Eun Sang melihat ibunya sedang memilih-milih kacang kedelai, ia bertanya apa ibunya ingin membuat bubuk kacang lagi. Hee Nam mengangguk. Eun Sang ikut memilih dan berkata bukankah ini terlalu banyak untuk mereka berdua.
Dengan bahasa isyarat Hee Nam berkata akan mengirimkan sebagian untuk kakaknya Eun Sook (kakak Eun Sang). Mendengarnya membuat Eun Sang kesal, "Apa onnie menelpon ibu?". Hee Nam berkata kakak Eun Sang mengirimkan sms dengan memberi kabar bahwa dia sudah mendapatkan pekerjaan dan membeli ponsel baru.
"Itu saja?", tanya Eun Sang marah, "Apakah dia tidak membicarakan soal uang yang dia bawa lari?. Berapa nomor ponselnya?. Berikan padaku".
"Kenapa?. Apa yang akan kau katakan?", tanya Hee Nam khawatir.
"Menurut ibu apa?. Aku akan bilang, bahwa ibu dan aku baik-baik saja. Dan aku merindukan onnie. Aku juga akan bilang kita baik-baik saja di sini, dan dia hanya perlu mengkhwatirkan dirinya sendiri", Eun Sang tersenyum.
"Putriku, apa kau benar-benar bahagia?. Kau sudah melalui banyak kesulitan karena memiliki ibu sepertiku".
Eun Sang berkata ia bahagia terlahir menjadi anak dari ibunya, "Aku akan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk ibu, jika aku dewasa nanti. Aku mencintai ibu".
Hee Nam tersenyum sembari membuka tangannya. Eun Sang menghambur ke pelukan ibunya. Mereka berpelukan dengan senyum bahagia.
Eun Sang melepas pelukannya ketika ponselnya berdering. Dengan tersipu Eun Sang berkata, "Dari pacarku".
Hee Nam pura-pura ingin memukul. Eun Sang menghindar, dengan tersenyum ia menjawab telponnya. Ternyata Kim Tan menelpon untuk mengajak Eun Sang pergi kerumah sakit menjenguk presdir Kim yang sudah sadar pasca operasi.
Tapi rupanya Ny. Ji Sook yang lebih dulu menjenguk presdir Kim. Entah, Ny. Ji Sook memang datang secara suka rela atau karena di panggil presdir Kim. Mereka bicara tanpa memandang wajah satu sama lain. Presdir Kim berkata sudah mendengar kekacauan yang ditimbulkan istrinya itu selama ia terbaring koma.
"Aku tidak mendapatkan apapun", ucap Ny. Ji Sook
"Karena itu, kenapa kau tak bisa bersabar?. Selama bertahun-tahun kau sudah menanti dan bertahan dengan anggun. Kenapa harus menghilangkan kesempatan untuk mendapat kompensasi?",
"Aku menginginkan yang lebih. Aku sudah lama merencanakan ini".
(Ny. Ji Sook tidak hanya mengharapkan kompensasi, tapi ia juga berharap bisa mengambil alih perusahaan).
Presdir Kim berkata ia juga mempunyai rencana seperti itu (rencana yang ingin ia lakukan sejak dulu). Itu sebabnya ia ingin bertemu dengan Ny. Ji Sook.
"Jung Ji Sook. Kita bercerai saja".
Kali ini Ny. Ji Sook setuju, "Baiklah. Aku sudah mempersiapkan diri untuk ini. Aku mungkin tidak mendapatkan Grup Jeguk secara keseluruhan. Tapi aku bisa mendapatkan setengahnya. Itulah gunanya dari pernikahan resmi".
Usai mengatakan itu Ny. Ji Sook langsung berbalik pergi. Presdir Kim memerintahkan pengacara yang kebetulan ada dalam ruangan untuk segera mengurus perceraian dengan Ny. Ji Sook. Pengacara mengiyakan lalu pergi keluar.
"Lega rasanya melihat anda sudah sadar. Mungkin buku-buku ini baik untuk anda baca", Eun Sang menaruh 2 buku yang ia bawa diatas kasur.
Presdir Kim memalingkan wajah, "Tidak perlu bersikap manis didepanku".
"Tapi, tetap saja aku ingin melakukannya", jawab Eun Sang.
Eun Sang telah mengumpulkan banyak keberanian untuk datang kemari. Tolong, bersikap baiklah padanya", bujuk Kim Tan.
Eun Sang berjanji akan membayar hutanganya sedikit demi sedikit, "Anda harus tetap sehat agar aku bisa melunasi semuanya".
Presdir Kim tersenyum tipis, "Aku harus hidup lebih lama agar bisa terima semua pembayarannya".
Kim Tan bertanya pada Eun Sang hutang apa. Eun Sang mohon pamit. Presdir Kim berkata Eun Sang tak perlu datang lagi. Ia melirik buku yang dibawa Eun Sang dan berkata, "Aku akan membaca bukunya".
Eun Sang tersenyum dan mengangguk. Kim Tan tersenyum senang sembari mendekatkan keduabuku itu ke sisi ayahnya.
Sesuai dengan rencana mereka, Kim Tan menemani Ny. Han berjalan-jalan di Gangnam. Ny. Han menggandeng lengan anaknya. Kim Tan bertanya bagaimana perasaaan ibu. Ny. Han mengaku merasa baik, benar-benar baik.
"Apa Ibu ingin pergi ke suatu tempat yang special?".
"Lain kali saja. Kakiku mati rasa. Ini sudah terlalu lama. Kebebasan itu memang tidak murah".
"Ibu tak bisa melakukannya, Anakku. Impian Ibu dulu menjadi Miss Korea. Ibu tidak bisa meninggalkan high heels", Ny. Han tersenyum.
