Episode 19
Pesta ulang tahun Kim Tan. Selaku tuan rumah, Presdir Kim dan Ny. Ji Sook menyambut tamu dengan senyum mengembang, dan para tamu menyapa presdir Kim dengan sikap hormat. Ny. Ji Sook berkomentar orang-orang masih ingin berada di pihak presdir Kim, jadi presdir Kim harus tetap sehat.
"Apanya yang bagus dari itu?. Kedua anakku tidak ingin berada di pihakku", sahut presdir Kim.
"Aku dengar Ibu Tan pergi dari rumah. Apakah dia pikir kalian masih memiliki ikatan?", tanya Ny. Ji Sook.
"Itulah masalahnya. Akan jauh lebih baik jika dia tetap diam dan tinggal demi uang", jawab presdir Kim yang merupakan sebuah sindiran untuk Ny. Ji Sook.
Sadar tengah di sindir, Ny. Ji Sook tak lagi bersuara. Para kerabat Jeguk datang (kakak dan keponakan presdir Kim). Mereka saling basa-basi penuh kepalsuan.
"Paman Nam Yoon!. Kami semua khawatir artikel tentang Tan akan mempengaruhi kesehatanmu", ujar keponakan presdir Kim.
"Bagaimana aku bisa sakit jika kalian sangat mengkhwatirkanku seperti itu?", balas presdir Kim mengikuti alur permainan.
"Bagaimana kabarmu, Saudara Ipar?", sapa Ny. Ji Sook
"Aku sudah dengar tentang Tan di berita. Benar-benar mengejutkan!. Adikku pasti telah melukai hatimu", kata kakak presdir Kim.
Ny. Ji Sook tersenyum dan berkata tidak merasa sakit hati sama sekali, karena ia memiliki 2 putra di dalam hatinya. Presdir Kim menghentikan basa-basi ini dengan menyuruh mereka menikmati makanan. Mereka pun pergi.
Senyum presdir Kim kembali merekah begitu melihat kehadiran Ketua Yang yang tak lain adalah ayah dari Yang Da Kyung, wanita yang di jodohkan untuk Kim Won. Kedua pria itu bersalaman. Da Kyung membungkuk hormat pada Ny. Ji Sook.
Ny. Ji Sook tersenyum dan mengamati penampilan Da Kyung dengan penuh selidik, dari atas kepala hingga ujung kaki. Ya, inilah sosok calon istri yang ia pilihkan untuk Kim Won.
Di sudut lain, Myung Soo sibuk jeprat-jepret dengan kameranya. Bukan untuk mengambil gambar orang, tapi sibuk mengambil selca dirinya sendiri. Hyo Shin yang ada di sampingnya melihat heran, "Apa yang kau lakukan?".
Tapi, tiba-tiba Myung Soo berhenti seperti patung ketika bertemu pandang dengan presdir Kim yang duduk tak jauh darinya. Pandangan tajam presdir Kim semakin membuat Myung Soo gugup. Seakan pandangan itu bisa membunuhnya.
"Sial. Aku baru saja membuat ekspresi lucu di depan ayah Tan. Mata kami saling bertemu tadi", bisik Myung Soo gugup.
Hyo Shin menoleh ke belakang, dan masih melihat presdir Kim memandangi mereka. Sepertinya presdir Kim merasa tengah menjadi pembicaraan. Ia pun mengalihkan pandangannya, setelah bertatapan sebentar dengan Hyo Shin.
Tapi pandangan sesaat presdir Kim tadi sudah cukup membuat Hyo Shin keki. Meski tak melakukan kesalahan, ia jadi ikutan gugup dan salah tingkah seperti Myung Soo.
Bo Na dan Chan Young berdiri tak jauh dari mereka. Pasangan ini tampak tenang, mendadak Bo Na berseru, "Oh. My God!. Oppa". Ia langsung berlari menghampiri seorang pria, dan meninggalkan Chan Young.
"Oh My God! Oppa"', ucap Myung Soo latah, sembari mengambil segelas white wine dari nampan yang dibawa waitress.
Myung Soo berkata bukankah ini minuman kesukaan Hyo Shin. Hyo Shin membenarkan, "Hubungan cinta dan benci", jawab Hyo Shin sembari mengembalikan minuman itu ke waitress yang kebetulan lewat di depan mereka.
Chan Young menggigit bibir cemburu melihat Bo Na bermanja-manja dengan seorang pria di depan matanya. Pria itu bahkan menyentuh wajah Bo Na. Bo Na membawa pria itu kehadapan Chan Young. Bo Na tersenyum ingin memperkenalkan pria itu pada Chan Young, tapi Chan Young yang terbakar cemburu langsung menyela.
"Lee Bo Na!. Aku tahu kau akan melakukan ini. Bukankah aku sudah bilang aku akan mematahkan kakimu jika kau melakukan ini?".
"Lakukanlah, kakiku adalah milikmu", jawab Bo Na tersenyum senang.
"Bagaimana bisa kau mengatakan itu saat kau memegang tangan pria lain?. Lepaskan tanganmu sekarang!', ucap Chan Young dengan nada tinggi.
Pria yang di samping Bo Na tersenyum dan berkata, "Aku tidak suka kau berteriak pada adikku seperti itu".
"Siapa yang kau bilang adikmu", sahut Chan Young ketus...lalu tersadar dan melongo kaget.
Bo Na menjelaskan pria yang ada disampingnya adalah kakak Bo Na yang bersekolah di New York (cameo : Lee Hyun Jin).
"Kau dalam masalah sekarang", ucap Bo Na.
Chan Young langsung jinak, memperbaiki sikapnya dengan memberi salam dengan hormat. Tapi kakak Bo Na tak ingin melepaskan Chan Young begitu saja. Dengan santainya ia merangkul pundak Chan Young dan berkata, "Kau pasti Chan Young. Senang bertemu denganmu, Yoon Chan Young. Sekarang, karena kita sudah berkenalan, mari kita bicarakan lagi soal kaki adikku".
Bo Na tersenyum geli, bersikap tidak peduli dan meninggalkan Chan Young. Begitu pula dengan Myung Soo dan Hyo Shin yang ikutan geli. Mereka bertiga kompak memberikan kebebasan pada Chan Young untuk menyelesaikan urusannya dengan kakak Bo Na. Berada di situasi terjepit, Chan Young hanya bisa tersenyum canggung. Hahaha..LOL....
Kim Won datang bersama Spy Jung. Ia melihat Da Kyung tengah berbincang dengan akrab dengan Ny. Ji Sook. Kim Won menghela napas tidak suka, saat mereka bertatapan dari jarak jauh.
