload video itu. Presdir Kim membanting buku, menyuruh pengacara Kim untuk mencegah jangan sampai foto itu tersebar luas.
"Tapi hanya berdasarkan foto ini hakim tidak akan mengeluarkan surat penangkapan!", bentak direktur Choi.
Jika surat penangkapan tidak bisa, Woo Jin minta direktur Choi membantu dengan mengeluarkan surat panggilan resmi. Bukan sebagai saksi, melainkan sebagai tersangka. Woo Jin yakin, direktur Choi bisa mengusahakan hal ini.
"Kau benar-benar yakin?", tanya direktur Choi meminta kepastian
"Ya. Kali ini tidak akan salah" jawab Woo Jin penuh keyakinan
Dong Soo sedang sibuk dengan pekerjaannya ketika Woo Jin datang menemuinya. Sembari menunjukan surat panggilan resmi yang di keluarkan direktur Choi, Woo Jin mengajak Dong Soo untuk minum bersama jika kasus ini selesai. Usai mengatakan itu, Woo Jin tersenyum lalu pergi. Dong Soo mendengus heran, "Orang itu...dia merasa keren karena melakukannya sendirian?", ucapnya lalu kembali fokus pada pekerjaannya.
Presdir Kim menanyakan perkembangan foto yang beredar, apa sudah selesai. Pengacara Kim menjawab ya, semua prosedurnya akan dikerjakan hari ini dan diperkirakan akan selesai besok.
"Besok?. Sayang sekali. Aku pastikan sendiri para brengsek itu akan masuk neraka", ujar presdir Kim tertawa.
Woo Jin menerobos masuk meski di larang para bodyguard presdir Kim. Presdir Kim heran angin apa yang membawa Woo Jin kemari?. Tanpa berkata-kata Woo Jin memberikan surat panggilan resmi yang langsung di terima presdir Kim.
"Surat panggilan?. Kau pikir dengan video itu kau bisa menangkapku?", presdir Kim tertawa lalu memberikan surat itu pada pengacara Kim.
Woo Jin berkata jika presdir Kim menjawab surat itu maka akan dibawa paksa. Pengacara Kim akan mempelajari surat ini terlebih dahulu. Pihaknya akan menghubungi kantor kejaksaan mengenai hadir tidaknya presdir Kim.
"Sepertinya kau salah", sahut Woo Jin, "Yang perlu kau lakukan bukan mempelajari melainkan memilih", kata Woo Jin pada pengacar Kim.
Woo Jin menegaskan sekali lagi jika presdir Kim tidak segera menjawab surat panggilan itu, maka akan di lakukan tangkap paksa, "Segera jawab surat itu. Jika tidak kami akan memborgolmu".
Penyidik Go maju ke depan memberikan borgol yang ia punya ke Woo Jin. Borgol itu mengayun di hadapan presdir Kim dan memberikan presdir Kim pilihan. Pengacara Kim tidak terima, "Ini pelanggaran HAM. Ini pelanggaran HAM".
"Cha Woo Jin, aku akan membunuhmu. Pasti!', tekad presdir Kim tersulit emosi.
"Jangan datang terlambat", Woo Jin sedikit mendekatkan wajahnya ke presdir Kim, "Kemunculanmu di video itu...... jelas sekali", ucapnya tersenyum sinis lalu pergi.
Presdir Kim kesal setengah mati. Pengacara Kim berjanji akan mengambil tindakan secepat mungkin. Presdir Kim menelpon pria Kyoto, menyuruh anak buahnya itu untuk menangkap dokter klinik.
Dari kamera CCTV, dokter klinik terkejut melihat pria Kyoto dan beberapa anak buah presdir Kim berjalan masuk ke apartemen. Buru-buru, ia menutup laptop dan mencabut flashdisk. Eun Bi bertanya ada apa?.
Pintu terbuka, dengan langkah pelan pria Kyoto melangkah masuk. Matanya menyapu sekitar mencari orang. Tapi rupanya ruangan itu sudah kosong.
