Sinopsis The Heirs Episode 4 – 2

Sinopsis The Heirs Episode 4 Part 2

Kim Tan telah menemukan keberanian, dan keberanian itulah yang mendorongnya untuk kembali ke Korea. Kedatangan Kim Tan disambut hangat sekertaris Yoon Jae Hoo. Hm..seandainya saja, ayah Kim Tan sebaik Jae Hoo. Pasti bebannya tidak terlalu berat. Beruntung Chan Young dibesarkan dengan hangat oleh ayahnya. 


Jae Hoo berkata Kim Tan bertambah tinggi dan tumbuh dewasa sejak bertunangan. Ia hampir tak mengenali Kim Tan, " Apakah  makanan Amerika sesuai dengan selera mu?". Kim Tan tersenyum, menanyakan kabar Jae Hoo. Jae Ho berkata kabarnya baik-baik saja, sama seperti Jeguk Group, "Presdir Kim pasti senang. Ibumu telah menelponku 4 kali, telpon dia bila kau sempat".

"Aku akan menemui Hyung dulu", ucap Kim Tan yakin. Cepat atau lambat, dia harus menghadapi kakaknya. Jae Hoo tampak kaget, tapi ia tetap menemani Kim Tan. 

"Siapa? Siapa yang datang?", Kim Won terkejut saat sekertarisnya bilang ada Kim Tan datang dan ingin sedang menuju kemari. 

Pintu terbuka, Kim Tan masuk bersama Jae Hoo. Sekertaris Kim Won langsung pergi. "Aku kembali", kata Kim Tan. 

Kim Won bertanya dengan ekspresi dingin, "Untuk berapa hari?". 

Kim Tan berkata ia akan tinggal disini. Kim Won mengulangi pertanyaanya, "Untuk berapa hari?. Apa kau tidak ingat apa yang aku katakan saat kau pergi ke Amerika?. Atau kau tidak mengerti?". 
"Aku tahu apa yang Hyung khawatirkan", kata Kim Tan. 
"Dan kau tetap kembali?", tuntut Kim Won bertingkah seperti penguasa. 
"Aku merindukan keluargaku. Aku rindu rumah", jelas Kim Tan.

"Untuk merengek?", cemooh Kim Won. 

"Hyung boleh bilang apa saja, tapi aku tidak akan kembali (ke Amerika). Aku hanya akan makan dan bermain-main di sini. Jadi biarkan aku tinggal di sini. Hal apa yang Hyung khawatirkan, tidak akan terjadi", jamin Kim Tan.  
Kim Won mencibir, "Apa?. Apa yang aku khawatirkan tidak diputuskan oleh anak haram. Dengarkan baik-baik. Satu hal yang jelas adalah bahwa kau menghilangkan kesempatan yang aku berikan. Kesempatan saudara tiri untuk bersikap baik satu sama lain. Itulah arti kenapa kau kembali ke Korea. 
Jae Hoo yang sedari tadi mendengarkan, hanya bisa mengerutkan kening mendengar perkataan kejam Kim Won pada adiknya. 

Kim Won berdiri, "Kau tidak ingin kembali (ke Amerika)?. Jadi tinggallah (di Korea). Apa yang bisa aku lakukan padamu?. Saat semua orang berada dipihakmu", Kim Won menatap tajam Jae Hoo lalu keluar dari ruangannya.
Jae Hoo berancang-ancang keluar mengikuti Kim Won, tapi sebelumnya ia bicara pada Kim Tan, "Ayahmu sudah menunggumu. Aku tidak bisa mengantarmu. Berhati-hatilah", ucapnya lalu keluar menyusul Kim Won.

Kim Tan terpaku diam ditempatnya. Hatinya pasti sakit menerima perkataan kejam Kim Won barusan. Bukan kesalahan-nya jika dia terlahir sebagai anak haram. Sebenarnya apa kesalahan Kim Tan hingga Kim Won memperlakukannya seperti itu?.

Kim Won benar-benar mengibarkan bendera peperangan. Baik apanya, itukah cara terbaik Kim Won bersikap baik pada adik tirinya, dengan mengasingkannya jauh dari keluarga dan memperlakukan Kim Tan dengan dingin. Mungkinkah Kim Won melampiaskan rasa sakit hatinya pada Kim Tan?.
Segitu besarkah keinginan Kim Won menguasai kerajaan Jeguk? dan duduk di kursi Presdir menggantikan ayahnya?. Tidakkah itu terlalu serakah dan ambisius. Well, tapi banyak memang kejadian seperti ini terjadi dalam kehidupan nyata. Anak dari istri sah tak sudi berbagi harta dengan anak dari istri simpanan.
Jae Hoo bergegas menyusul Kim Won. Kim Won marah karena Jae Hoo pergi ke bandara tanpa melapor padanya. Jae Hoo mengira Kim Won sudah mendengar dari ayahnya. 

"Sejak kapan ayah....", ucap Kim Won dengan nada tinggi. Suaranya merendah ketika sadar diamana dia berada. Kim Won menyuruh Jae Hoo memesan kamar hotel untuk sementara, hotel yang dekat dengan kantor. 