Saat mereka bica berdua, Kim Won berkata sepertinya pacar Da Kyung tidak datang hari ini. Da Kyung menjawab santai bahwa pacarnya terlalu miskin untuk datang ke pesta ini, sebagai gantinya ia datang bersama ayahnya yang kaya. Da Kyung menoleh ke tempat ayahnya duduk. Kim Won mengikuti arah pandang Da Kyung.
"Apakah kau punya pacar?", tanya Da Kyung kemudian.
Kim Won membenarkan dengan wajah tidak suka. Da Kyung tertawa dan merasa memiliki kecocokan dengan Kim Won, "Ayahku ingin sekali kita menikah?". Kim Won menegaskan bahwa mereka sama sekali tidak cocok. Da Kyung berkata itu bukanlah masalah. (Menikah bukan berdasarkan cinta, tetap berasaskan bisnis).
Kim Won mendengus kecil. Da Kyung berkata sepertinya orang yang berulang tahun hari ini belum datang. Ia mendengar Kim Won dan Kim Tan bukan saudara kandung, melainkan saudara lain ibu. Pertanyaan Da Kyung yang terkesan blak-blak'an ini membuat Kim Won semakin kesal.
Kim Tan, si pemilik pesta tiba di depan hotel Zeus, yang langsung di sambut dengan kilatan lampu kamera para wartawan. Ia tak memperdulikan para wartawan yang meminta pernyataanya. Membuat wartawan semakin penasaran siapa gadis yang ada di dalam mobil, apa tunangan Kim Tan.
Eun Sang keluar dari mobil dan berdiri berhadapan dengan Kim Tan diatas red carpet. Kilatan lampu kamera semakin menyerbu mereka. Kim Tan bertanya apa Eun Sang merasa takut. Eun Sang mengaku sedikit merasa gugup.
"Saat ini, suatu kehormatan bagiku kau ada disisiku, Cha Eun Sang", Kim Tan tersenyum dan menggandeng tangan Eun Sang melintasi red carpet menuju ruang pesta.
Kemunculan sang pangeran tampan dan cinderlela pastinya menjadi pusat perhatian. Presdir Kim dan Ny. Ji Sook yang saat itu sedang berbincang dengan para kerabat, terbelalak terkejut melihat Kim Tan datang bersama Eun Sang.
Tak hanya mereka, Kim Won juga terkejut melihat keberanian adiknya. Begitu pula dengan teman-teman Kim Tan terkejut melihat kejadian yang tidak disangka ini.
Myung Soo, sang paparazzi langsung membidikan kameranya saat pasangan itu jalan di depannya. Chan Young, teman Eun Sang sedari kecil, terkejut takjub melihat penampilan Eun Sang yang tampak cantik dan anggun. Mungkin, ia akan terus memandangi Eun Sang jika saja Bo Na tidak mememukul lengannya. Hehe..Bo Na cemburu...
Dengan langkah mantap, Kim Tan berjalan menghampiri ayahnya. Ia berhenti tepat di depan presdir Kim dan menyapanya. "Kami sudah datang, ayah". Eun Sang meski terlihat gugup, tetap memberi salam dengan hormat.
Presdir Kim tak menjawab, seolah tak mendengar. Ia yang terlalu shock hanya diam memandangi tangan putranya yang menggenggam erat tangan Eun Sang.
Kim Tan mengucapkan terima kasih untuk pesta ulang tahun yang sangat meriah ini. Presdir Kim memandang marah. Ny. Ji Sook berbisik mengingatkan masih banyak wartawan yang melihat mereka.
"Dia pacarku", jawab Kim Tan tanpa ragu, sembari tersenyum pada Eun Sang. Ia bahkan memperkenalkan Eun Sang pada mereka. Eun Sang pun memberi salam, membuat Ny. Ji Sook dan presdir Kim semakin tegang.
"Hei, apa karena nona yang menjadi alasan kenapa kau membatalkan pertunanganmu?', tanya sepupu Kim Tan.
Para wartawan yang berjubelan di pintu masuk, berteriak meminta presdir Kim memberikan pernyataan. Kim Won seperti menunggu apa yang akan dikatakan ayahnya. Begitu pula dengan Kim Tan yang tampak tenang dan tersenyum tipis. Karena dia yakin kalau ayahnya tidak akan bertindak gegabah di depan wartawan.
Sembari tersenyum, presdir Kim berkata kalau wartawan sudah cukup banyak mengambil foto, jadi sekarang mereka boleh pergi. Presdir Kim memberi kode pada spy Jung. Spy Jung yang tanggap langsung mengusir para wartawan itu keluar.
Presdir Kim langsung meledak begitu mereka bicara di ruangan lain, "Apakah kau gila?. Banyak yang melihatmu hari ini! Kau pasti sudah gila karena datang seperti ini di depan kamera", Presdir Kim menunjuk tangan Kim Tan yang menggenggam tangan Eun Sang.
"Aku ingin memperlihatkan Eun Sang kepada dunia. Aku tidak takut lagi dengan kritik orang lain maupun Ayah".
"Seberapa pentingnya itu?. Seberapa hebatnya hingga penting bagimu menunjukkan hal seperti ini?. Aku berusaha memberimu dunia yang lebih besar!. Aku menyerahkan piring perak untukmu", ujar presdir Kim marah.
"Aku tahu dunia yang seperti apa yang ingin ayah berikan padaku. Tapi ayah, Eun Sang lebih menarik dari pada dunia yang ayah berikan. Jadi kumohon restui kami berdua, ayah".
"Hah", presdir Kim menghela napas keras, speechless. Terlalu shock dan tidak percaya mendengar kata-kata putranya. Ia diam menenangkan diri sembari mengatur napasnya.
Presdir Kim memandang Kim Tan, Eun Sang menunduk takut. Ia menarik napas panjang lalu berkata, "Baiklah. Jika kau sangat mencintainya...Lanjutkan dan berpacaranlah".
Kim Tan dan Eun Sang terkejut mendengar pendirian presdir Kim yang tiba-tiba berubah. Kim Tan bertanya apakah ayahnya serius. Presdir Kim berkata meskipun begitu ia tetap tidak akan merestui hubungan mereka, "Aku percaya bahwa kau pasti akan menyesali keputusanmu".
Dan pada Eun Sang presdir Kim berkata, "Suatu hari, kau juga akan menyesal telah membuat anakku jatuh hati padamu seperti ini".