Eun Bi dan dokter klinik mencoba melarikan diri melalui pintu darurat. Dokter klinik melihat salah satu anak buah presdir Kim berada di lantai bawah. Dokter klinik menyuruh Eun Bi untuk kabur, sementara ia akan menghalangi pria itu.
Eun Bi tidak mau. Dokter klinik minta Eun Bi untuk mendengarkan perkataannya. Ia mendorong Eun Bi masuk kembali ke dalam aprtemen, dan sengaja menampakan dirinya di depan anak buah presdir Kim, lalu lari ke lantai atas.
Disaat anak buah presdir Kim pergi, Eun Bi keluar dari persembunyiannya dan berhasil keluar dari apartemen dengan selamat.
Penyidik Go dan Woo Jin kembali ke kantor. Kabag Han cemas karena Eun Bi tidak bisa di telepon. Woo Jin mencoba menelpon, tapi sama saja telponnya tidak di angkat. Ketiganya saling tukar pandang dengan wajah bingung.
Disaat Woo Jin, dkk cemas dengan Eun Bi, nyawa dokter klinik sedang berada di dalam bahaya. Pria malang ini di bawa ke hadapan presdir Kim. Dengan menggunakan senjata andalannya, stick golf, Presdir Kim memukuli dokter klinik tanpa ampun. Pasti luar biasa sakitnya. Presdir Kim tertawa saat anak buahnya menyerahkan laptop yang dokter klinik bawa saat berusaha kabur.
Bersikap seperti seorang raja, presdir Kim duduk di sofa sementara dokter klinik bersimpuh di lantai dengan kepala mengeluarkan banyak darah. Presdir Kim menyuruh dokter klinik untuk menunjukan video di rutan Seobu. Semua peristiwa terekam dengan sangat jelas, dari awal hingga akhir.
Presdir Kim memberi kode pada pria Kyoto. Dokter klinik hanya bisa menangis melihat pria Kyoto menghancurkan laptopnya. Usahanya selama beberapa hari ini menjadi sia-sia. Kontras dengan presdir Kim yang tertawa devil melihat barang bukti itu hancur lebur.
Hingga malam Woo Jin, dkk masih berada di kantor. Woo Jin tampak berpikir keras. Penyidik Go pamit ingin keluar, Woo Jin mau ikut. Saat mereka keluar raungan, kabag Han menerima telpon tentang presdir Kim yang sudah ada di ruang interogasi. Segera ia memberitahukan hal ini pada penyidik Go agar bisa menyampaikan pada Woo Jin.
Penyidik Go berada di lobby ketika kabag Han menelpon. Kabag Han memberitahu bahwa presdir Kim sudah tiba di kejaksaan, berita ini langsung penyidik Go sampaikan pada Woo Jin. Penyidik Go meminta Woo Jin untuk ke ruang interogasi, biar ia yang pergi sendiri.
Penyidik Go begitu panik saat melihat apartemen kosong. Tidak ada Eun Bi dimana-mana. Keadaan rumah yang berantakan membuat kecurigaan penyidik Go semakin besar. Ia menelpon Woo Jin memberitahukan ada yang tidak beres, "Yeonggam. Ada masalah".
Woo Jin masuk keruang interogasi. Presdir Kim menyindir tidak baik membuat tamu menunggu lama begini. Ia tidak mempunyai banyak waktu dan menyuruh Woo Jin untuk segera memulai interogasi agar bisa selesai dengan cepat.
"Dimana Eun Bi?. Ada di mana Eun Bi?", tanya Woo Jin sambil berdiri.
"Eun Bi?. Setidaknya jika kau ingin bertanya harus punya etika", jawab presdir Kim
"Tidak peduli Woo Jin memotong atau membunuh daging presdir Kim, tetap aku yang bertanggung jawab. Kau hanya perlu melihatnya saja, mengerti?".