(Kim Sung Ryung pemeran Ny. Han adalah mantan Miss Korea tahun 1988, diusianya yang ke-21. Hm...setahun setelah Lee Min Ho lahir...hehehe).
Chan Young dan Jae Hoo pergi memancing. Jae Hoo berkata udara segar sangat baik. Chan Young mengeluh ayahnya terlalu sibuk bekerja. Jae Hoo menimpali dengan itulah ia bisa menghidupi Chan Young.
Mereka juga mendirikan tenda. Disaat menunggu umpan di sambar ikan, Chan Young mengambil selca dan minta ayahnya senyum. Tapi Jae Hoo malah memasang wajah mengekerut.
"Untuk Bo Na?", tebak Jae Hoo.
"Dia tidak bisa bernapas jika dia tidak melihatku sejam saja".
"Bisa kulihat, begitu kau kuliah, Bo Na akan mendominasi hubungan kalian".
Chan Young berkata justru itu yang ia nantikan. Ia bertanya apa Jae Hoo tidak ingin menikah lagi atau memiliki wanita yang di sukai. Jae Hoo berkata sibuk bekerja hingga tidak memiliki waktu untuk berkencan, "Apakah kau tidak ingin menggantikan ayah bekerja?".
Chan Young ngomel kenapa ayahnya ingin sekali menjadi pengangguran. Bahkan waktu itu Jae Hoo tidak sedih sama sekali saat di pecat. Jae Hoo mengatakan nanti Chan Young akan mengerti saat dewasa. Hidup di dunia kerja kerja itu tidaklah mudah. Kadang-kadang lebih menyakitkan dan lebih melelahkan dari pada pacaran. Chan Young merenung.
Chan Young dan Jae Hoo serentak menoleh dan melihat Kim Won datang bersama Kim Tan. Bersaudara Kim ini tampak akur sekarang. :)
Berikutnya Chan Young mengajari Kim Tan memancing. Chan Young berceloteh memancing itu adalah masalah waktu, "Apa kau tahu Jiang Zi Ya dari Zhou?".
Kim Tan nyengir, "Diam, brengsek", ucapanya sembari menyikut Chan Young.
Sementara 2 orang dewasa Jae Ho dan Kim Won minum kopi dibawah pohon. Jae Hoo tak menyangka Kim Won akan datang jauh-jauh kesini untuk mentraktinya kopi. Kim Won ia bisa aja sedikit terobsesi pada sesuatu.
"Kau sering memancing?", tanya Kim Won.
"Ini adalah tradisi mempererat hubungan ayah dan anak. Chan Young sudah selesai ujian akhir dan aku membutuhkan udara segar".
Kim Won ingat sesuatu, ia menoleh ke belakang dan bertanya bagaimana dengan hasil ujian akhir Kim Tan.
"Kakak akan terkejut. Tanyakan saja pada Chan Young", ucap Kim Tan percaya diri.
"Kim Tan rangking 50", ujar Chan Young memberitahu
"Peringkat 50?", tanya Jae Hoo dan Kim Tan bersamaan.
Kim Tan mengiyakan dengan anggukan sembari tersenyum bangga.
Jae Hoo memasang wajah syok, "Baik apanya?. Aku malah tidak tahu kalau ada rangking 50 di SMA Jeguk".
"Bagaimana dengan Chan Young?', tanya Kim Won penasaran.
Jae Hoo berkata Chan Young selalu rangking pertama. Tidak ada drama dalam nilainya. Aku bahkan tidak mengeceknya lagi".
Kim Won memandang Kim Tan kesal. Chan Young manggut-manggut mendengar perkataan ayahnya. Kim Tan berdiri dan protes lagi-lagi Chan Young mengacaukannya, "Ikut aku". Saking malunya, Kim Tan buru-buru ngibrit kabur. Hahaha..larinya lucu. Kim Won dan Jae Hoo tersenyum geli.
"Apa gunanya dia mengetahui hal itu".
Jae Hoo berkata beritanya akan diterbitkan besok. Kim Won tahu, "terbitkan saja". Sejenak wajah Kim Won tampak murang. Ia mengalihkan pembicaraan dengan berkata suasana disini menyenangkan. Lain kali ia harus datang kemari lagi.
Di hatle bis, Hyun Joo terpukul membaca berita pernikahan Kim Won dengan cucu pemilik BS Telecom, Yang Da Kyung. Hyun Joo menangis sedih setelah membaca berita itu. Tiba waktunya bagi Hyun Joo untuk melepas Kim Won.
Malam itu juga, Hyun Joo dan Kim Won bertemu di cafe. Untuk beberapa saat keduanya saling diam. Hyun Joo berusaha tersenyum menyembunyikan kesedihan. Ia minta sekarang Kim Won harus menepati janjinya.
"Janji apa?", tanya Kim Won muram.
Hyun Joo mengeluarkan wishbone, "Oppa berjanji akan menarik sisi yang lain jika aku punya keinginan. Sekarang aku mempunyai keinginan".
Sepertinya Kim Won mengetahui apa keinginan Hyun Joo. Ia menunduk sedih, tanpa berani menatap Hyun Joo. Karena Kim Won tak juga mau memegang sisi satunya. Hyun Joo akhirnya berkata kalau menunggu itu membosankan.
"Kau mau aku yang melakukannya?",
Hyun Joo menunjuk sisi sebelah kiri adalah milik Kim Won dan sisi sebelah kanan miliknya.
"Jangan lakukan itu", pinta Kim Won.
Tetap saja Hyun Joo mematahkan wishbone itu. Bagian Hyun Joo lebih panjang dibandingkan bagian Kim Won.
"Bagianku lebih panjang. Itu artinya keinginanku akan menjadi kenyataan".
Hyun Joo menutup mata, seperti membuat permohonan. Sekaligus menguatkan hatinya. Saat membuka mata, air mata mulai mengenang di pelupuk matanya. Sebisa mungkin Hyun Joo berusaha menahan tangis.