Presdir Kim berdiri, ia tahu Ny. Han berada di hotel ini. Di kamar 3409, "Jangan pikir, aku sudah melepaskanmu begitu saja. Aku hanya melepaskanmu hari ini saja".
Presdir Kim pergi, Kim Tan dan Eun Sang menoleh melihat kepergiannya. Eun Sang yang merasa bingung dan gugup bertanya perkataan presdir Kim tadi itu apakah sebuah persetujuan atau ancaman?.
"Persetujuan yang bisa berubah menjadi ancaman kapan saja", ujar Kim Tan.
Melihat wajah Eun Sang yang bingung, Kim Tan minta Eun Sang untuk mengerti maksud perkataan kasar ayahnya. Ucapan tadi muncul, karena presdir Kim ingin menjaga harga dirinya yang tinggi.
Eun Sang mengangguk mengerti, "Lalu kita.....".
Kim Tan membenarkan apa yang dipikirkan Eun Sang, "Kita berhasil melewati pintu itu".
Kim Tan menarik Eun Sang dalam pelukannya. Mereka berpelukan beberapa saat, sama-sama merasakan kelegaaan karena telah melewati satu rintangan besar di depan mereka.
Kemudian Kim Tan melepas pelukannya dan mengajak Eun Sang merayakan ulang tahun yang sebenarnya. Ia memberitahu Ny. Han pergi dari rumah dan menginap di salah satu kamar hotel ini, di lantai 34. Eun Sang kaget mendengar Ny. Han pergi dari rumah.
Kim Tan berkata meski pergi dari rumah, ibunya masih terkurung di dalam kamar, dia bahkan tidak bisa datang ke pesta ulang tahun anaknya sendiri. Jadi mereka yang harus pergi menemui Ny. Han. Eun Sang tersenyum dan mengangguk setuju.
Dikamarnya, Ny. Han diam menyendiri memandangi kelap kelip lampu malam. Ia yang tak bisa datang ke pesta putranya tampak pasrah dan sedih.
Rasa senang dan terkejut Ny. Han itu saat melihat Eun Sang. Ia langsung memberondong pertanyaan, "Eun Sang? Kau ada di Seoul?. Bagaimana mungkin ibumu tidak pernah meneleponku?".
Ny. Han melihat dress yang di pakai Eun Sang. Lalu dengan nada cemas menoleh ke putranya, "Apa kau membawanya ke pesta?".
Kim Tan tak menjawab, ia minta ibunya mengucapkan selamat ulang tahun untuknya sebelum lilinya mati. Ny. Han tersadar, lalu mempersilahkan mereka masuk dengan membuka pintu lebar-lebar, selebar senyumnya saat ini.
Di dalam, Ny. Han mengucapkan selamat ulang tahun pada Kim Tan dan berterima kasih telah terlahir sebagai putranya. Kim Tan juga berterima kasih pada ibunya.
"Aku akan meniup lilinnya", ucap Kim Tan langsung meniup lilin penuh semangat. Ny. Han melonjak kaget seraya menepuk pelan pundak Kim Tan.
"Harusnya kau membuat permohonan dulu! Kami bahkan belum menyanyi untukmu". protes Ny. Han. Eun Sang tersenyum geli.
"Aku sudah membuat permohonan. Dan itu rahasia", jawab Kim Tan membuat Ny. Han sedikit merengut.
Kim Tan mengeluarkan sekotak hadiah. Ia memutar badan ibunya dan minta jangan bergerak. Eun Sang tersenyum. Ny. Han berbisik apa yang sedang di lakukan Kim Tan sekarang.
"Dia mengeluarkan sesuatu yang berkilau dan indah", jawab Eun Sang.
Kim Tan tersenyum setelah selesai memasangkan kalung ke leher ibunya. Ny. Han tersentuh saat menggenggam kalung dengan liontin kunci pemberian Kim Tan. Kunci yang bisa membuka pintu kebebasan baginya, yang selama 18 tahun ini terkurung di dalam kamar.
Kim Tan berlutut di depan ibunya, "Terima kasih sudah melahirkan aku, Ibu. Aku harap Ibu bahagia hidup sebagai ibunya Kim Tan".
"Tentu saja, ibu sangat bahagia. Dan akan selalu bahagia. Terima kasih putraku", ucap Ny. Han dengan mata berkaca-kaca.
Ny. Han merasa heran bagaimana Kim Tan dan Eun Sang bisa keluar hidup-hidup dari pesta itu. Kim Tan berkata presdir Kim membiarkan mereka pergi. Ny. Han menilai presdir Kim sudah kalah, dan ia juga tak ingin kalah dari ayah Kim Tan.
"Kurasa Ayah juga membiarkan Ibu lolos. Ayah tahu kalau Ibu ada disini", tambah Kim Tan.
Ny. Han langsung terbelalak mendengar penjelasan Kim Tan. Merasa tempat bersembunyiannya tak aman lagi, ia pun langsung bertanya dimana Eun Sang dan ibunya tinggal sekarang?.
(Ya..elah Ny. Han, presdir Kim juga udah tahu kali dimana Eun Sang tinggal).
Keesokan harinya, Hee Nam tampak gelisah mondar-mandir menunggu di jalan besar dekat rumah. Tak lama kemudian, sebuah mobil sedan berhenti di depannya.
"Ahjuma", seru Ny. Han begitu keluar dari mobil. Hee Nam melambaikan tangannya. Ny. Han langsung menghampiri Hee Nam dan mereka pun berpelukan, seperti teletubbies ^-^.
Ny. Han tetap dengan gaya Nyonya besarnya memarahi Hee Nam, "Teganya kau melakukan ini padaku?. Bagaimana kau bisa pergi tanpa memberitahuku?. Kau jahat sekali!. Aku tahu aku jahat padamu. Tapi ada hal yang disebut hubungan cinta dan benci!".
Hee Nam justru tersenyum di marahi seperti itu, dengan bahasa isyarat dia berkata, "Aku tidak membenci anda. Aku meninggalkan sebuah surat". Tanpa di minta Eun Sang menerjemahkan apa yang dikatakan ibunya.
Ny. Han membenarkan, surat yang hanya ditulis 3 baris, dan itu membuatnya sangat marah, "Lihatlah dirimu. Kau menjadi kurus sekarang. Tinggal bersamaku adalah hal yang terbaik, bukan?". Hee Nam tersenyum lebar mengangguk-mengangguk, membenarkan perkataan Ny. Han.