Woo Jin kembali tanya dimana Eun Bi. Presdir Kim tertawa, "Eun Bi. Anaknya Jo Bong Hak..hahaha. Kenapa bertanya padaku?".
Sikap menyebalkan presdir Kim membuat Woo Jin naik pitam, ia menarik kerah presdir Kim.
"Mulai pagi aku sudah mencium bau darah, membuatku lapar", oceh presdir Kim memancing emosi Woo Jin.
"Diam!", Woo Jin benar-benar marah, mendorong presdir Kim ke dinding. Memukul wajah presdir Kim dan menghantamkan kepala pria jahat itu ke meja berkali-kali.
"Mati kau!. Mati kau!. Mati kau!", lalu dengan penuh rasa amarah Woo Jin mencekik leher presdir Kim.
Setelah insiden itu, direktur Choi memarahi Woo Jin, "Apa yang sebenarnya kau lakukan?. Tidak mudah memulainya, kenapa kau malah menghancurkannya. Kenapa?. Kenapa kau malah mencekik presdir Kim dan memukulinya?".
Woo Jin tetap yakin bisa menangkap presdir Kim. Direktur Choi teriak menyuruh Woo Jin untuk melepaskan presdir Kim sekarang juga. Direktur Choi menghela napas meredam emosinya. Dengan nada lebih pelan, ia meminta Woo Jin untuk menyerah saja, "Kau tidak bisa menangkap presdir Kim. Kau mengerti?".
Malam itu juga presdir Kim di lepaskan. Saat berjalan di koridor bersama pengacara KIm, ia bertemu dengan direktur Choi dan asisten. Presdir Kim berbasi-basi menanyakan kabar direktur Choi. Ia tersenyum sembari mengulurkan tangannya mengajak berjabat tangan.
Direktur Choi tersenyum tipis, "Jangan terlalu angkuh. Layang-layang pasti akan segera jatuh". Direktur Choi mengajak asisten pergi.
Senyum presdir Kim langsung sirna mendengar sindiran direktur Choi. Tapi hanya sesaat, karena ia kembali tertawa merasa tidak ada orang yang bisa menjatuhkannya.
Woo Jin, Kabag Han dan penyidik Go berdiam diri di ruangan mereka, sibuk dengan pikiran masing-masing. Pikiran mereka seakan buntu untuk menemukan jalan keluar.
Hingga pagi menjelang, Woo Jin masih saja berada di ruangannya. Ponselnya menerima panggilan dari nomor tidak di kenal. Saat ia menjawabnya, ternyata itu telpon dari pengacara Kim.
"Jaksa Cha... kau bisa melindungiku?",
Telepon itu membuat semangat Woo Jin kembali berkobar, "Tidak. Aku tidak boleh menyerah". Woo Jin mengambil pistol dalam lacinya lalu pergi. Kabag Han dan penyidik Go yang melihatnya menatap heran.
Woo Jin mengendarai mobilnya menuju bandara. Ia ingat dengan perkataan pengacara Kim di telepon kalua Presdir Kim akan meninggalkan Korea 2 jam lagi. Semua propertinya sudah di pindahkan. Pengacara Kim merasa presdir Kim akan membunuhnya, karena itu ia minta perlidungan Woo Jin. Karena hanya Woo Jin yang presdir Kim percaya.
Woo Jin tiba dibandara, ia mempercepat langkahnya mencari presdir Kim. Dari lantai satu, Woo Jin melihat presdir Kim bersama rombongannya, dengan lantang ia berteriak, "Kim Hak Soo!".
Woo Jin bergegas turun menghampiri presdir Kim. Belaga tidak tahu apa-apa, presdir Kim bertanya kenapa Woo Jin kemari. Woo Jin marah, "Dasar orang brengsek!. Kau pikir kau bisa kabur?.
"Masih ada yang belum selesai kau bicarakan?", tanya presdir Kim mengejek
"Tidak... Aku tidak tertarik untuk bicara denganmu lagi. Kau akan di eksekusi disini", tiba-tiba Woo Jin menodongkan pistolnya ke kepala presdir Kim. Para Bodyguard bergerak melindung majikan mereka.