"Aku ingin putus. Itulah keinginanku. Kita selalu bertatap muka sedekat ini. Tapi kita selalu terpisah jauh satu sama lain. Kau tidak perlu minta maaf, karena dari dulu aku sudah tahu".
"Maafkan aku...maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf", ucap Kim Won bergetar. Hanya kata-kata itu yang bisa ia ucapkan.
"Seperti yang pernah ku katakan, aku akan bersorak untuk oppa di tengah keramaian", Hyun Joo menahan tangis. Mencoba tersenyum saat melambaikan tangan dan berkata, "Selamat tinggal, oppa".
Kim Won juga merasakan kesedihan yang sama. Ia termenung sedih sendirian saat setelah Hyun Joo pergi. Memandangi patahan wishbone yang ditinggalkan Hyun Joo diatas meja.
Setibanya di rumah kepulangan Kim Won langsung disambut Kim Tan yang memang sudah menunggunya sejak tadi. Kim Tan menuntut penjelasan dari berita yang ia dengar, "Apa yang terjadi?. Hyung akan menikah?. Kenapa mendadak sekali?".
"Kita tidak bisa mempertahankan perusahaan dengan usaha sendiri. Itu sebabnya aku memerlukan pernikahan ini. Itulah beban dari mahkota yang harus aku tanggung".
"Tapi tetap saja...", Kim Tan masih ingin protes.
"Aku tidak butuh pendapatmu", sela Kim Won. "Itu adalah keputusanku. Jangan mengatakan apa-apa lagi. Aku sudah memikirkan tentang kesepakatan kita. Tentang mengirimmu ke Amerika".
Kim Tan menunduk pasrah jika Kim Won benar-benar akan mengirimnya ke Amerika.
"Kau tak perlu ke Amerika, sebaliknya tinggalah di belakangku, di sampingku. Ini artinya kau tidak boleh mempunyai mimpi yang lain. Belajarlah tentang manajemen. Fokus pada hal itu. Aku kesepian".
"Jika aku di sini?. Apa kakak tidak akan kesepian?"
"Aku masih kesepian, tapi itu lebih baik dari pada kau tidak ada disini", kata Kim Won lalu beranjak pergi ke kamarnya.
Young Do pergi ke bengkel langganan, ia ingin men-service motornya bukan untuk tuning (menyetel motor menjadi lebih kencang melaju). Pemilik bengkel heran terakhir kali Young Do melukan service 3 bulan yang lalu. Tapi Young Do berkata, "Sekarang aku lebih menyukai yang stabil dari pada menantang".
Young Do beralih melihat-lihat helm saat montir mengecek motor. Ia melihat sayatan luka dijarinya yang tergores pisau saat mencuci piring. Seorang gadis datang mengantarkan pesanan ayam goreng.
Saat itulah Young Do baru sadar, ternyata ia melihat Eun Sang pertama kali di tempat ini. Bukan di depan minimarket.
"Ternyata kita telah bertemu lebih awal daripada yang aku pikirkan".
Young Do teringat pada Eun Sang yang memberikanya plester. Ia mengambil plester dari saku jaketnya (plester itu selalu Young Do bawa kemana-mana), lalu menempelkannya ke jarinya yang terluka. Pertanda ia telah melepaskan Eun Sang.
Bo Na, Ye Sol dan Chan Young menunggu Myung Soo di studio Myung Soo. Si pemilik tempat, Myung Soo menelpon Bo Na mengabarkan ia tidak bisa berkumpul bersama mereka. Bo Na mengomel karena Myung Soo baru menelpon sekarang. Ye Sol penasaran apa Myung Soo sedang berkencan. Chan Young berkata bagi Myung Soo wanita lebih penting dibandingkan dengan teman.
"Apa kau bermaksud mengatakan aku lebih penting daripada temanmu, Cha Eun Sang?", tanya Bo Na manis.
"Sepertinya begitu", jawab Chan Young.
Mereka lalu bermain kartu. Entah bermain kartu apa dan bagaimana cara memainkannya. Chan Young menetapkan tema bermain kartu dengan mengambil tema 18. Bo Na kalah, ia menunduh Ye Sol dan Chan Young bermain curang.
"Bo Na out. Aku punya keinginan. Cium", Chan Young menunjuk pipinya.
"Aku malu, ada orang lain di sini", ujar Bo Na tersipu melihat ke Ye Sol. Tapi malunya hanya sebentar. Ia bergerak mendekat dan bertanya, "Sebelah mana?. Sebelah sini?".
Tepat saat itu Chan Young menoleh, hingga mereka berciuman. Bo Na terkejut menutupi bibirnya.
"Hei! Kenapa tiba-tiba kau menoleh seperti itu?".
"Maaf, kalau begitu akan kukembalikan", Chan Young merangkul Bo Na. Siap mencium balik.
Ow..ow.., Chan Young lupa ada Ye Sol di tengah mereka yang risih melihat sepasang kekasih itu bermesraan.
"Kalian ini benar-benar! Keinginanku adalah agar kalian putus", ucap Ye Sol kesal sembari menunjukan kartu pamungkasnya, membuat Chan Young dan Bo Na mendelik kesal.
Pelayan keluarga Kim memberikan paket dari Amerika untuk Kim Tan. Kiriman itu rupanya dari guru Kim Tan di Amerika yang mengirimkan kembali buku tugas yang pernah ia kumpulkan. Saat itu, diakhir halaman Kim Tan menulis.
"One Who Wants To Bear The Crown, Bears The Crown".
"Mahkota jenis apa yang ingin kau pakai?. Apakah Kekayaan? Ketenaran atau cinta?", tanya sang guru di bawah tulisan.
Kim Tan merenung dan kembali menulis diatas bukunya.