Ny. Han merasa kedinginan dan mengajak Hee Nam untuk segera masuk ke dalam rumah. 2 ahjuma ini bergandengan tangan menuju rumah. Ny. Han bertanya apa Hee Nam merindukannya. Hee Nam mengiyakan. Ny. Han tidak percaya, "Pembohong. Kenapa kau tidak pernah mengirimiku sms!.
Meski mengomel, Ny. Han terlihat sangat senang bisa kembali bertemu dengan Hee Nam. Mereka seperti sahabat yang lama tidak bertemu. Eun Sang yang mengikuti di belakang, tersenyum melihat keakraban 2 ibu itu. Ia menelpon Kim Tan, memberitahu tahu bahwa mereka sudah sampai, dan kedua ibu mereka langsung berpelukan, "Dan pacarku ini, sedang ada di mana sekarang?".
(Aw...aw...pacarku....)....
Kim Tan tersenyum geli mendengar cara Eun Sang memanggilnya dengan sebutan pacar. Ia berkata ingin pergi menemui Young Do, ada yang harus ia bicarakan. Kim Tan berjanji akan menjemput Eun Sang besok, beserta kedua ibu mereka.
Kim Tan tiba di kamar Young Do, keduanya duduk berhadapan. Sama-sama diam dalam waktu lama (gengsi). Young Do yang tak tahan lagi, akhirnya bertanya kenapa Kim Tan diam saja.
"Tentang ibuku", ucap Kim Tan masih menunduk.
"Jangan lakukan itu", cegah Young Do merasa tidak nyaman, "Akan lebih baik jika kita tidak saling minta maaf ataupun berterima kasih".
Kim Tan memandang Young Do dan berkata, "Terima kasih dan aku minta maaf", (minta maaf untuk apa?. Untuk kejadian 3 tahun yang lalu???).
"Kenapa kau mengatakannya padaku. Lalu aku harus bagaimana?", keluh Young Do.
Kim Tan berkata Young Do tak perlu mengatakan apapun, ia hanya merasa harus mengatakan apa yang ia rasakan. Kim Tan pamit dan beranjak pergi. Young Do memanggil, Kim Tan berkata Young Do tak perlu mengantarnya.
"Tentang ibuku...", ucap Young Do menghentikan langkah Kim Tan, "Itu bukan salahmu aku kehilangan dia. Karena dialah yang pergi dengan cepat. Tapi aku harus membencimu karena hal itu. Aku harus melakukannya".
"Aku tahu. Aku pergi", sahut Kim Tan pergi dengan tenang.
Jusru sikap tenang Kim Tan itu membuat Young Do semakin merasa menyesal karena telah menyalahkan dan membenci Kim Tan selama 3 tahun ini.
Perasaan kecewa dan sedih semakin tergambar jelas di wajah Young Do, saat melihat foto Kim Tan dan Eun Sang di pesta. Foto-foto itu terjejer rapi di atas meja studio Myung Soo. Matanya tertuju pada foto Eun Sang, yang mengingatkannya pada perasaan sakit atas cinta sepihaknya. Langkah berani yang diambil Kim Tan membawa Eun Sang ke pesta, semakin menunjukan betapa seriusnya hubungan mereka.
Myung Soo yang baru keluar dari kamar kecil langsung tanggap. Buru-buru ia menutupi foto-foto itu dengan mendudukinya. Seperti biasa Myung Soo tersenyum dengan gaya cute-nya, sembari bertanya kapan Young Do datang, apa sudah makan.
"Aku sudah melihat foto-foto itu", ucap Young Do mencoba bersikap seperti biasa.
"Kau sudah melihatnya", kata Myung Soo lalu memarahi Young Do. Ia sudah pernah bilang sebelumnya, cinta pertama tidak akan berhasil. Seharusnya Young Do mendengarkan ucapannya sebelum terluka seperti ini.
Young Do menyangkal kalau ia tidak terluka. Seperti mengetahui hal ini akan terjadi, Myung Soo sudah menyiapkan sesuatu yang lucu, untuk Young Do yang patah hati.
Jang...jang...jang...Myung Soo menunjukan kertas yang melarang Kim Tan, Eun Sang dan anjing masuk ke dalam studionya. Ia berencana menempel kertas itu di pintu depan.
Young Do menyuruh Myung Soo menyingkirkan gambar si malang itu (gambar anjing), dia tidak melakukan kesalahan apapun. Myung Soo menurut dan berkata akan mengeluarkan gambar si malang (menunjuk foto Eun Sang). Bagaimana pun juga, Eun Sang adalah cinta pertama Young Do.
"Aku akan membunuhmu". ujar Young Do menepuk kaki Myung Soo seraya tersenyum. Myung Soo tersenyum cute, usahanya berhasil memancing senyum Young Do.
Myung Soo si wajah cute yang berhati baik... ^-^
Young Do berlatih Yudo dengan lebih keras dari biasanya. Pelatih yudo bertanya apa yang tengah merasuki Young Do. Young Do bertekad ingin mengalahkan ayahnya tanpa kecurangan apapun. Pelatih berkata hal itu jauh dari jangkauan Young Do, karena ayah Young Do sangat kuat.
"Aku hanya perlu berusaha lebih keras", ucap Young Do berhasil membanting pelatih. Dan terus berlatih sampai ia merasa puas.
Ny. Han dan Hee Nam minum soju di siang hari, beberapa botol telah mereka habiskan hinngga membuat keduanya sedikit mabuk. Hee Nam menulis di notesnya, "Anda seharusnya tidak meninggalkan rumah. Anda tidak memiliki keterampilan. Anda juga sudah tidak muda lagi. Anda pasti sudah tahu itu!!".
Ny. Han mengomentari 2 tanda seru pada tulisan Hee Nam, "Aku tidak menyukai itu. Gelasku sudah kosong dari tadi. Kau bahkan tidak menuangkan minuman untukku. Kau jahat!".
Hee Nam menuangkan minuman untuk Ny. Han dan dirinya sendiri. Setelah meneguk minumannya. Dengan sedih Ny. Han berkata tidak menyangka hidupnya akan seperti ini. Menginginkan tas wanita lain, rumah wanita lain dan suami wanita lain. Sekarang ia tengah di hukum karena mendambakan semua itu.
"Menjadi seorang istri. Menjadi ibu bagi anakku. Aku tidak bisa melakukan satupun dari itu".
Hee Nam memandang Ny. Han dengan iba. Sadar akan menangis, Ny. Han buru-buru pergi ke toilet.
