Kim Tan membawa Eun Sang keatas atap. Eun Sang menenangkan diri sembari menangis. Kim Tan tanya apa Eun Sang tidak terluka. Eun Sang mengangguk. Kim Tan mendekat untuk melihat. Eun Sang melarang Kim Tan mendekat, karena bajunya kotor.
Kim Tan tak peduli, memutar badan Eun Sang menghadapnya, "Aku baik-baik saja", tolak Eun Sang.
"Aku bilang diam", ucap Kim Tan kesal. Lalu memeriksa pergelangan tangan Eun Sang, memastikan tidak ada luka disana.
Eun Sang membiarkannya, tiba-tiba ponselnya berdering, dari Choi Young Do. Eun Sang kembali ketakutan dan panik. Dari mimik Eun Sang, Kim Tan tahu siapa yang sedang menelpon.
Kim Tan ingin mengambil ponsel Eun Sang, tapi gadis itu mendekap ponselnya erat, "Jangan! Aku harus menjawabnya".
"Jangan dijawab", ucap Kim Tan.
Eun Sang tidak bisa tidak menjawabnya. Menghindari Young Do bukanlah jalan keluar. Young Do sudah tahu kalau aku tidak kaya. Dia sudah tahu semuanya.
Kim Tan berkata tidak apa-apa jika Young Do tahu, "Jangan dijawab".
"Bagaimana bisa tidak apa-apa?. Dia sudah mengetahui semuanya!".
"Kubilang jangan di jawab".
"Ha...", Eun Sang menjawab telponya.
Kim Tan menarik tangan Eun Sang, mendorongnya ke tembok dan membungkam Eun Sang dengan ciuman.
Kim Tan menarik tangan Eun Sang, mendorongnya ke tembok dan membungkam Eun Sang dengan ciuman.
Eun Sang terkejut, tanganya terasa lemas dan tanpa sadar menjatuhkan ponselnya (Adegan kiss cuma nempel doank...tapi lama bo...hampir satu menit).
Sementara itu, Young Do yang menelpon Eun Sang, tampak heran karena tak mendengar suara gadis itu, "Apa kau masih disana?". tanyanya.
Young Do menjauhkan ponsel dari telinganya dan melihat ke layar ponsel, hubungan masih tersambung. "Halo?". Tetap saja tidak ada sahutan di seberang sana.
Young Do memutus sambungan telepon dan menghubungi nomor Eun Sang lagi. Tapi kali ini tidak tersambung.
Kembali ke atas atap. Perlahan Kim Tan melepaskan ciumannya. Sekarang Eun Sang lebih tenang. Ia tak takut lagi tapi gugup.
Kim Tan : Coba saja jawab teleponnya. Kau akan melihatku menggila. Akan kubunuh orang yang meneleponmu. Aku tidak pernah setengah-setengah.
Eun Sang menganguk, lalu buru-buru pergi. Malu dan gugup jadi satu. Kim Tan tak mengejar Eun Sang. Ia tetap berdiri di tempatnya, sembari menghela napas mengatur degup jantungnya yang berdebar kencang.
Kim Tan memungut ponsel Eun Sang di tanah. Ponsel Eun Sang terus berdering, dan Kim Tan menjawabnya.
"Dimana kau?", tanya Kim Tan menjawab panggilan telepon dari Young Do.
Young Do kaget, wajahnya langsung berubah begitu mendengar suara Kim Tan, "Kenapa kau yang menjawab teleponnya?".
"Kubilang kau dimana?', tanya Kim Tan dengan suara di tekan.
Young Do melihat Eun Sang turun dari tangga, berjalan setengah melamun. "Kalian ada di atap. Apa yang kalian lakukan?. Cha Eun Sang baru saja turun dari atap", ujar Young Do.
Kim Tan menyuruh Young Do untuk tetap di tempatnya. Tapi Young Do berkata harus pergi karena ada urusan lain. Ia pun langsung menutup telponnya.
Eun Sang tampak syok karena baru saja menerima ciuman dadakan dari Kim Tan. Ia baru menyadari kehadiran Young Do, ketika pria itu berdiri tepat di depannya. Eun Sang mendelik marah, lalu jalan melewati Young Do tanpa rasa takut sedikit pun.