"Pemilik ruang kerja sudah berganti".
Kim Won duduk di ruang kerja. Meski ia berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan dan menjadi lebih kuat, namun dia kesepian.
Kim Won mengeluarkan patahan wishbone yang selalu ia simpan. Tangannya bergetar saat memegang benda itu dan tak kuasa menahan tangisnya.
"Hyung memperoleh yang Ia inginkan. Dia menjadi lebih kuat. Tetapi saat malam dia menangis. Hyung mungkin berpendapat bahwa penjara utamanya adalah rumah yang dia tinggali selama seumur hidupnya ini".
"Dan aku menjadi seorang siswa senior yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya".
Kim Tan sedang berjalan masuk ke halaman sekolah. Ia melihat Myung Soo yang sedang menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya. Bisa ditebak dari mana Myung Soo semalam, pub.
Myung Soo mengeluarkan kamernya dan memotret Kim Tan yang langsung mendapatkan protes dari sang aktor. (hihi)
"Apa kau tidak tahu soal pelanggaran privasi memotret dari keluarga pengacaramu?", protes Kim Tan.
"Aku memotret untuk kenang-kenangan".
"Kenangan apa?".
"Wajahmu seperti orang yang baru melewati rintangan dalam hidup", jawab Myung Soo tersenyum lalu pergi.
Kim Tan tersenyum tipis, kembali melanjutkan jalannya. Ia melihat Rachel yang keluar dari gedung sekolah. Keduanya berpandangan sebentar. Rachel berlalu begitu saja tanpa menyapa ataupun tersenyum.
Lalu, Kim Tan berpapasan dengan sepasang kekasih Bo Na - Chan Young yang jalan bergandengan tangan.
"Kau tahu besok ujian hari pertama, kan?. Aku menantikannya", ucap Chan Young.
"Sebaiknya kau lindungi tempatmu dengan baik. Aku tidak pernah melakukan hal setengah-setengah.", balas Kim Tan.
"Pasti dia akan rangking 100 lagi" ejek Bo Na, lalu menarik Chan Young pergi.
"Kalian ini!", gerutu Kim Tan. Tapi ia tersenyum.
Kemudian Kim Tan berpapasan dengan Young Do. Tidak saling menyapa dan hanya melewati satu sama lain.
"Namun, tak ada yang berubah. Kami masih belum mampu sepenuhnya menjadi orang asing ataupun damai layaknya pria dewasa".
Eun Sang : Tapi, kami akan ingat. Rasa sakit apa yang kami hadapi saat kami berusia 18 tahun. Bagaimana kami menangis dan terjatuh. Bagaimana kerasnya kami berjuang.
Eun Sang menyodorkan boneka burung hantunya saat Kim Tan jalan kearahnya dan tersenyum. Kim Tan mengambil tempat duduk di samping Eun Sang. Ia tidak tahu jika Eun Sang suka pamer, bagaimana jika Bo Na melihat boneka itu (Bo Na punya boneka yang sama).
"Aku justru mau dia melihatku!. Dan aku akan berkata 'Lihat!. Pacarku memberikan ini untukku!".
Kim Tan geli melihat Eun Sang yang sangat senang dengan pemberian boneka yang hanya bernilai beberapa sen.
Eun Sang merasa penasaran dan bertanya apa permohonan yang Kim Tan panjatkan saat meniup lilin ulang tahun.
"Aku berharap semua orang yang aku kenal bahagia", jawab Kim Tan.
Eun Sang tak percaya. Kim Tan berkata, "Sungguh...Aku ingin mengadakan pesta di rumahnku 10 tahun kemudian".
"Pesta".
Mereka lalu membayangkan apa yang terjadi 10 tahun kemudian. Dirumah keluarga Kim.
Eun Sang : 10 tahun mendatang, saat kita berumur 29 tahun?. Apa semua orang hadir?
Kim Tan : Ya. Bo Na dan Chan Young selalu sibuk berkerja bahkan saat pesta.
Bo Na dan Chan Young masih bersama. Chan Young bekerja di bagian dari tim investigasi kejahatan dunia maya. Sementara Bo Na menjadi wanita karir. Mereka melambaikan tangan saat melihat Kim Tan datang.
Ye Sol berbincang dangan Hyo Shin yang terlah menjadi sutradara ternama. Ia mendengar film Hyo Shin di nominasikan dalam pengharggan festival Film Asia. Hyo Shin berkata tentang film militer antara cinta dan benci. Ye Sol minta Hyo Shin menghubunginya jika membutuhkan pemeran utama untuk film berikutnya. Ye Sol pergi.
Rachel mendekati Hyo Shin dan bertanya, "Apa kau masih menggunakan bakat melucumu itu (membuat film)?".
Hyo Shin menjawab ya, apa Rachel tidak tahu (melihat berita), "Kau tidak punya internet di tempat kerjamu?". Rachel berkata ia tidak punya waktu dan sibuk mempersiapkan fashion show.
Hyo Shin bertanya apa Rachel akan datang ke pemutaran perdana filmnya jika ia mengundangnya. Rachel tidak mau, ia tidak suka menonton dan tidak tertarik.
"Kalau begitu, datanglah untuk menemuiku".
"Akan kupertimbangkan", jawab Rachel kikuk lalu meneguk minumannya.
Hyo Shin hormat layaknya tentara saat Kim Tan melintas di depannya.
Young Do menerima telepon dari Myung Soo yang kini sedang berada di camp wajib militer. Ia memberi kabar akan mengambil cuti wamil. Kim Won yang ada disampingnya bertanya apa pangkat Myung Soo sekarang, kopral?.
"Sersan. Dia mendapat banyak masalah karena terlambat mengikuti wajib militer", ujar Young Do.