Presdir Kim menyuruh anak buah minggir. Bukannya takut, ia malah menantang dengan menempelakan jidatnya ke ujung pistol, "Oke. Tembaklah. Tembak!. Tembak!".
Semua orang-orang yang berada di bandara berkurumunan menyaksikan adegan tegang ini. Woo Jin menarik pelatuk, hampir saja ia menembak presdir Kim jika Eun Bi tidak datang dan menghentikannya,
"Yeonggam, jangan. Kau tidak boleh membunuhnya".
"Bajin*** ini tidak bisa di maafkan!", ucap Woo Jin marah
Eun Bi tidak minta Woo Jin memaafkan presdir Kim, karena ia juga tidak akan pernah memaafkan, "Gunakan hukum untuk membunuhnya, Yeonggam. Kau ini seorang jaksa".
Presdir Kim bertepuk tangan dan tertawa mengolok, "Benar. Anak ini memang sangat pintar sama seperti ayahnya. Eun Bi mendelik marah.
Sesuai dengan perkataan Eun Bi, presdir Kim menyuruh Woo Jin untuk menggunakan hukum. Gunakan hukum untuk membunuhnya (jika bisa) bukankah tugas seorang jaksa menegakkan keadilan, "Tidak peduli apapun, kau tidak punya bukti", ujarnya lalu tertawa seraya melangkah pergi.
Hingga pagi menjelang, Woo Jin masih saja berada di ruangannya. Ponselnya menerima panggilan dari nomor tidak di kenal. Saat ia menjawabnya, ternyata itu telpon dari pengacara Kim.
"Jaksa Cha... kau bisa melindungiku?",
Telepon itu membuat semangat Woo Jin kembali berkobar, "Tidak. Aku tidak boleh menyerah". Woo Jin mengambil pistol dalam lacinya lalu pergi. Kabag Han dan penyidik Go yang melihatnya menatap heran.
Woo Jin mengendarai mobilnya menuju bandara. Ia ingat dengan perkataan pengacara Kim di telepon kalua Presdir Kim akan meninggalkan Korea 2 jam lagi. Semua propertinya sudah di pindahkan. Pengacara Kim merasa presdir Kim akan membunuhnya, karena itu ia minta perlidungan Woo Jin. Karena hanya Woo Jin yang presdir Kim percaya.
Woo Jin tiba dibandara, ia mempercepat langkahnya mencari presdir Kim. Dari lantai satu, Woo Jin melihat presdir Kim bersama rombongannya, dengan lantang ia berteriak, "Kim Hak Soo!".
Woo Jin bergegas turun menghampiri presdir Kim. Belaga tidak tahu apa-apa, presdir Kim bertanya kenapa Woo Jin kemari. Woo Jin marah, "Dasar orang brengsek!. Kau pikir kau bisa kabur?.
"Masih ada yang belum selesai kau bicarakan?", tanya presdir Kim mengejek
"Tidak... Aku tidak tertarik untuk bicara denganmu lagi. Kau akan di eksekusi disini", tiba-tiba Woo Jin menodongkan pistolnya ke kepala presdir Kim. Para Bodyguard bergerak melindung majikan mereka.
Presdir Kim menyuruh anak buah minggir. Bukannya takut, ia malah menantang dengan menempelakan jidatnya ke ujung pistol, "Oke. Tembaklah. Tembak!. Tembak!".
Semua orang-orang yang berada di bandara berkurumunan menyaksikan adegan tegang ini. Woo Jin menarik pelatuk, hampir saja ia menembak presdir Kim jika Eun Bi tidak datang dan menghentikannya,
"Yeonggam, jangan. Kau tidak boleh membunuhnya".
"Bajin*** ini tidak bisa di maafkan!", ucap Woo Jin marah
Eun Bi tidak minta Woo Jin memaafkan presdir Kim, karena ia juga tidak akan pernah memaafkan, "Gunakan hukum untuk membunuhnya, Yeonggam. Kau ini seorang jaksa".