Ny. Han tidak pergi ke toilet, melainkan duduk di pantai menangis tersedu-sedu, menyesali semua yang terjadi. Hee Nam yang mengenal Ny. Han dengan sangat baik pun menyusul keluar.
Ia duduk di samping Ny. Han, menemani dalam diam. Membiarkan Ny. Han menangis, menumpahkan semua perasaannya.
Kim Tan berada di cafe, baru saja ia ingin menelpon Eun Sang, tapi gadis itu langsung muncul di hadapannya. Kim Tan kaget, "Bagaimana kau tahu aku disini?. Aku baru saja mau menelponmu".
"Lalu siapa?", tanya Kim Tan ingin tahu.
"Pria lain", jawab Eun Sang santai.
Kim Tan sontak berdiri, marah dan cemburu, "Aish...siapa?. Siapa dia, tengah malam begini?".
Laki-laki itu adalah Kim Won yang muncul dengan wajah polosnya, giliran Kim Tan memandang heran Eun Sang dan Kim Won bergantian. Eun Sang hanya mengangkat bahu tak tahu.
Kim Tan tak setuju dengan keinginan Eun Sang yang ingin pindah ke rumah lamanya. Eun Sang berkata ia ingin kembali ke kehidupan lamanya, disanalah kesehariannya sebelum tinggal dikamar pelayan rumah keluarga Kim.
Kim Won mengusulkan lebih baik Eun Sang pindah ke apartemen, ia tahu uang tak bisa menyembuhkan luka atau mengembalikan kehidupan lama Eun Sang, anggap saja itu sebagai kompensasi.
"Aku sudah membicarakannya dengan ibuku. Aku telah memutuskan untuk pindah kembali ke rumah lamaku. Aku sangat berterima kasih atas dukunganmu", tolak Eun Sang sopan.
"Aku tidak pernah mendukungmu. Aku hanya ingin mengembalikan semuanya ke tempatnya semula", sangkal Kim Won.
Kim Tan sakit kepala mendengar penolakan Eun Sang. Tak bisakah Eun Sang tinggal di apartemen saja, "Kau tidak tahu kesepakatan seperti apa yang telah aku buat dengan kakakku demi itu. Sudahlah, pokoknya kesana saja".
Eun Sang tidak mau, "Bagaimana aku bisa pergi ke sana?. Tidak ada jaminan antara kau dan aku".
"Apa?", Kim Tan mendelik kesal mendengar ucapan Eun Sang.
"Apartemen itu akan menjadi beban jika kita putus nanti. Aku merasa aku akan mati tanpamu, tapi kau tidak pernah tahu apa yang akan terjadi", sambung Eun Sang.
"Hei! Aku juga tidak sanggup hidup tanpa dirimu!. Itulah masa depan kita, bodoh!', sahut Kim Tan.
"Hei!. Kalian", sela Kim Won.
Kim Tan langsung menghentikan, "Hyung! Sebentar! Aku akan mengurusnya".
Kim Tan bertanya apakah Eun Sang serius dengan kata-katanya. Eun Sang berkata tidak ada jaminan mereka akan bahagia selamanya, "Aku mungkin bisa saja memutuskanmu nanti". (Eits..beneran nich, apa Eun Sang gak bakal nyesel nantinya???).
"Diam", ucap Kim Tan kesal, "Aku tak bisa membiarkan hal ini", ia menarik tangan Eun Sang untuk berdiri, pamit pada Kim Won lalu membawa Eun Sang pergi.
Hahaha...Kim Won pun tertawa geli melihat kelakuan mereka. Tapi hanya sesaat, karena tawanya itu langsung sirna, berganti dengan helaan nafas berat. Pastinya, hubungan Kim Tan - Eun Sang, mengingatkan hubungannya dengan Hyun Joo.
Rupanya Kim Tan membawa Eun Sang pergi kerumah Eun Sang sendiri. Eun Sang dan Kim Tan berlutut. Dengan sikap gentleman, Kim Tan meminta maaf atas semua masalah yang mereka timbulkan, Kim Tan berjanji untuk kedepannya masalah seperti ini tidak akan terjadi lagi.
Hee Nam tak menjawab, hanya menunduk sembari mencabuti benang-benang dari kaos kaki yang ia pegang. Eun Sang menunggu dengan sabar restu dari Hee Nam, tapi Hee Nam tetap diam tak jua memberi jawaban.
Tiba-tiba, Ny. Han keluar dari kamar dengan tak sabar, "Aku sudah tak tahan".
Kim Tan dan Eun Sang bengong melihat penampilan Ny. Han dari atas hingga bawah. Hahaha, lucu banget liat ekspresi mereka berdua. Penampilan Ny. Han terlihat biasa, seperti ibu-ibu kebanyakan. Tidak lagi glamor layaknya nyonya besar.
Kim Tan dan Eun Sang bengong melihat penampilan Ny. Han dari atas hingga bawah. Hahaha, lucu banget liat ekspresi mereka berdua. Penampilan Ny. Han terlihat biasa, seperti ibu-ibu kebanyakan. Tidak lagi glamor layaknya nyonya besar.
Ny. Han bertanya kenapa semuanya diam, "Ahjuma. Apakah kau tidak merestui mereka?. Kau terlihat tidak menyetujuinya", ucap Ny. Han dengan nada kesal sembari berkacak pinggang.
"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa menyetujui ini. Aku tidak ingin lagi berhubungan dengan keluarga anda. Ini sudah sangat sulit untuk anakku", jawab Hee Nam menggunakan bahasa isyarat.
"Ibu", panggilan Eun Sang pelan, diantara ke-3 orang hanya Eun Sang yang mengerti arti dari bahasa isyarat yang digunakan ibunya.
"Apakah dia tidak menyetujuinya?", tanya Ny. Han menangkap ekspresi sedih di wajah Eun Sang. Ia pun jadi kesal pada calon besan-nya itu, " Putraku tampan. Tinggi, baik dan mengorbankan hidupnya demi Eun Sang. Dia bisa mendapat yang lebih baik. Tapi, kenapa kau tidak menyetujuinya?".
Tak mau kalah, Hee Nam dengan bahasa isyaratnya pun berkata kalau Eun Sang-nya itu cantik, baik dan pintar di sekolah. Ny. Han mengeryitkan dahi tak mengerti, kalau tahu pasti bakal panjang nich debatnya.