Young Do berkata akan mengambil alih pekerjaan ayahnya. Dan akan bertanggung jawab pada proyek Konvensi Jeju mulai bulan depan. Kim Won bercanda dengan berkata pasti Young Do telah lama menginginkan hal itu, ayah Young Do pasti merasa khawatir proyek itu akan gagal. Young Do berkata akan kali ini akan melakukan dengan lebih baik.
Kim Tan lewat di depan mereka. Young Do tersenyum menyapa Kim Tan. Kim Won memberi tahu ayah mereka berada di ruang baca.
Presdir Kim keluar dari ruang baca bersama Jae Hoo. Ayah Kim Tan masih tampak sehat, meski semakin menua dan rambutnya memutih. Ia tersenyum melihat putranya datang. Jae Hoo dan Rachel juga tersenyum pada Kim Tan.
Kim Tan berjalan ke tangga, berpapasan dengan Ny. Ji Sook yang jalan turun setelah bercakap ria dengan Ny. Han dan Hee Nam. Ny. Ji Sook tersenyum saat jalan besisian dengan Kim Tan.
Ny. Han memanggil Hee Nam dengan panggilan onnie. Ia kaget melihat Hee Nam yang tampak lebih muda darinya. Dengan gaya khasnya, Ny. Han minta ibu Eun Sang untuk menunjukan KTP-nya. Keduanya lalu tersenyum dan melambaikan tangan pada Kim Tan.
Kim Tan meneruskan langkah, berjalan perlahan menaiki tangga yang menuju ke kamarnya.
Kim Tan : Aku harap, bahkan setelah 10 tahun kemudian. Aku tetap bersemangat mengejarmu seperti saat berusia 18 tahun. Aku akan ada di jalan yang mengantarku padamu. Itu permohonanku saat meniup lilin.
Di dalam kamar, ada Eun Sang yang sudah menunggunya dengan senyuman.
Kim Tan mendekatkan wajahnya dan mencium Eun Sang.
Kembali ke masa kini. Kim Tan masih tersenyum meski lamunananya itu telah buyar. Eun Sang berkata mereka adalah tipe orang yang hanya bisa terus bahagia dalam impian saja.
"Itu sebabnya kenapa itu disebut sebagai permohonan", sahut Kim Tan.
"Aku berharap itu bisa menjadi kenyataan".
"Mungkin saja...suatu hari nanti".
Keduanya tersenyum. Berdiri dari tempat duduk dan berjalan dengan bergandengan tangan.
Di hari lain, Kim Tan dan Eun Sang berjalan sambil bergandengan tangan di bawah guyuran hujan salju.
Kim Tan : Ketika kami berusia 18 tahun, kami jatuh cinta. Saling menyukai, menangis, melarikan diri, berlutut. Dan berpaling satu masing lain untuk sekian kalinya.
Flasback saat perpisahan mereka dan saling menyakiti. Berjalan membelakangi dan melewati satu sama lain.
Eun Sang : Walaupun begitu, saat kami berusia 18 tahun...kami saling menghampiri satu sama lain. Bergandengan tangan...Dan berpelukan dengan erat satu sama lain.
Flashback saat mereka saling berpelukan, berbagi kesedihan dan memberikan rasa nyaman satu sama lain.
Kim Tan bertanya kapan Eun Sang mentraktinya makan seperti yang pernah dia janjikan. Eun Sang tertawa karena Kim Tan menanggapinya dengan serius. Ia mengatakan hal itu hanya untuk menggoda Kim Tan.
"Mungkinkah kau sengaja tidak mentraktirku?. Supaya kau bisa memasak untukku setiap pagi?. Apakah kau sekarang ingin melamarku?", ujar Kim Tan
"Tidak begitu. Sekarang ini kau sepetinya minta di pukul", sahut Eun Sang.
Eun Sang menjulurkan lidah (ngolok nich...hahahah) lalu jalan cepat mendahului Kim Tan.
"Hei!. Cha Eun Sang berhenti disana!. Apa kau lupa apa yang akan aku lakukan jika kau berbalik membelakangiku?, seru Kim Tan, "Kenapa kau tidak menjawab".
Eun Sang mempercepat langkah sembari menutup mulutnya.
Kim Tan tersenyum, "Kau mau datang ke rumahku. Apa kau hanya menyukaiku di dalam mimpimu".
Eun Sang tersenyum, melambatkan jalannya lalu mengampit lengan Kim Tan. Mereka kembali berjalan beriringa. Wuah..pemandangannya cantik.
Eun Sang : Kami mungkin bisa terjatuh lagi. Mungkin juga bisa sampai berlutut terluka. Tapi, kami..
Kim Tan : Tidak peduli apapun itu... Kami akan terus melangkah maju.
Komentar :
Selesai juga akhirnya (jujur, sengaja agak lambat buat sinopnya...masih pengen liat wajah Kim Tan..hehehehe).
Happy Ending untuk couple Kim Tan - Eun Sang & Bo Na - Chan Young. Tapi sad ending untuk Kim Won - Hyun Joo. Hidup adalah pilihan. Kim Won memilih untuk meraih tempat tinggi, meski ia kesepian dan menangis tiap malam.
Terlepas dari semua komentar, baik yang positif maupun negatif. Bagi saya The Heirs merupakan drama Terpopuler Tahun 2013... Dari segi rating juga tidak mengecewakan. Di situs streaming macam Dramafever, The Heirs menempati posisi nomor 1 sebagai drama yang paling banyak di tonton pada tahun 2013, menyusul kemudian I Hear Your Voice dan Master Sun.
"Jangan lakukan itu", pinta Kim Won.
Tetap saja Hyun Joo mematahkan wishbone itu. Bagian Hyun Joo lebih panjang dibandingkan bagian Kim Won.
"Bagianku lebih panjang. Itu artinya keinginanku akan menjadi kenyataan".