Presdir Kim bertepuk tangan dan tertawa mengolok, "Benar. Anak ini memang sangat pintar sama seperti ayahnya. Eun Bi mendelik marah.
Sesuai dengan perkataan Eun Bi, presdir Kim menyuruh Woo Jin untuk menggunakan hukum. Gunakan hukum untuk membunuhnya (jika bisa) bukankah tugas seorang jaksa menegakkan keadilan, "Tidak peduli apapun, kau tidak punya bukti", ujarnya lalu tertawa seraya melangkah pergi.
Langkah presdir Kim terhenti ketika mendengar suaranya sendiri. Presdir Kim menoleh dan melihat video dirinya saat berada di rutan seobu. Semua tivi yang ada di bandara saat ini sedang menayangkan video presdir Kim. Video di ruang eksekusi rutan Seobu. Dimulai dari saat presdir Kim memohon ampun mengakui kejahatannya hingga dia membunuh Bong Hak.
Semua perhatian tertuju pada video itu, mereka yang menyaksikan menuding presdir Kim sebagai orang jahat. Presdir Kim tidak bisa mengelak lagi, ia merasa sangat malu, "Cepat matikan?. Siapa pelakunya. Matikan!", teriaknya memerintah.
Flashback. Dokter klinik memberikan flashdisk pada Eun Bi sebelum dirinya di tangkap anak buah presdir Kim. Dokter klinik berpesan agar Eun Bi memberikan benda itu pada Woo Jin. Beruntung, dokter klinik sempat mengcopy data video itu ke dalam flashdisk.
Woo Jin berjalan perlahan mendekati presdir Kim. Presdir Kim menarik jas Woo Jin, "Brengsek kau, Cha Woo Jin". Petugas kejaksaaan yang baru datang langsung menangkap presdir Kim dibawah intruksi Dong Soo. Presdir Kim memarahi fotografer yang memotret dirinya.
Dong Soo : Kim Hak Soo!. Kau di tangkap atas tuduhan pembunuhan Jo Bong Hak.
Presdir Kim tak bisa mengelak lagi saat Woo Jin memasang borgol ke tangannya dan menurut saja saat petugas membawanya ke kantor kejaksaan.
= 1 tahun kemudian =
Woo Jin, penyidik Go, kabag Han dan Eun Bi menikmati kopi di cafe A Twosome Place (ada gambarnya Min Ho di dinding, ^^). Ketiga orang dewasa itu saling lirik, kabag Han yang pertama kali memberikan hadiah pada Eun Bi, "Kau sudah belajar dengan keras selama tahu tahun ini".
Penyidik Go membenarkan, orang lain membutuhkan waktu 3 tahun tapi Eun Bi bisa menyelesaikannya hanya dalam waktu satu tahun dan tidak pernah mengeluh sedikit pun.
Eun Bi membuka bungkusan hadiah itu yang ternyata isinya adalah ponsel terbaru LG G3 (promosi ini namanya..wkwkw). Senyum Eun Bi semakin lebar saat penyidik Go juga memberinya hadiah, tidak hanya satu tapi 3 hadiah sekaligus.
Kemudian Eun Bi menoleh pada Woo Jin, berharap jaksa satu itu akan memberikan hadiah juga. Tapi dengan polosnya Woo Jin malah bertanya, "Kenapa?. Kau ingin mengatakan sesuatu?".. wkwkwk....
"Tidak ada", jawab Eun Bi cemberut.
Penyidik Go mengerti apa yang Eun Bi pikirkan, mereka sudah hidup seperti keluarga dan ia sangat mengerti Woo Jin. Jangankan Eun Bi, ia saja yang sudah lama bersama Woo Jin tidak pernah mendapatkan hadiah, yang ia dapat hanya jajangmyeon saja.