Eun Sang berdehem pelan, Kim Tan yang tak mengerti maksudnya bertanya pada Eun Sang, apa yang dikatakan ibu Eun Sang. Sebelum Eun Sang menjawab, Hee Nam lebih dulu menunjuk putrinya marah
"Kau! Jam malam barumu adalah pukul 9. Jangan sampai kau terlambat. Aku akan membunuhmu jika kalian datang ke sini sambil perpegangan tangan lagi".
Eun Sang nyengir menerima ulitmatum dari ibunya itu. Tapi pada Kim Tan dia berkata, "Pastikan aku pulang dengan selamat sampai di rumah, dan kita boleh pegangan tangan mulai sekarang".
Hee Nam tentu saja marah mendengar putrinya berbohong. Ia hendak memukul Eun Sang, tapi Kim Tan bergerak cepat dan melindungi Eun Sang, hingga Kim Tan lah yang terkena pukulan di bahunya. Ny. Han memekik terkejut.
Waktu seakan berhenti, semuanya membeku di tempatnya dengan ekspresi terkejut. Hee Nam paling kaget karena baru saja memukul tuan muda Kim Tan. Eun Sang berpikir cepat, berbisik menyuruh Kim Tan melakukan keahliannya, yakni merengek.
Semula Kim Tan bingung, namun ia langsung sadar dan menjatuhkan dirinya sembari mengerang kesakitan. Hahahaha....padahal cuma di getok dikit.
Hee Nam tampak ketakutan, melihat Kim Tan yang mengerang kesakitan luar biasa. Seperti orang yang habis di gebukin massa. Apalagi saat Eun Sang dengan panik bertanya, "Tan-ah. Apakah kau baik-baik saja?. Apakah sakit?".
"Aaahhhh....Aku akan baik-baik saja jika ibumu merestui kita", ucap Kim Tan dengan nada mengerang. (Hahahaha...)
"Tuntut dia juka dia tidak menyetujuinya. Tuntut dia", Ny. Han ikut berakting, mendukung putranya.
Hee Nam memukul Kim Tan sekali lagi, sadar kalau pacar anaknya itu hanya berakting kesakitan. Pukulan kedua ini membuat Kim Tan mengerang lebih keras. Hee Nam mendelik kesal, tapi ia tak berkata apa-apa lagi. Kembali menyibukan dirinya dengan mencabuti benang dari kaos kaki.
Dari sikap diam Hee Nam, Eun Sang sudah tahu kalau ibunya itu telah memberikan restu. Eun Sang tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Kim Tan buru-buru duduk berlutut, "Terima kasih, ibu".
Hee Nam tak menjawab, senyum tipis menghiasi bibirnya. Ny. Han tersenyum senang, lalu duduk membantu Hee Nam mencabuti sisa benang dari kaos kaki.
Kim Tan dan Eun Sang diam-diam tos. Merasa senang karena usaha mereka berhasil, dengan begini restu dari kedua orang tua telah mereka kantongi.
Kim Tan dan Eun Sang diam-diam tos. Merasa senang karena usaha mereka berhasil, dengan begini restu dari kedua orang tua telah mereka kantongi.
Keesokan harinya, Eun Sang membawa barang-barangnya pindah ke rumahnya yang lama. Ia tampak senang bisa kembali kesini. Rasa senangnya itu berubah menjadi terkejut saat melihat Kim Tan keluar dari rumah lamanya. Rupanya Kim Tan lebih dulu datang. Eun Sang heran bagaimana bisa Kim Tan masuk ke sana.
Eun Sang tersenyum dan turun kebawah. Kim Tan menutup mata Eun Sang menuntunya masuk ke dalam. Karena mata Eun Sang tertutup, ia pun jalan berbelok-belok. Kim Tan menyuruh Eun Sang jalan lurus. Apa susahnya jalan lurus.
"Apakah kau bisa berjalan lurus dalam keadaan gelap?", protes Eun Sang.
"Percaya padaku dan jalan lurus", ujar Kim Tan.
Eun Sang ngomel, apakah Kim Tan harus menutup matanya. Tak mau kalah, Kim Tan pun mengancam, "Berhenti membalas perkataanku! Apakah kau lupa apa yang akan aku lakukan jika kau membantah perkataanku?".
Tapi Eun Sang bukanlah gadis penurut, ia berkata pernah tinggal di rumah ini sebelumnya, ia hapal semua sudut bagian rumah ini dan tidak ada hal yang mengejutkan. Kim Tan menekan tombol enter di laptopnya dan melepas tangannya.
Eun Sang membuka mata dan terkejut melihat tayangan screen yang ada di hadapannya. Screen itu menampilkan slide show video dirinya. Kim Tan memeluk Eun Sang dari belakang dan menonton video itu bersama.
"Kau menyukainya?", tanya Kim Tan.
Eun Sang terharu dengan mata berkaca-kaca, ia bertanya kapan Kim Tan mengumpulkan semua potongan video itu. Kim Tan mengaku hampir tidak bisa bernapas saat mengedit video itu.
"Aku terlihat sangat fotogenik", komentar Eun Sang menyembunyikan rasa harunya.
Kim Tan heran, Eun Sang tak pernah mengaku tersentuh ataupun terharu dengan apa yang sudah ia lakukan. Eun Sang menegaskan bahkan dia penyuka film horor, film romantis bukanlah kesukaanya.
Kim Tan tersenyum membenarkan perkataan Eun Sang, "Memang asyik nonton thriller dirumah sendiri. Tapi untuk sekarang, ayo kita nonton yang romantis".
Kim Tan memandang Eun Sang dengan tatapan penuh arti (hihi..minta lebih). Eun Sang bergidik waspada buru-buru melepaskan diri menjauhi, "Jangan lakukan itu".
"Melakukan apa", tanya Kim Tan menggoda, "Ruang tamunya cuma sebesar dua langkah".
Benar saja dengan langkah kakinya yang lebar, Kim Tan berhasil mengejar Eun Sang hanya dalam dua langkah. Eun Sang menjerit karena Kim Tan berhasil mengejarnya. Ia pun kembali berlari menghindari Kim Tan dan berkata ibunya akan segera sampai.
"Tidak apa-apa. Aku bisa mengunci pintunya", jawab Kim Tan santai. Ia benar-benar mengunci pintu lalu kembali mengejar Eun Sang.
Eun Sang protes apa yang Kim Tan lakukan. Usai mengunci pintu, Kim Tan kembali mengejar Eun Sang. Yang dikejar pun berteriak panik saat Kim Tan hampir menangkapnya. Mereka tertawa riang bermain kejar-kejaran di ruangan yang kecil itu. (Hihihi..gemes liat mereka. Sweet couple).