Hyun Joo menutup mata, seperti membuat permohonan. Sekaligus menguatkan hatinya. Saat membuka mata, air mata mulai mengenang di pelupuk matanya. Sebisa mungkin Hyun Joo berusaha menahan tangis.
"Aku ingin putus. Itulah keinginanku. Kita selalu bertatap muka sedekat ini. Tapi kita selalu terpisah jauh satu sama lain. Kau tidak perlu minta maaf, karena dari dulu aku sudah tahu".
"Maafkan aku...maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf", ucap Kim Won bergetar. Hanya kata-kata itu yang bisa ia ucapkan.
"Seperti yang pernah ku katakan, aku akan bersorak untuk oppa di tengah keramaian", Hyun Joo menahan tangis. Mencoba tersenyum saat melambaikan tangan dan berkata, "Selamat tinggal, oppa".
Kim Won juga merasakan kesedihan yang sama. Ia termenung sedih sendirian saat setelah Hyun Joo pergi. Memandangi patahan wishbone yang ditinggalkan Hyun Joo diatas meja.
Setibanya di rumah kepulangan Kim Won langsung disambut Kim Tan yang memang sudah menunggunya sejak tadi. Kim Tan menuntut penjelasan dari berita yang ia dengar, "Apa yang terjadi?. Hyung akan menikah?. Kenapa mendadak sekali?".
"Kita tidak bisa mempertahankan perusahaan dengan usaha sendiri. Itu sebabnya aku memerlukan pernikahan ini. Itulah beban dari mahkota yang harus aku tanggung".
"Tapi tetap saja...", Kim Tan masih ingin protes.
"Aku tidak butuh pendapatmu", sela Kim Won. "Itu adalah keputusanku. Jangan mengatakan apa-apa lagi. Aku sudah memikirkan tentang kesepakatan kita. Tentang mengirimmu ke Amerika".
Kim Tan menunduk pasrah jika Kim Won benar-benar akan mengirimnya ke Amerika.
"Kau tak perlu ke Amerika, sebaliknya tinggalah di belakangku, di sampingku. Ini artinya kau tidak boleh mempunyai mimpi yang lain. Belajarlah tentang manajemen. Fokus pada hal itu. Aku kesepian".
"Jika aku di sini?. Apa kakak tidak akan kesepian?"
"Aku masih kesepian, tapi itu lebih baik dari pada kau tidak ada disini", kata Kim Won lalu beranjak pergi ke kamarnya.
Young Do pergi ke bengkel langganan, ia ingin men-service motornya bukan untuk tuning (menyetel motor menjadi lebih kencang melaju). Pemilik bengkel heran terakhir kali Young Do melukan service 3 bulan yang lalu. Tapi Young Do berkata, "Sekarang aku lebih menyukai yang stabil dari pada menantang".
Young Do beralih melihat-lihat helm saat montir mengecek motor. Ia melihat sayatan luka dijarinya yang tergores pisau saat mencuci piring. Seorang gadis datang mengantarkan pesanan ayam goreng.
Saat itulah Young Do baru sadar, ternyata ia melihat Eun Sang pertama kali di tempat ini. Bukan di depan minimarket.
"Ternyata kita telah bertemu lebih awal daripada yang aku pikirkan".
Young Do teringat pada Eun Sang yang memberikanya plester. Ia mengambil plester dari saku jaketnya (plester itu selalu Young Do bawa kemana-mana), lalu menempelkannya ke jarinya yang terluka. Pertanda ia telah melepaskan Eun Sang.
Bo Na, Ye Sol dan Chan Young menunggu Myung Soo di studio Myung Soo. Si pemilik tempat, Myung Soo menelpon Bo Na mengabarkan ia tidak bisa berkumpul bersama mereka. Bo Na mengomel karena Myung Soo baru menelpon sekarang. Ye Sol penasaran apa Myung Soo sedang berkencan. Chan Young berkata bagi Myung Soo wanita lebih penting dibandingkan dengan teman.
"Apa kau bermaksud mengatakan aku lebih penting daripada temanmu, Cha Eun Sang?", tanya Bo Na manis.
"Sepertinya begitu", jawab Chan Young.
Mereka lalu bermain kartu. Entah bermain kartu apa dan bagaimana cara memainkannya. Chan Young menetapkan tema bermain kartu dengan mengambil tema 18. Bo Na kalah, ia menunduh Ye Sol dan Chan Young bermain curang.
"Bo Na out. Aku punya keinginan. Cium", Chan Young menunjuk pipinya.
"Aku malu, ada orang lain di sini", ujar Bo Na tersipu melihat ke Ye Sol. Tapi malunya hanya sebentar. Ia bergerak mendekat dan bertanya, "Sebelah mana?. Sebelah sini?".
Tepat saat itu Chan Young menoleh, hingga mereka berciuman. Bo Na terkejut menutupi bibirnya.
"Hei! Kenapa tiba-tiba kau menoleh seperti itu?".
"Maaf, kalau begitu akan kukembalikan", Chan Young merangkul Bo Na. Siap mencium balik.
Ow..ow.., Chan Young lupa ada Ye Sol di tengah mereka yang risih melihat sepasang kekasih itu bermesraan.
"Kalian ini benar-benar! Keinginanku adalah agar kalian putus", ucap Ye Sol kesal sembari menunjukan kartu pamungkasnya, membuat Chan Young dan Bo Na mendelik kesal.
"One Who Wants To Bear The Crown, Bears The Crown".
"Mahkota jenis apa yang ingin kau pakai?. Apakah Kekayaan? Ketenaran atau cinta?", tanya sang guru di bawah tulisan.
Kim Tan merenung dan kembali menulis diatas bukunya.
"Pemilik ruang kerja sudah berganti".