Woo Jin yang sedang minum langsung tersedak mendengar sindiran penyidik Go. Kabag Han menegur penyidik Go, kenapa harus menyindir katakan saja langsung, "Kau tidak tahu kalau jaksa Cha tidak peka?".
"Aigo... kabag Han", ucap Woo Jin malu karena kabag Han ikut menyindirnya.
Mereka tertawa. Woo Jin janji akan mentraktir mereka makan malam. Penyidik Go setuju, asal jangan jajangmyoen lagi. Mereka sepakat, menu makan malam ini Barbeque.
Sore harinya, Woo Jin duduk berdua dengan Eun Bi ditaman. Pemandangan di taman itu terlihat indah dengan daun-daun berwarna orange. Woo Jin bertanya bagaimana mimpi buruk yang sering Eun Bi alami belakangan ini. Eun Bi menjawab mimpi buruk itu masih sering datang.
"Tidak merasa lelah?", tanya Woo Jin.
"Psikiater bilang, kalau aku bisa menghapus ingatan kejadian buruk itu, aku akan baik-baik saja. Kalau aku bisa melupakannya mungkin akan sedikit membantu".
Woo Jin bertanya apa Eun Bi benar-benar ingin melupakan mimpi buruk itu?. Eun Bi mengangguk, "Ketika bermimpi buruk, aku ingin sekali melupakannya. Tapi... ditengah mimpi buruk itu aku ingin mengingat sesuatu. Jadi aku tidak mau melupakannya".
Woo Jin heran, "Mengingat sesuatu?".
Eun Bi menjawab, "Saat aku berada dalam bahaya itu, Yeonggam, penyidik Go dan juga kabag Han berjuang untukku. Aku akan terus mengingat ini sampai aku mati".
Eun Bi tersenyum, Woo Jin ikut tersenyum.
Di lain tempat, terlihat direktur Choi menyimpan buku rekening rahasia Taek bersaudara ke dalam brankas. Buku itu akan tetap aman disana.
Scene kemudian memperlihatkan orang-orang yang pernah hadir di dalam hidup Woo Jin seiring dengan terdengarnya suara Woo Jin.
"Otakku penuh dengan ingatan yang sangat kejam. Ingatan yang kejam dan menyakitkan. Jadi, aku melupakannya. Diantara ingatan itu, juga ada ingatan yang berharga. Mungkin yang aku cari adalah ingatan yang berharga di antara ingatan yang gelap.
Beberapa ingatan berharga itu kuhapus dari masa laluku, karena itu jadi lebih menyakitkan. Dalam kesedihan kau masih bisa tersenyum. Tertawa dalam sakit. Ingatan itu tidak akan kulupakan. Akan ku ingat. Setelah itu akan ku ingat kembali".
THE END
Komentar :
Lega rasanya telah menyelesaikan sinopsis ini. Akhirnya presdir Kim di tangkap juga, kali ini dia tidak bisa mengelak lagi karena bukti video itu sangat kuat. Salut dengan royalitas kabag Han dan penyidik Go pada Woo Jin. Mereka benar-benar setia pada Woo Jin, dan juga sangat menyanyangi Eun Bi. Beruntung Eun Bi, di kelilingi orang-orang yang menyayanginya meski mereka tidak terikat hubungan keluarga.
Bersama dengan kabag Han, Eun Bi berubah menjadi gadis yang lebih baik dari sebelumnya. Karakter Dong Soo juga mengalami perubahan, dia tidak lagi menganggap Woo Jin sebagai saingan, bahkan mau bekerjasama untuk menangkap presdir Kim, meski akhirnya ia mundur karena tekanan presdir Kim.
Terima kasih yang sudah berkunjung pada situs ini, sinopsis yang ada pada sinopdrama ini menceritakan secara detail sesuai dengan isi film drama tersebut. Jika ada kesalahan pada penulisan atau link error segera beritahu kami melalui komentar!
Selamat membaca!!!
0 Response to "Sinopsis Reset Episode 10 Part 2 (Final)"
Posting Komentar