Young Do menarik tangan Eun Sang. Kali ini Eun Sang dengan cepat langsung menepis tangan Young Do, dan menatap tajam. Seolah berkata, "Sudah cukup. Jangan sentuh aku".
Eun Sang berbalik pergi. Young Do tampak syok, wajahnya langsung pias seketika. Tak menyangka Eun Sang akan langsung beraksi seperti itu. Tak ada lagi rasa takut dalam mata gadis itu. Matanya Young Do terus mengekor mengikuti langkah Eun Sang hingga menghilang.
Myung Soo jalan berpapasan dengan Eun Sang dan melihat bajunya yang kotor. Ia menghampiri Young Do dan bertanya kenapa dengan baju anak orang kaya baru itu, "Apa yang terjadi dengan seragamnya?. Seragamnya kotor!".
Young Do mengaku kalau tadi ia menjegal kaki Eun Sang. Myung Soo tanya kenapa, "Apa itu kecelakaan yang tidak disengaja. Atau sengaja?".
Young Do diam, dari diamnya Young Do, Myung Soo bisa tahu apa jawabannya. Myung Soo heran, "Kau tidak pernah mengganggu anak perempuan. Kenapa kau makin parah?".
"Bukan seperti itu. Aku bisa mengakui semuanya. Tapi tidak yang satu ini", jawab Young Do pelan.
"Lalu apa itu?".
Young Do tampak berpikir, "Aku penasaran. Aku penasaran bagaimana perasaanku setelah menjegal Cha Eun Sang".
Myung Soo : Kau pikir itu akan berbeda, apakah kau seorang psiko?. Jika kau menyukainya, katakan saja padanya. Kenapa kau mengangg Cha Eun Sang seperti itu?. Tidak heran kenapa banyak orang bilang kau belum dewasa.
(Tuch kan, Myung Soo aja pinter. Untuk hali ini Young Do harus belajar dari Myung Soo).
"Diam", ucap Young Do.
"Kau yang diam", balas Myung Soo kesal lalu pergi. Awalnya dia jalan pelan, lalu lari terbirit-birit. (hahaha LOL, takut juga nich sama Young Do).
"Berhenti!", ucap Young Do lalu jalan menyusul Myung Soo.
Eun Sang berada di toilet, mencuci jas luarnya di wastafel. Bo Na masuk dan bilang kalau ia mencari Eun Sang kemana-mana. Eun Sang tanya kenapa. Bo Na menyodorkan tas yang ia bawa, isinya baju ganti untuk Eun Sang.
Eun Sang menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Bo Na menyahut tidak perlu berterima kasih, "Aku melakukan ini, karena jika tidak maka Chan Young yang akan melakukannya".
Kim Tan berlari turun dari atap. Tergesa-gesa mencari seseorang di setiap kelas. Wajah Kim Tan terlihat sangat marah. Kim Tan turun dari tangga lobby, dan melihat Young Do dan Myung Soo yang jalan masuk ke dalam lobby.
Choi Young Do, dialah orang yang dicari Kim Tan saat ini. Keduanya menatap tajam. Kim Tan dengan cepat menuruni tangga ingin membuat perhitungan. Seolah tahu apa yang akan dilakukan Kim Tan, Young Do pun jalan menghampirinya.
Begitu jarak mereka dekat, tanpa peringatan Kim Tan langsung menendang perut Young Do, membuat lawannya itu jatuh tersungkur. Young Do berdiri dan balas membanting Kim Tan.
Myung Soo yang melihatnya syok, "Apa yang kalian lakukan?".
Young Do maju mendekat ingin memukul Kim Tan. Tapi dengan cepat Kim Tan menangkisnya dan balas meninju wajah Young Do. Satu kali...dua kali...tiga kali...3 pukulan keras dari Kim Tan yang berhasil membuat Young Do mundur ke belakang.
Anak-anak berkumpul, melihat perkelahian itu. Dan Rachel secara tidak sengaja juga melihatnya dari jauh. Rachel terlihat marah dan pergi dari sana.
Young Do balas meninju Kim Tan satu kali, lalu mereka bergumul diatas lantai. Kim Tan berada di atas dan memukul Young Do. Young Do membalik posisinya dan balas memukul Kim Tan. Begitu seterusnya.