(Kim Won tak mau tinggal di rumah karena ada Kim Tan disana).

Jae Hoo tanya bagaimana ia harus melaporkan hal ini pada presdir Kim. Kim Won berkata biar saja ayahnya berasumsi sendiri. (mengetahui sendiri, yang berarti Kim Won menyuruh Jae Hoo jangan melaporkan hal ini pada ayahnya).

Kim Won jalan pergi. Jae Hoo tidak mengikuti. Keningnya kembali berkerut karena sikap dingin dan keras pimpinanya itu. 
Kim Tan pulang kerumah, Ny. Han langsung memeluk putranya erat-erat, "Anakku!". Puas memeluk, Ny. Han menyentuh wajah Kim Tan, memandangnya lekat, "Biarkan Ibu melihatmu!. Biarkan aku melihat wajahmu!". Kim Tan tersenyum.

"Aku pulang, Ayah", sapa Kim Tan membungkuk memberi hormat. 

"Duduklah", jawab presdir Kim tanpa memandang wajah anaknya. Asyik memandangi jari-jarinya tangannya sendiri. Yach seperti inilah perlakuan presdir Kim pada Kim Tan. Tidak dingin, tidak juga hangat. Datar. Plan. 
Kim Tan duduk, tersirat rasa kecewa di wajahnya. Ny. Han mengeluh kenapa Kim Tan tidak menjawab teleponnya. Kim Tan ingin tahu kenapa ibunya sering menelponnya, "Apa  Ayah tidak memperlakukan Ibu dengan baik?". 

"Ayahmu?", sahut Ny. Han sewot, "Dia memarahi Ibu karena mendengkur. Ibu bahkan ditampar...(Ny. Ji Sung)".  Ny. Han mengehela napas kesal, "Dan lagi Ibu sangat menderita".

Presdir Kim berkata ibu Kim Tan masih saja manja, "Apakah rumahmu di sana nyaman?. Aku meminta mereka untuk membangun dengan baik".

Terdengar ketukan di pintu, Hee Nam masuk membawa minum untuk mereka. Saat menaruh minuman di meja, Hee Nam sekilas melihat wajah Kim Tan sebelum keluar.

Kim Tan berkata rumahnya terlalu besar, "Rumah yang terlalu terang pada siang hari dan terlalu gelap di malam hari". 
Ny. Han protes, "Gelap?. Kenapa kau memberinya tempat yang gelap?".

"Jika rumah itu gelap, kau bisa melihat bintang-bintang bukan", jawab presdir Kim lalu menatap Kim Tan, "Bagaimana dengan sekolah?. Apakah kau belajar sesuatu?".

"Aku hanya bersenang-senang", jawab Kim Tan. 

Ny. Han dan presdir Kim tampak kecewa dan kaget. "Istirahatlah. Kau terlihat lelah", ucap presdir Kim kemudian. 

"Ya", jawab Kim Tan yang juga kecewa dengan penyambutan ayahnya. 

Kim Tan masuk ke kamarnya, yang telah ia tinggalkan selama 3 tahun. Tidak ada yang berubah semua masih sama seperti dulu. Ny. Han mengekor di belakang, menempel pada anaknya.

"Lihatlah bagaimana putraku tumbuh besar!. Kau tumbuh seperti ini tanpa Ibu, Ibu merasa sedikit sedih. Apakah kau memiliki banyak teman berambur pirang di Amerika?". 

"Mereka punya dada yang besar", jawab Kim Tan sesukanya, sambil mengeluarkan pakaian dari dalam tasnya. 

Ny. Han menelan ludah, "Kamu tidak pakai narkoba, kan?", tanyanya khawatir. 

"Terlalu mahal". 

Ny. Han mengelus dada, lega. "Kau sudah dewasa. Oh ya, aku dengar Rachel pergi ke sana".

"Ibu, aku mau mandi. Kita bicarakan ini nanti saja" jawab Kim Tan mencari alasan, tidak ingin membicarakan tentang Rachel.

Ny. Han mengerti, "Baiklah. Ibu minta maaf. Mandilah". 

Ny. Han menyuruh pelayan yang ada di kamar Kim Tan untuk keluar, agar Kim Tan bisa mandi. Pelayan ini sedang mengumpulkan pakaian dari koper Kim Tan, tanpa sengaja ia menjatuhkan kaos kaki milik Eun Sang. Sejenak ia heran memandangi kaos kaki itu, lalu memasukannya ke dalam keranjang cucian dan keluar dari kamar Kim Tan.

Ya, ampun. Bahkan kaos kaki Eun Sang saja Kim Tan bawa pulang ke Korea. Seperti benda berharga. 

Kim Tan mengeluarkan Dream Catcher ungu pemberian Eun Sang dari dalam tasnya. Sesaat ia memandangi benda itu. Lalu menggantungnya di jendela kamar.