Dikantin sekolah, Rachel tak sengaja menyenggol Rachel. Dengan gaya cueknya, ia diam saja tidak mau meminta maaf. Bersikap seperti tidak ada yang terjadi, Rachel mengambil tempat duduk mulai makan.
Ye Sol yang tidak terima langsung protes. Seharusnya Rachel minta maaf karena telah menyenggolnya. 2 teman Ye Sol pun ikut nimbrung, bagaimana cara keluarga Rachel mengajarkan sopan santun.
Rachel menatap mereka marah. Seakan menantang, mereka tanya, "Apa lihat-lihat. Kami sudah dengar rumornya. Pertungan anatar ayah Young Do dan ibumu sudah dibatalkan. Kami dulu takut padamu karena kau tunangan Kim Tan!".
Terdengar suara sendok di banting kemeja. Ketiga gadis itu menoleh kaget melihat Young Do duduk di belakang mereka.
"Bagaimana dengan menjadi adik Choi Young Do?", ucap Young Do bernada ancaman. Lalu berdiri, "Kurasa akhir-akhir ini aku terlalu baik".
Ye Sol dan 2 teman-nya langsung kabar tanpa diminta. Young Do mendekati Rachel, dengan nada berbisik ia berkata, "Anak-anak lain sedang melihat. Berdirilah. Ayo ke luar".
Rachel menurut meski dengan wajah kesal. Rachel merasa risih saat Young Do merangkul pundaknya. Young Do melakukan ini agar anak-anak lain berpikir mereka memang dekat, sebagai kakak adik. Dengan begitu anak-anak usil itu tidak akan menganggu Rachel.
Rachel bertanya bukannya Young Do tidak ingin menjadi jahat lagi, dan menaikan rambutnya seperti gaya dulu. Young Do menjawab kalau ia menyukai model rambutnya yang sekarang.
Rachel pergi mendahului Young Do. Young Do tertegun mendengar kritikan Rachel. Ia mengejar Rachel, sembari menyentuh poni yang menutupi keningnya. Hahaha.
Diluar, Rachel berkata anak-anak sekarang tidak terlalu takut lagi pada Young Do seperti dulu. Young Do menjawab tapi setidaknya ia bisa menyelamatkan adiknya.
"Bagaimana bisa aku masih adikmu?", tanya Rachel heran.
"Karena aku adalah oppamu. Kau bisa mengandalakanku sekarang ataupun nanti", jawab Young Do santai.
(Hm..ksatria baja hitam, selalu memegang teguh janjinya)
(Hm..ksatria baja hitam, selalu memegang teguh janjinya)
Rachel berkomentar sepertinya Young Do memiliki banyak wakut luang, "Apakah kau sudah berakhir dengan Cha Eun Sang?".
"Tidak ada yang harus aku akhiri. Aku bahkan tidak membutuhkan persetujuannya. Saat aku selesai, semuanya berakhir".
"Apakah perusahaan ayahmu baik- baik saja?", tanya Rachel tampak khawatir.
Young Do berkata sejauh ini semuanya masih baik-baik saja. Rachel berharap tetap seperti itu. Ia mengatakan ini bukan bermaksud menghibur Young Do, "Kita sudah menghabiskan satu semester untuk saling menghibur satu sama lain. Aku akan kembali ke kelas".
Rachel masuk ke dalam meninggalkan Young Do. Young Do menghela napas, ketika membalikan badan ia melihat kemunculan Eun Sang di depannya. Young Do jalan menghampiri Eun Sang. Eun Sang ingin menyapa Young Do, tapi Young Do melewatinya begitu saja dengan dingin.
Eun Sang berbalik, memandangi Young Do yang berjalan menjauh darinya. Young Do benar-benar tidak mau bertegur sapa dengan Eun Sang.
Eun Sang pergi ke aula, ia mendengar anak-anak yang berkata hasil ujian sudah keluar. Eun Sang bergegas ingin melihat papan pengumuman. Tapi langkahnya terhenti karena tiba-tiba Bo Na menghadang jalannya.
"Kenapa?", tanya Eun Sang bingung.
"Hasil tes sudah keluar. Jika Chan Young kalah dari Rachel karena dia khawatir saat kau menghilang. Aku akan menangis!", ucap Bo Na jutek meninggalkan Eun Sang.
Eun Sang yang sudah biasa dengan sikap Bo Na hanya tersenyum geli. Sama sekali tidak memasukannya ke dalam hati.
Tapi papan pengumuman itu sudah lebih dulu di kuasai Kim Tan. Dengan tinggi badannya, ia menutupi kertas hasil ujian. Untuk benar-benar menutupinya dengan sempurna, Kim Tan bahkan berjinjit dan mengangkat jaketnya agar peringkat di atas tidak terlihat oleh siapapun.
Anak-anak mengajukan protes, tapi Kim Tan malah menyuruh anak-anak itu untuk pergi. Hanya satu yang bisa menghentikan tingkah jahil Kim Tan ini, tak lain tak bukan adalah "Cha Eun Sang".
"Kim Tan", panggil Eun Sang dari jauh memandang heran.
Tapi teguran itu malah membuat Kim Tan panik, buru-buru ia merobek setengah dari hasil ujian. Meyembunyikannya di balik jaket, lalu membawanya kabar melewati Eun Sang.
Eun Sang teriak memanggilnya, "Kau mendapat peringkat terakhir lagi?. Hei, Kim Tan. Berhenti di situ!".
Tapi Kim Tan terus lari secepat mungkin, Eun Sang yang tak sanggup mengejar berteriak frustasi, "Kau bilang kau akan selalu ada di belakangku".
Ciitt...Kim Tan langsung ngerem mendadak (hahaha, remnya pakem). Ia menoleh ke Eun Sang dan berkata, "Kalau begitu, kau jalan duluan".
Hahaha...Eun Sang tersenyum senang dan jalan berjingkrak-jingkrak menghampiri Kim Tan, "Ohh! Pria yang menepati janjinya?". Eun Sang dengan cepat merebut kertas itu dan kabur melarikan diri. (Ya elah..pasangan ini kelakuannya gak jauh beda...)
"Itu sich curang", protes Kim Tan menyusul Eun Sang.
Kim Tan berhasil menyusul Eun Sang di taman. Ia menarik hoodie jaket Eun Sang, sembari bertanya di mana Eun Sang menyembunyikan kertas hasil ujian itu, "Kembalikan". Eun Sang melepaskan diri. Menyuruh Kim Tan menjauh, "Ibuku menyuruhku untuk tidak bergandengan tangan denganmu".