Kim Won duduk di ruang kerja. Meski ia berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan dan menjadi lebih kuat, namun dia kesepian.
Kim Won mengeluarkan patahan wishbone yang selalu ia simpan. Tangannya bergetar saat memegang benda itu dan tak kuasa menahan tangisnya.
"Hyung memperoleh yang Ia inginkan. Dia menjadi lebih kuat. Tetapi saat malam dia menangis. Hyung mungkin berpendapat bahwa penjara utamanya adalah rumah yang dia tinggali selama seumur hidupnya ini".
"Dan aku menjadi seorang siswa senior yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya".
Kim Tan sedang berjalan masuk ke halaman sekolah. Ia melihat Myung Soo yang sedang menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya. Bisa ditebak dari mana Myung Soo semalam, pub.
Myung Soo mengeluarkan kamernya dan memotret Kim Tan yang langsung mendapatkan protes dari sang aktor. (hihi)
"Apa kau tidak tahu soal pelanggaran privasi memotret dari keluarga pengacaramu?", protes Kim Tan.
"Aku memotret untuk kenang-kenangan".
"Kenangan apa?".
"Wajahmu seperti orang yang baru melewati rintangan dalam hidup", jawab Myung Soo tersenyum lalu pergi.
Kim Tan tersenyum tipis, kembali melanjutkan jalannya. Ia melihat Rachel yang keluar dari gedung sekolah. Keduanya berpandangan sebentar. Rachel berlalu begitu saja tanpa menyapa ataupun tersenyum.
Lalu, Kim Tan berpapasan dengan sepasang kekasih Bo Na - Chan Young yang jalan bergandengan tangan.
"Kau tahu besok ujian hari pertama, kan?. Aku menantikannya", ucap Chan Young.
"Sebaiknya kau lindungi tempatmu dengan baik. Aku tidak pernah melakukan hal setengah-setengah.", balas Kim Tan.
"Pasti dia akan rangking 100 lagi" ejek Bo Na, lalu menarik Chan Young pergi.
"Kalian ini!", gerutu Kim Tan. Tapi ia tersenyum.
Kemudian Kim Tan berpapasan dengan Young Do. Tidak saling menyapa dan hanya melewati satu sama lain.
"Namun, tak ada yang berubah. Kami masih belum mampu sepenuhnya menjadi orang asing ataupun damai layaknya pria dewasa".
Eun Sang : Tapi, kami akan ingat. Rasa sakit apa yang kami hadapi saat kami berusia 18 tahun. Bagaimana kami menangis dan terjatuh. Bagaimana kerasnya kami berjuang.
Eun Sang menyodorkan boneka burung hantunya saat Kim Tan jalan kearahnya dan tersenyum. Kim Tan mengambil tempat duduk di samping Eun Sang. Ia tidak tahu jika Eun Sang suka pamer, bagaimana jika Bo Na melihat boneka itu (Bo Na punya boneka yang sama).
"Aku justru mau dia melihatku!. Dan aku akan berkata 'Lihat!. Pacarku memberikan ini untukku!".
Kim Tan geli melihat Eun Sang yang sangat senang dengan pemberian boneka yang hanya bernilai beberapa sen.
Eun Sang merasa penasaran dan bertanya apa permohonan yang Kim Tan panjatkan saat meniup lilin ulang tahun.
"Aku berharap semua orang yang aku kenal bahagia", jawab Kim Tan.
Eun Sang tak percaya. Kim Tan berkata, "Sungguh...Aku ingin mengadakan pesta di rumahnku 10 tahun kemudian".
"Pesta".
Mereka lalu membayangkan apa yang terjadi 10 tahun kemudian. Dirumah keluarga Kim.
Eun Sang : 10 tahun mendatang, saat kita berumur 29 tahun?. Apa semua orang hadir?
Kim Tan : Ya. Bo Na dan Chan Young selalu sibuk berkerja bahkan saat pesta.
Bo Na dan Chan Young masih bersama. Chan Young bekerja di bagian dari tim investigasi kejahatan dunia maya. Sementara Bo Na menjadi wanita karir. Mereka melambaikan tangan saat melihat Kim Tan datang.
Ye Sol berbincang dangan Hyo Shin yang terlah menjadi sutradara ternama. Ia mendengar film Hyo Shin di nominasikan dalam pengharggan festival Film Asia. Hyo Shin berkata tentang film militer antara cinta dan benci. Ye Sol minta Hyo Shin menghubunginya jika membutuhkan pemeran utama untuk film berikutnya. Ye Sol pergi.
Rachel mendekati Hyo Shin dan bertanya, "Apa kau masih menggunakan bakat melucumu itu (membuat film)?".
Hyo Shin menjawab ya, apa Rachel tidak tahu (melihat berita), "Kau tidak punya internet di tempat kerjamu?". Rachel berkata ia tidak punya waktu dan sibuk mempersiapkan fashion show.
Hyo Shin bertanya apa Rachel akan datang ke pemutaran perdana filmnya jika ia mengundangnya. Rachel tidak mau, ia tidak suka menonton dan tidak tertarik.
"Kalau begitu, datanglah untuk menemuiku".
"Akan kupertimbangkan", jawab Rachel kikuk lalu meneguk minumannya.
Hyo Shin hormat layaknya tentara saat Kim Tan melintas di depannya.
Young Do menerima telepon dari Myung Soo yang kini sedang berada di camp wajib militer. Ia memberi kabar akan mengambil cuti wamil. Kim Won yang ada disampingnya bertanya apa pangkat Myung Soo sekarang, kopral?.
"Sersan. Dia mendapat banyak masalah karena terlambat mengikuti wajib militer", ujar Young Do.