Eun Sang duduk di depan halaman rumah Kim. Belajar, hanya sebentar. Ia mengambil dompet dan mengeluarkan potongan Boarding Pass keberangkatannya ke Amerika. Eun Sang memotret Boarding pass itu lalu mempostingnya ke akun SNS
"Sama halnya aku tidak punya cara untuk membuktikan apa yang ada di mimpiku tadi malam, tempat itu sama saja bagiku. Apakah aku benar-benar pernah disana?"

Eun Sang mengadahkan kepala, menerawang menatap langit malam. 

Kim Tan berdiri di depan jendela kamarnya. Memandangi langit malam sama seperti Eun Sang. 

Mereka ada ditempat yang sama, dalam jarak dekat. Hanya saja keduanya tidak mengetahui kehadiran satu sama lain. 

Keesokan harinya. Kim Tan jalan keluar rumah, menuju taman. Ia sempat berhenti sejenak ketika melihat sepasang sepatu wanita dan kaos kaki yang tergantung di jemuran. Kim Tan merasa aneh, tapi ia tak memperdulikannya, dan melanjutkan jalannya. 

Hari berikutnya, Kim Tan makan sendirian diruang makan. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara yang berasal dari dapur. Kim Tan berusaha tak peduli, tapi suara itu benar-benar menganggunya. Sontak Kim Tan berdiri, dengan wajah penasaran, ia membuka pintu yang menghubungkan ruang makan dengan dapur. Dan melihat sekelebat sosok gadis baju putih, berambut panjang menyelinap pergi dari dapur. 

(Jangan bilang, Kim Tan kira itu hantu...hahahaha). 

Hari selanjutnya giliran Eun Sang yang melihat sosok tuan muda baru di sekitar rumah. Saat itu Kim Tan masuk kerumah setelah berjalan-jalan keluar. Diruang tamu ada Hee Nam yang sedang mengepel lantai, Kim Tan menyapanya dengan anggukan kepala.

Selang beberapa detik kemudian, Eun Sang masuk kerumah setelah membeli sesuatu, ia yang melihat sosok tuan muda (Kim Tan) dari belakang buru-buru sembunyi di balik dinding. (kenapa juga harus sembunyi).
Eun Sang Mengamati tuan muda itu yang jalan menaiki tangga. Ia tak melihat wajahnya karena Kim Tan menggenakan Hoodie (sweater atau jaket dengan tudung kepala) dan topi. 
Eun Sang bertanya pada ibunya menggunakan bahasa isyarat, "Itu Putra kedua?". Hee Nam membenarkan dengan anggukan, lalu meminta bungkusan yang dibawa Eun Sang.  
Di hari lain, Ibu Eun Sang buru-buru membangunkan putrinya lebih pagi dari biasanya. Eun Sang bangun, "Oh. Jam berapa ini?". Hee Nam menyuruh Eun Sang cepat keluar dari rumah dan kembali lagi nanti malam. "Sekarang ini, suasana rumah ini tidak begitu baik. Karena putra kedua kembali, putra pertama sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah".

"Oh, kalau begitu suruhlah dia pulang, kenapa Ibu membangunkanku?. Aku baru tidur 3 jam", jawab Eun Sang lalu kembali tidur. 
Hee Nam memukul Eun Sang, yang dipukul tentu teriak kesakitan dan langsung duduk. Hee Nam mengatakan. "Suasana hati Presdir Kim dalam suasana tidak baik, dan itu akan membuat Ny. Han lebih histeris dari biasanya. Karena itu jangan terperangkap dalam situasi ini dan terlibat masalah. Cepatlah, pergi!".

Eun Sang menguap, "Kemana aku harus pergi di jam segini?". 

Myung Soo turun dari taksi di ujung jalan komplek dekat rumah. Di dalam taksi itu juga ada Young Do. (Btw, dari mana ya mereka?. Pulang dugem?).

Myung Soo berkata ia hanya akan pulang sebentar menunjukkan wajah pada ayahnya. Dan akan pergi lagi setelah ayahnya berangkat kerja. Young Do bilang ia bisa menunggu di ujung jalan sini. 

Myung Soo tidak setuju, "Aku tahu kau bisa, tapi Ayahku tidak. Ayahku sangat tidak menyukaimu". 
"Jika itu karena kesalahpahaman, beritahu pada Ayahmu kita akan mencari tahu cara penyelesaiannya", ucap Young Do.

Myung Soo berkata akan lebih bagus jika ada kesalahpahaman, tapi ayahnya benar-benar tidak menyukai Young Do. "Jika kamu jalan lurus ke depan ada sebuah Mini Market. Bersantailah dulu disana. Kita ketemu di sana".

Young Do tak bisa berkata lagi. Taksi membawa Young Do ke mini market depan jalan.

Rumah Myung Soo berada dalam satu komplek rumah Kim Tan. Untuk menuju rumahnya, ia harus melewati rumah Keluarga Kim. Myung Soo berdiri tepat di rumah Kim Tan. Ia mengambil parfum dari dalam tas, menyemprotkannya ke seluruh badan. Lalu berkumur dengan mouthwash.