"Tapi ibumu tidak ada di sini", kilah Kim Tan. Tetap saja Eun Sang menyuruh Kim Tan menjauh..
Eun Sang heran kenapa Kim Tan merobek hasil ujiannya. Dengan kesal Kim Tan mengaku belum siap melihat nilainya. Eun Sang berkata pada akhirnya semua orang akan melihatnya. Apa gunanya menyembunyikannya sekarang?.
"Aku trauma!. Kembalikan padaku, cepat.", pinta Kim Tan memaksa.
Dengan manis Eun Sang tanya apa Kim Tan yakin akan menduduki peringkat 100 lagi, "Kau mau minum?".
Eun Sang mengeluarkan dompetnya dan mendekati mesin minuman. Ia membuka dompet untuk mengambil uang dan Kim Tan melihat hasil ujian yang ia robek tadi terlipat rapih di dalam dompet Eun Sang.
Tepat pada saat itu, ponsel Eun Sang berdenting menerima pesan masuk. Kim Tan langsung merebut dompet Eun Sang dan menyembunyikannya di dalam jaket. Eun Sang yang kaget tentu saja protes, "Hei!. Apa yang kau lakukan. Kembalikan dompetku".
Tangan Eun Sang terulur ingin mengambil kembali dompetnya, tapi Kim Tan menahan tangan Eun Sang dengan cepat, "Coba lihat. Kau menggunakan kekuatanmu lagi". Eun Sang heran sebenarnya seberapa buruk nilai Kim Tan hingga sangat panik seperti ini, ia tetap bersikukuh minta dompetnya di kembalikan.
"Sebaiknya kita sama-sama tak usah melihat dan saling percaya saja. Aku ingin hubungan kita langgeng", ucap Kim Tan ngeles.
"Kau memang hebat, Kim Tan", ucap Eun Sang putus asa.
Kim Tan menyuruh Eun Sang membaca pesan yang baru saja masuk, ia akan menunggu. Meski kesal, Eun Sang mengikuti perkataan Kim Tan, membuka pesan kakao talk dari Chan Young. Pesan itu berupa postingan hasil ujian.
"Untuk hakmu melihat hasil tes yang sudah Kim Tan robek, aku memposting ini", bunyi pesan Chan Young.
"Chan Young memposting hasil ujian. Tunggu saja kau", ancam Eun Sang. Hahahaha...
Kim Tan langsung kesal, berusaha merebut ponsel Eun Sang. Aksi rebutan itu terhenti karena mereka membaca komentar-komentar di bawahnya. Bo Na yang pertama kali meninggalkan komentar. Komentar lainya menertawakan Myung Soo....Hahaha..LOL...
Eun Sang heran kenapa semua ketawa. Setelah membaca komentar-komtentar itu, Eun Sang berkata Myung Soo mencuri mahkota Kim Tan. Myung Soo berada di peringkat 100, alias peringkat terakhir. Eun Sang yang merasa penasaran ingin melihat peringkat Kim Tan terus menggeser layar ke bawah.
"Jangan geser. Berhenti!", perintah Kim Tan takut melihat nilainya.
Dan jreng...jreng...jreng..., "Kim Tan! Kau menduduki rangking 50", seru Eun Sang senang.
"Apa?. Aku?", tanya Kim Tan tak percaya. Eun Sang takjub bagaimana ini bisa terjadi.
"Aku akhirnya mendapatkan nilai rata-rata untuk sesuatu. Pada nyatanya, aku hanya perlu berusaha", ucap Kim Tan bangga.
Tapi kebanggaan Kim Tan tak bertahan lama, saat Eun Sang menyebutkan Young Do yang mendapat peringkat 27.
"Maksudmu peringkat ke 97", celetuk Kim Tan.
"Dia ada di peringkat 27", kata Eun Sang mengoreksi, "Choi Young Do keren sekali. Dia pasti serius di ujian kali ini". (gak heran, secara IQ Young Do kan 150).
Bukan main gondoknya Kim Tan mendengar Eun Sang memuji Young Do. Ia berkata ini bukanlah ujian terakhir mereka, "Kau tidak pernah tahu aku akan ada di peringkat berapa nantinya. Bagaimana bisa rangking 27 itu keren?. Aku naik dari rangking 100 ke 50. Menurutmu aku rangking berapa di ujian berikutnya?".
(Maksudnya peringkat 1 gitu..hehe..i hope so).
Kim Tan pergi meninggalkan Eun Sang. Eun Sang tersenyum geli mengikuti Kim Tan. Mendadak Kim Tan berbalik teringat sesuatu. Ia ingin tahu Eun Sang mendapat peringkat berapa?. Ditanyai seperti itu, Eun Sang langsung panik dan buru-buru ngacir.
"Berhenti di situ!. Berapa rangkingmu?. Tunggu sampai aku menangkapmu!", seru Kim Tan berlari kecil mengejar Eun Sang.
Lanjut ke Sinopsis The Heirs Episode 19 Part 2
Komentar :
Dari awal episode senyum-senyum melulu, senang di episode ini banyak moment sweet Kim Tan - Eun Sang. Gemes liat mereka... ^-^. Oh ya, pasti pada penasaran, kira-kira Eun Sang rangking berapa ya???..Bertepatan hari ini, pihak produksi The Heirs memposting melalui akun me2day. Postingan itu menampilkan hasil ujian yang di raih para siswa Jeguk High School, kelas 2. Berikut daftarnya.
01. Yoon Chan Young
02. Yoo Rachel
02. Yoo Rachel
04. Kang Shin Hyo
27. Choi Young Do
35. Lee Bo Na
50. Kim Tan
53. Cha Eun Sang
65. Kang Ye Sol
100. Jo Myung Soo
35. Lee Bo Na
50. Kim Tan
53. Cha Eun Sang
65. Kang Ye Sol
100. Jo Myung Soo
Jadi sekarang sudah tahu alasan kenapa Eun Sang kabur saat Kim Tan bertanya Eun Sang dapat ranking berapa. Ternyata Kim Tan lebih pintar dari Eun Sang...hehehehe...
Next episode ^^
Terima kasih yang sudah berkunjung pada situs ini, sinopsis yang ada pada sinopdrama ini menceritakan secara detail sesuai dengan isi film drama tersebut. Jika ada kesalahan pada penulisan atau link error segera beritahu kami melalui komentar!
Selamat membaca!!!
0 Response to "Sinopsis The Heirs Episode 19 – 1"
Posting Komentar