Young Do berkata akan mengambil alih pekerjaan ayahnya. Dan akan bertanggung jawab pada proyek Konvensi Jeju mulai bulan depan. Kim Won bercanda dengan berkata pasti Young Do telah lama menginginkan hal itu, ayah Young Do pasti merasa khawatir proyek itu akan gagal. Young Do berkata akan kali ini akan melakukan dengan lebih baik.
Kim Tan lewat di depan mereka. Young Do tersenyum menyapa Kim Tan. Kim Won memberi tahu ayah mereka berada di ruang baca.
Presdir Kim keluar dari ruang baca bersama Jae Hoo. Ayah Kim Tan masih tampak sehat, meski semakin menua dan rambutnya memutih. Ia tersenyum melihat putranya datang. Jae Hoo dan Rachel juga tersenyum pada Kim Tan.
Kim Tan berjalan ke tangga, berpapasan dengan Ny. Ji Sook yang jalan turun setelah bercakap ria dengan Ny. Han dan Hee Nam. Ny. Ji Sook tersenyum saat jalan besisian dengan Kim Tan.
Ny. Han memanggil Hee Nam dengan panggilan onnie. Ia kaget melihat Hee Nam yang tampak lebih muda darinya. Dengan gaya khasnya, Ny. Han minta ibu Eun Sang untuk menunjukan KTP-nya. Keduanya lalu tersenyum dan melambaikan tangan pada Kim Tan.
Kim Tan meneruskan langkah, berjalan perlahan menaiki tangga yang menuju ke kamarnya.
Kim Tan : Aku harap, bahkan setelah 10 tahun kemudian. Aku tetap bersemangat mengejarmu seperti saat berusia 18 tahun. Aku akan ada di jalan yang mengantarku padamu. Itu permohonanku saat meniup lilin.
Kim Tan mendekatkan wajahnya dan mencium Eun Sang.
Kembali ke masa kini. Kim Tan masih tersenyum meski lamunananya itu telah buyar. Eun Sang berkata mereka adalah tipe orang yang hanya bisa terus bahagia dalam impian saja.
"Itu sebabnya kenapa itu disebut sebagai permohonan", sahut Kim Tan.
"Aku berharap itu bisa menjadi kenyataan".
"Mungkin saja...suatu hari nanti".
Keduanya tersenyum. Berdiri dari tempat duduk dan berjalan dengan bergandengan tangan.
Di hari lain, Kim Tan dan Eun Sang berjalan sambil bergandengan tangan di bawah guyuran hujan salju.
Kim Tan : Ketika kami berusia 18 tahun, kami jatuh cinta. Saling menyukai, menangis, melarikan diri, berlutut. Dan berpaling satu masing lain untuk sekian kalinya.
Flasback saat perpisahan mereka dan saling menyakiti. Berjalan membelakangi dan melewati satu sama lain.
Eun Sang : Walaupun begitu, saat kami berusia 18 tahun...kami saling menghampiri satu sama lain. Bergandengan tangan...Dan berpelukan dengan erat satu sama lain.
Flashback saat mereka saling berpelukan, berbagi kesedihan dan memberikan rasa nyaman satu sama lain.
Kim Tan bertanya kapan Eun Sang mentraktinya makan seperti yang pernah dia janjikan. Eun Sang tertawa karena Kim Tan menanggapinya dengan serius. Ia mengatakan hal itu hanya untuk menggoda Kim Tan.
"Mungkinkah kau sengaja tidak mentraktirku?. Supaya kau bisa memasak untukku setiap pagi?. Apakah kau sekarang ingin melamarku?", ujar Kim Tan
"Tidak begitu. Sekarang ini kau sepetinya minta di pukul", sahut Eun Sang.
Eun Sang menjulurkan lidah (ngolok nich...hahahah) lalu jalan cepat mendahului Kim Tan.
"Hei!. Cha Eun Sang berhenti disana!. Apa kau lupa apa yang akan aku lakukan jika kau berbalik membelakangiku?, seru Kim Tan, "Kenapa kau tidak menjawab".
Eun Sang mempercepat langkah sembari menutup mulutnya.
Kim Tan tersenyum, "Kau mau datang ke rumahku. Apa kau hanya menyukaiku di dalam mimpimu".
Eun Sang tersenyum, melambatkan jalannya lalu mengampit lengan Kim Tan. Mereka kembali berjalan beriringa. Wuah..pemandangannya cantik.
Eun Sang : Kami mungkin bisa terjatuh lagi. Mungkin juga bisa sampai berlutut terluka. Tapi, kami..
Kim Tan : Tidak peduli apapun itu... Kami akan terus melangkah maju.
Happy Ending
Komentar :
Selesai juga akhirnya (jujur, sengaja agak lambat buat sinopnya...masih pengen liat wajah Kim Tan..hehehehe).
Happy Ending untuk couple Kim Tan - Eun Sang & Bo Na - Chan Young. Tapi sad ending untuk Kim Won - Hyun Joo. Hidup adalah pilihan. Kim Won memilih untuk meraih tempat tinggi, meski ia kesepian dan menangis tiap malam.
Terlepas dari semua komentar, baik yang positif maupun negatif. Bagi saya The Heirs merupakan drama Terpopuler Tahun 2013... Dari segi rating juga tidak mengecewakan. Di situs streaming macam Dramafever, The Heirs menempati posisi nomor 1 sebagai drama yang paling banyak di tonton pada tahun 2013, menyusul kemudian I Hear Your Voice dan Master Sun.
Thanks untuk semua reader atas dukungannya. Love you guys. Bye Kim Tan ^-^
Terima kasih yang sudah berkunjung pada situs ini, sinopsis yang ada pada sinopdrama ini menceritakan secara detail sesuai dengan isi film drama tersebut. Jika ada kesalahan pada penulisan atau link error segera beritahu kami melalui komentar!
Selamat membaca!!!
0 Response to "Sinopsis The Heirs Episode 20 – 2 (Final)"
Posting Komentar