Krekkk....Pintu gerbang rumah Kim terbuka. Myung Soo terkejut setengah mati melihat Eun Sang tiba-tiba keluar dari rumah itu. "Kau mengagetkanku?",  serunya terkejut. "Apa.....Apakah kamu tinggal di rumah ini?".

Eun Sang yang masih mengantuk tidak mengubris pertanyaan Myung Soo, lalu jalan dengan mata setengah terpejam. Myung Soo heran, "Siapa dia?. Apa keluarga Tan pindah?".

Sembari menunggu Myung Soo, Young Do membeli mie ramen di mini market yang tadi disebutkan temannya itu. Dari kaca  jendela mini market Young Do melihat Eun Sang yang jalan masuk ke dalam mini market dengan mata terpejam. Merasa tertarik, mata Young Do mengekor mengikuti gerak gadis itu. 

Dari mengambil minuman, hingga membayar di kasir semua Eun Sang lakukan dengan mata setengah terpejam. Eun Sang lalu berdiri di samping Young Do, menghabiskan minuman yang ia beli dalam sekali teguk. Gluk...gluk...gluk... Young Do menatapnya dengan heran.

Selesai minum, Eun Sang keluar dan langsung tidur di meja yang ada di luar. Tentu saja Eun Sang tidak menyadari kalau dia sedang di perhatikan. Young Do membawa mie ramennya keluar, duduk di depan Eun Sang. Menggerakan tanganya di depan wajah Eun Sang, tapi gadis itu sudah terlelap.

Young Do memperhatikan Eun Sang tidur, lalu memakan mie ramennya. Aroma ramen dan suara Young Do makan tidak mempengaruhi tidur Eun Sang sama sekali. 

2 anak kecil datang dan berebut PSP di depan Young Do. Satu anak ingin memainkan game. Sementara anak yang memiliki PSP itu tidak menginjinkan dan menyuruh temannya membawa sendiri PSP yang dia punya. Suara pertengakaran mereka itu sangat berisik.

Young Do menegur, "Hei!. Kalian!. Di tempat umum seperti  ini, mengapa kamu berteriak teriak?. Dia sedang tidur", ucapnya menunjuk Eun Sang yang sedang tidur.

Salah satu anak menangis, dan tangisan itu memancing temannya. Kedua anak itu menangis dengan suara lebih keras dari teriakan mereka tadi. Kedua anak itu menangis memanggil ibu mereka. Young Do mengeryitkan kening, menggosok kupingnya yang terasa tuli.
Eun Sang terbangun karena suara berisik itu, duduk sebentar lalu berdiri dan pergi dari sana. Ia jalan dengan kondisi mata setengah terpejam. Tak menghiraukan keadaan sekitar. Yang ada dalam benaknya adalah mencari tempat tidur yang nyaman.
"Lihatlah. Apakah kalian sedang memamerkan padaku bahwa kalian mempunyai Ibu?. Aku juga punya Ibu pada usia kalian!", ucap Young Do membuat tangisan kedua anak itu semakin keras. Hihihihi, bukannya menenangkan malah tambah runyam. 

"Hei, Young Do!. Apa yang kau lakukan?", seru Myung Soo menjemput Young Do dengan mobilnya. 

"Hei, anak-anak ini mengajakku berkelahi. Mereka mengejekku karena aku tidak punya Ibu.", jawab Young Do sekenanya.

Young Do berdiri, tangis anak-anak itu semakin menjadi. Myung Soo komentar, "Akhir-akhir ini, anak-anak memang mengerikan. Apakah kau terluka?" (wkwkwk..ngaco). 

Young Do jalan menuju mobil, lalu menoleh ke kanan. Melihat Eun Sang yang berjalan menjauh, "Hatiku yang terluka". 
Young Do lalu masuk ke dalam mobil, "Diam", bentaknya pada kedua anak itu sebelum pergi. 

 
Bo Na berlari riang memasuki gedung Mega Entertaiment, mencari ayahnya. Dikoridor Bo Na berpapasan dengan girlband 2EYES (Cameo).

Bo Na singgah sebentar di ruang tunggu, menyapa boyband VIXX (cameo). Ia bertanya apa mereka melihat ayahnya. Personil VIXX menjawab sepertinya ayah Bo Na berada di pangung. Bo Na berguman, "Ayah tidak ada disana".

Bo Na lalu memuji mereka, mengacungkan jempol. "Oppa. Soundtrack kalian keren!", lalu mesenandungkan lirik lagu, "Neoman boindan mariya". (Ost. The Heirs Part 1)
"Itu lagu milik Lee Hong Ki sunbae", jawab personil VIXX. . 
  
Bo Na malu."Bye", ucapnya langsung ngacir dari situ.


Bo Na Lalu  masuk ke ruangan sebelah. Disana ada boyband BTOB (cameo). Bo Na langsung memuji penampilan mereka. "Daebak".

"Kami belum tampil", ucap personil BTOB. 

"Semoga beruntung", ucap Bo Na yang lagi-lagu malu dan buru-buru pergi. (Hahaha). 
Beberapa menit kemudian. Kim Hee Chul (Super Junior) naik ke atas panggung, setelah boyband BTOB menyelesaikan rekaman mereka. (Wuih, ada Hee Chul juga, ini mah namanya parade boyband). 

Dengan gaya seniornya, Hee Chul bertanya pada personil BTOB, "Apakah kalian melakukan dengan baik?". Personil BTOB balik tanya bagaimana dengan Hee Chul sunbae. 

"Aku seorang bintang besar!", jawab Hee Chul bangga, (ya iyalah SUJU gitu loh).

"Jadi, apakah kau melakukannya dengan baik?", tanya BTOB. 
"Kau tahu bagaimana performa kami di Taiwan?. Apa kalian pernah ke Taiwan?", jawab Hee Chul tak mau kalah. 

Bo Na datang dan menyapa Hee Chul, "Oppa". 
"Oh. Urri Bo Na", seru Hee Chul girang. BTOB turun dari panggung. Bo Na tanya apa yang Hee Chul lakukan disini, "Apakah kau hostnya?".

Hee Chul menjawab ya. Ia lalu tanya pada Bo Na lebih menyukai dirinya atau Kyu Hyun. Tanpa berpikir Bo Na langsung menjawab, "Aku menyukai Chan Young". 

"Oh, Chan Young!", sahut Hee Chul seolah mengenal siapa itu Chan Young. 

Bo Na heran, "Oppa kenal Chan Young?". 

"Tentu saja tidak", jawab Hee Chul (Hahaha). 

Bo Na langsung cemberut. Hee Chul tanya siapa itu Chan Young, "Apakah dia pacarmu?". Hee Chul lalu membuat suaranya terdengar seperti tokoh kartun, "Apakah dia pacarmu atau tahananmu?". 

"Ah. Kau menggodaku...Kau benar-benar seperti orang tua...", ucap Bo Na tidak suka. "Permisi orang tua, Apakah kau melihat Ayahku?". 

"Orang tua? Hei, aku menduduki chart no. 1 di Taiwan selama 60 minggu berturut-turut. Aku mendominasi semuanya", omel Hee Chul tidak terima sekaligus membanggakan diri.

Tapi Bo Na tidak mengubris omelan Hee Chul, karena ada sms masuk ke ponselnya dari Chan Young, "Apa yang kau lakukan dengan pria lain?". Bo Na celingak celinguk. 

Hee Chul protes, "Apakah aku berbicara sendiri?. Bo Na, kau harus melihat Oppamu!
Bo Na!. Lee Bo Na! Apa yang kau lihat?.".

Bo Na tidak peduli, sibuk mencari orang yang mengirim sms. Sms baru masuk lagi ke ponsel Bo Na, "Sebelah kanan". 
Bo Na menoleh kesebelah kanan, melihat Chan Young duduk di kursi penonton. Tersenyum manis dan melambai kearahnya.

"Chan Young-ah", seru Bo Na girang, langsung lari menghampiri Chan Young. Sampai Chan Young khawatir melihat Bo Na yang lari seperti itu. "Kau bisa terluka".

"Bo Na lihat ke depan, Bo Na kembali!', seru Hee Chul dari atas panggung. 
Bo Na tanya kapan Chan Young kembali ke Korea, bagaimana kau bisa masuk. Chan Young menjawab ia bertemu dengan ayah Bo Na di depan, dan tiba di Korea 3 jam yang lalu. Dengan gaya manja Bo Na tanya kenapa Chan Young tidak mengatakannya kemarin di telepon. Chan Young berkata dengan begitu Bo Na akan lebih terkejut 3 kali.

"Yang disana, tahanan!. Beritahu aku jika kau dalam bahaya", seru Hee Chul dari atas panggung, menganggu mereka yang sedang melepas rindu. 

Bo Na cemberut, lalu protes meskipun begitu Chan Young harus tetap memberitahu kepulangannya. "Aku sangat merindukanmu", ucap Bo Na kemudian. 

"Aku juga", ucap Chan Young

"Aku lebih merindukanmu!", seru Bo Na sekali lagi. 

"Aku tak boleh kalah kali ini. Aku merindukanmu", Chan Young memeluk Bo Na. 

Bo Na tersenyum, "Jangan pergi ke mana pun mulai sekarang". Chan Young melepas pelukannya, "Mulai sekarang, kita pergi bersama". Bo Na tersenyum senang, "Oke, ayo lakukan itu".
Bo Na kembali kesal ketika ingat Eun Sang,  "Bagaimana dengan Cha Eun Sang?. Apakah kau pindah dan tinggal bersamanya?". 

Chan Young memberikan jawaban yang membuat hati Bo Na luluh, "Bagaimana aku bisa meninggalkan pacar yang cantik begini dan pindah bersama teman?. Chan Young memang pintar merayu. 
Bo Na tersenyum, "Kau mau makan apa? Makanan Korea!. Aku yang traktir. Ayo!". Chan Young tanya bukankah Bo Na tadi mencari ayahnya. Bo Na bilang sekarang itu tidak penting lagi.

Chan Young menganguk dan berkata tak ingin memiliki anak perempuan. (Ntar kaya Bo Na yang lebih memilik kekasih dari pada ayahnya). 
Bo Na kaget, "Ya Tuhan, apakah aku bilang aku ingin melahirkan anak perempuan untukmu?. Dasar cabul!", ucapnya manyun lalu pergi. Chan Young seperti biasa, hanya tersenyum melihat pacarnya yang merajuk. 

Chan Young membawa Bo Na kerumah. Bo Na kagum melihat kemahiran dan keakraban Chan Young dan ayahnya dalam hal memasak. Dia yang wanita mungkin tak pernah menyentuh dapur. Dari menggoreng telur, merebus mie hingga menyajikan makanan, mereka lakukan berdua dengan cepat. Hingga terhidanglah "Mie Kuah" ala Korea. 

Bo Na berkata inikah sebabnya Chan Young ingin makan dirumah. Jae Hoo bilang mie kuah itu adalah masakan kesukaan Chan Young. Bo Na kaget, ia berpikir makanan kesukaan Chan Young adalah Sushi. Jae Hoo memuji anaknya pintar menyenangkan hati perempuan, "Dia tidak suka ikan mentah".  

"Apa ini?. Kau terlihat keren di depan Ayahmu", puji Bo Na makin cinta dech.

Jae Hoo tersenyum. Chan Young berkata jika nanti Jae Hoo punya pacar, ayahnya itu harus memperlakukan wanita itu dengan baik sama seperti yang ia lakukan pada Bo Na saat ini. Jae Hoo lalu tanya, "Apa kau ingin ayah punya pacar?".

Bo Na mengangkat tangan, "Aku menentang itu, Ayah mertua.  Fokus saja pada Chan Young 100 % sampai dia kuliah".

"Baiklah, karena Chan Young harus kuliah, kau juga harus putus dengan Chan Young", sahut Jae Hoo. 

"Mertua memang sulit", guman Bo Na lalu memakan mie kuah, "Hm..Ini benar-benar enak, Ayah mertua".

"Berikan tip yang besar", ucap Jae Hoo menimpali.

Chan Young menceritakan pengalamannya di L. A., yang tak terbiasa memberi tip seperti orang L. A. Ia menjadi gugup setiap kali harus membayar sesuatu. Jae Hoo ingat, "Aku dengar kau bertemu dengan Tan di L.A". 

Chan Young mengiyakan, "Mungkin karena kami bertemu ketika masih kecil, dia hampir tidak mengenaliku".

Bo Na kaget, "Maksudmu, Kim Tan?", tanyanya setengah berbisik.  Jae Hoo tanya apa Bo Na kenal Kim Tan. Bo Na cepat-cepat menyangkal, "Tentu saja tidak, bagaimana aku bisa kenal Kim Tan?". 
"Kupikir kau kenal", ucap Chang Young kemudian. 

Jae Hoo berkata anggap saja Bo Na tidak mengenal Kim Tan. Bo Na cepat-cepat menyangkal, "Tidak, aku tidak mengenalnya. Aku benar-benar tidak mengenalnya".

Jae Hoo kembali menekankan kita anggap saja Bo Na tidak mengenal Kim Tan. 

Bo Na memakan mie kuah-nya sambil melirik-lirik, salah tingkah. Chan Young tersenyum melihat tingkah Bo Na yang berlagak tidak mengenal Kim Tan. Hahaha..padahal Chan Young kan tahu, Bo Na mantan pacar Kim Tan. 

Setelah dari rumah Chan Young, Bo Na pergi ke markas. Meringkuk tidur di sofa. Myung Soo tanya apa lagi, apa yang terjadi sekarang.  Bo Na merasa seperti akan dicampakkan. Myung Soo malah tersenyum, "Chan Young tidak akan kembali?. Aku tahu dia adalah orang bijaksana". 

"Bukan seperti itu", ucap Bo Na kesal, duduk tegak. 
Myung Soo tanya lalu apa?. Bo Na berkata mungkin Chan Young sudah tahu bahwa ia pernah pacaran dengan Kim Tan. Myung Soo tanya apa maksudnya. Bo Na bilang Chan Young dan Kim Tan bertemu di Amerika.

"Oh. Tidak. Mereka bertemu dan mencampakkanmu???, tanya Myung Soo (hahaha..maksdunya, mereka saling tertarik satu sama lain gitu!!!). 
Bo Na kesal, "Sini, biar aku memukulmu!".

Myung Soo ingin kejelasan, jadi Chan Young tahu atau tidak, "Barusan kau bilang kau dicampakkan". Bo Na merasa yakin ia akan segera dicampakkan. Ia bertanya-tanya apa yang Kim Tan katakan tentang dirinya pada Chan Young, "Aku yakin Kim Tan belum bisa melupakanku". 
Myung Soo menghela napas dan garuk-garuk kepala melihat Bo Na yang terlalu percaya diri. Bo Na berpikir Kim Tan dan Chan Young berkelahi, " Kau pikir Kim Tan akan menuntut Chan Young karena memukulnya?". 

"Hey!. Jika begitu maka Tan yang akan memukuli Chan Young", sanggah Myung Soo.
Bo Na tidak terima, "Hei! Chan Young-ku petarung yang baik, kau tahu!. Dan jangan berpihak pada Kim Tan!. Jangan pula berpihak pada Yoo Rachel!", kata Bo Na kesal. 

Oke, kita sekarang ke Kim Tan, orang yang sedang dibicarkan Bo Na. Kim Tan diam di kamar memandangi Dream Catcher diatas jendela. Hm..Kim Tan benar-benar merindukan Eun Sanag. Kim Tan duduk di ranjang, mengutak-atik ponselnya. Hal pertama yang ia lakukan adalah membuka akun SNS Talking Book milik Eun Sang. 
Kim Tan membaca status Eun Sang yang diposting tadi malam, "Sama halnya aku tidak punya cara untuk membuktikan apa yang ada di mimpiku tadi malam, tempat itu sama saja bagikuApakah aku benar-benar ada di sana? ".

Kim Tan menulis komentar, "Kau ada di sana. Aku bisa membuktikannya".  
Karena Kim Tan belum log out dari akun SNS Eun Sang itu, jadi komentar yang ia ketik tadi atas nama Cha Eun Sang.

Eun Sang pulang dari membeli keju. Ponselnya berdenting menandakan ada komentar baru. Eun Sang membuka dan heran melihat komentar terbaru atas nama "Eun Sang".

Eun Sang langsung bisa mengetahui siapa pelakunya. Eun Sang membalas, "Hei log out sekarang! Atau aku akan membuatmu log out dari hidupmu".

Kim Tan keluar dari kamar, tertawa membaca balasan Eun Sang. "Tidak akan. Apa aku orang yang tahu sopan santun?. Aku seorang pengedar narkoba.  Dimana kau?. Apakah ginjalmu masih sehat?".

Eun Sang jalan menuju pintu, dan membalas, "Ginjalku sehat. Ambil ginjalku jika kau membutuhkannya".

Kim Tan membalas, "Jujurlah padaku. Kau benar-benar ingin aku ada di sana, ya kan?". 
Keduanya berdiri di depan pintu. Tangan mereka sama-sama membuka handle pintu. 1,2, 3....Pintu terbuka. Kim Tan kelua dan Eun Sang masuk. Mereka membuka pintu yang berbeda. Kim Tan keluar lewat pintu depan sedangkan Eun Sang masuk kerumah melalui pintu belakang.

Eun Sang masuk ke dapur memberikan bungkusan yang ia bawa pada pelayan lain.

Kim Tan jalan menuju taman, sedikit kesal karena Eun Sang tidak lagi membalas komentar. Ia berpapasan dengan Ibu Eun Sang yang membawa wine. Ibu Eun Sang mengenakan kaos "I Love California".
(Ruang penyimpanan wine bawah tanah terpisah dari rumah utama. Jika ingin kesana harus keluar dari rumah utama, dan melewati jalan yang menuju taman). 

Kim Tan menganguk pada Hee Nam, lalu kembali menatap ponselnya. Kim Tan berhenti ketika melihat sesuatu yang tampak tak asing baginya. Lalu berbalik menatap punggung Hee Nam dengan bingung. 
Di ruang tengah, Ny. Han berbaring santai di sofa sembari belajar bahasa inggris, dari kartun Sleeping Beauty ditabletnya. Eun Sang datang membawa keju yang diminta Ny. Han.
Ny. Han mengucapkan terima kasih, "Aku tidak menyuruhmu melakukan ini. Tapi Ibumu".

"Ya", jawab Eun Sang. 

Hee Nam datang membawa wine. Eun Sang menatap heran pada kaos kaki yang dikenakan Ny. Han, mirip dengan miliknya. 

Perhatian Eun Sang teralih ketika Ny. Han bilang pada ibunya, bukan wine itu yang ia inginkan, "Berapa kali aku harus memberitahumu?. Botol yang tertulis tahun 2005. Botolnya tidak memakai bahasa Perancis!. Kau bisa membaca angkanya!. Apakah kau sudah buta juga?". 
Cara menegur yang kasar dan itu membuat Eun Sang ingin marah, tapi ia tahan. Hee Nam melirik Eun Sang, mengetahui putrinya sedang marah, lalu mengambil wine untuk di tukarkan. Eun Sang mengambil botol wine, "Aku yang akan perg".

Eun Sang berkata pada Ny. Han mulai sekarang ia yang akan membawakan anggur untuk Ny. Han.

"Benarkah?", tanya Ny. Han. "Itu akan lebih baik. Karena kau menumpang gratis. Kau harusnya melakukan bagianmu", Ny. Han kembali fokus pada tab-nya. 

Eun Sang semakin marah, tapi ia tetap diam. Berancang-ancang pergi menukar wine. Hee Nam menegur putrinya dengan bahasa isyarat, "Kenapa kau melakukan ini?. Pergilah belajar!", lalu mengambil botol wine dari tangan Eun Sang.

"Bagaimana aku bisa belajar?. Aku bahkan tidak bisa membayar sewa kamar". jawab Eun Sang dengan bahasa isyarat, merebut botol wine lalu pergi dengan kesal. Menahan tangis. 
Hee Nam berdiri terpaku memandangi punggung putrinya yang menjauh. Sama seperti Eun Sang, ia juga menahan tangis dan kesedihannya.
Eun Sang masuk keruang penyimpanan wine. Ruangan yang luas dan terlihat mewah. Eun Sang menghela napas, air mata yang sedari tadi di tahannya menetes dengan sendirinya, "Bahkan anggur hidup dalam kemewahan".

Kim Tan duduk di taman menanti balasan Eun Sang. "Ahh!. Kenapa tidak ada jawaban?".
Eun Sang  keluar dari ruang penyimpanan wine jalan menuju dapur. 

Kim Tan merasa ada yang lewat langsung menoleh dengan cepat. Lagi-lagi yang ia lihat hanya punggung gadis dengan rambut panjang menyelinap masuk ke dalam dapur. Kim Tan sedikit ketakutan, mengira itu adalah hantu...hihihihi....

Kim Tan masuk kerumah, ponsel ia angkat tinggi-tinggi seperti mencari sinyal. Dikiranya Eun Sang ndak balas karena masalah koneksi internet kali, ya. Kim Tan kembali dibuat terkejut melihat sekelebat bayangan gadis berambut panjang melintasi dapur.

Kim Tan lalu bertanya pada ibunya, "Ibu, apa ibu pernah merasa lumpuh saat tidur?". 
Ny. Han kaget, "Lumpuh saat tidur?. Kenapa? Apakah kamu ber mimpi buruk ?".

Kim Tan berkata ia sering melihat punggung gadis berambut panjang disini. Ny. Han menarik napas lega, "Oh, dia adalah putri salah satu pelayan. Dia tinggal di sini. Usianya sama denganmu. Siapa ya, namanya?. Cha Eun Sung?". 

Ny. Han berkata, ia menyuruh gadis itu untuk tinggal disini, seolah dia tidak di sini tapi bukan seperti hantu.

Kim Tan mulai tertarik, "Kenapa dia tinggal disini". Ny Han berkata kakak perempuan gadis itu menikah di Amerika, dan ibunya menarik semua uang deposit jaminan tempat tinggal mereka. Jadi apa yang bisa mereka lakukan.

Kim Tan tertegun, jalan mondar-mandir di kamar. Mencerna satu persatu kesamaan yang terjadi. Ia ingat pertengkaran Eun Sang dengan kakaknya Eun Suk sewaktu di Amerika. Eun Sang yang menangis karena kakaknya membawa lari uang itu. 

Kim Tan mengambil ponselnya, melihat kembali status Eun Sang yang menginginkan Jeguk Group bangkrut. Kim Tan semakin yakin, lalu mengirim pesan ke Eun Sang, "Apa yang kau lakukan sekarang?. Jawab aku cepat!".

Kim Tan gelisah menunggu jawaban yang tak kunjung datang. Mengetuk layar ponsel, merefresh halaman. Sekali, dua kali,  tiga kali, semakin lama Kim Tan semakin tidak sabar dan mengetuk ponselnya berulang-ulang. 

Kim Tan berdiri, "Ah. Jawab aku cepat". Kim Tan kembali mengetuk ponselnya, merefresh halaman, dan tring balasan dari Eun Sang muncul, "Aku sedang minum".

Kim Tan buru-buru keluar kamar, berlari menuju dapur. Ia berdiri ragu-ragu di depan pintu, diluputi rasa tegang. Kim Tan diam sejenak, seolah menguatkan hatinya. Ia memberanikan menggeser pintu perlahan. Membuat celah dan mengintip ke dapur. (Kaya main petak umpet aja nich).
Apa yang dilihatnya benar-benar membuat Kim Tan syok. Eun Sang, gadis itu ada disana sedang minum di dapur sembari memandangi ponselnya. Kim Tan berbalik membelakangi pintu. Lalu melihat kembali ke dapur, memastikan penglihatannya kalau gadis itu benar-benar Eun Sang. 
  
Ya...di dapur sana memang Eun Sang, gadis yang selama ini memenuhi benaknya. 


Next episode


Terima kasih yang sudah berkunjung pada situs ini, sinopsis yang ada pada sinopdrama ini menceritakan secara detail sesuai dengan isi film drama tersebut. Jika ada kesalahan pada penulisan atau link error segera beritahu kami melalui komentar!
Selamat membaca!!!

0 Response to "Sinopsis The Heirs Episode 4 – 2"

Posting Komentar