Eun Sang keluar dari toilet selesai ganti baju. Bo Na komen Eun Sang membuat baju itu terlihat buruk. Bo Na tanya apa Young Do sudah tahu kalau Eun Sang berada di kelompok peduli sosial. Eun Sang menjawab tidak tahu.
"Terus kenapa dari awal kau tetap masuk ke sekolah yang bukan levelmu?', tanya Bo Na.
Eun Sang tak sempat menjawab, karena tiba-tiba Ye Sol muncul, "Ya Tuhan! Kau harus melihat ini. Kim Tan dan Choi Young sedang berkelahi di lorong".
"Apa?', seru Bo Na kaget.
Rachel datang dan langsung menjambak rambut Eun Sang. Bo Na terkejut, "Apa kau gila", ucapnya seraya menahan tangan Rachel.
"Diam kau", Rachel menyingkirkan tangan Bo Na.
Meski terkejut menerima serangan mendadak, Eun Sang tetap berusaha tenang, "Bicara saja, dan singkirkan tanganmu".
Rachel melepas jambakannya sembari mendorong kepala Eun Sang.
"Ada apa?. Pasti itu sesuatu yang serius sampai- sampai kau menjambak rambutku. Ada apa?", tanya Eun Sang.
Rachel melotot marah, "Apa kau sadar apa yang terjadi gara-gara gadis tidak berguna sepertimu?. Gara-gara kau, Kim Tan dan Young Do berkelahi! . Apa yang akan kau lakukan?".
Bo Na terkejut, "Benarkah?". Eun Sang tak kalah kaget, "Apa?".
Anak-anak memisahkan Kim Tan dan Young Do. Masing-masing dipegangi 3 murid pria. 2 antek Young Do memegangi bos mereka, sementara Myung Soo memegangi Kim Tan. Kim Tan masih ingin membuat perhitungan dengan Young Do, sampai-sampai ia menepis tangan Myung Soo.
Hyo Shin berdiri di tengah-tengah, melerai mereka, "Kalian berdua hentikan!. Kim Tan! Young Do!. Kubilang hentikan!".
Myung Soo melihat wajah Kim Tan dan Young Do yang berdarah, "Hei. Apa yang salah dengan kalian berdua?".
Darah keluar dari pelipis, bibir dan pipi kanan Kim Tan. Darah segar juga mengalir dari hidung, bibir dan pipi Young Do.
Eun Sang, Bo Na dan Ye Sol berlari-lari menuju aula. Eun Sang terkejut melihat wajah Kim Tan dan Young Do yang babak belur.
"Bagaimana ini, Direktur Dewan datang!", seru Ye Sol.
Ny. Ji Sung dan guru pengawas datang. Berdiri di tengah-tengah mereka. Ny. Ji Sung marah, "Lagi?. Kalian lagi?. Kemampuan petarung kalian sudah meningkat sejak yang terakhir kali. Kalian berdua, ikuti aku".
Di ruang dewan, Ny. Ji Sung menginterogasi Kim Tan dan Young Do, "Apa yang terjadi. Apa yang kalian berdua pertengkarkan. Apa alasannya?".
Kim Tan dan Young Do sama-sama diam. Ny. Ji Sung menyuruh mereka untuk bicara. Young Do angkat bicara, "Saya diajarkan untuk tidak bicara tanpa kehadiran seorang pengacara, Bu".
Ny. Ji Sung marah, "Apakah tidak ada yang mengajarkan sopan santun padamu?. Aku tidak bicara kepadamu sebagai Ibu Tan. Aku bicara padamu sebagai Ketua Dewan. Kim Tan! Kau mengecewakanku. Choi Young Do! Aku sudah bilang mengatakannya padamu dulu. Kau mengacaukan suasana sekolah. Apakah kau tidak tahu SMA Jeguk itu sekolah seperti apa. Kali ini tidak akan kubiarkan. Aku akan memeriksa CCTV dan membawa ini ke komite disiplin. Aku akan memanggil orang tuamu jika itu perlu".
Young Do tampak takut dan memohon keringanan.
Ny. Ji Sung berkata sudah terlambat, "Aku tidak peduli apa yang kau lakukan di luar sekolah. Itu bukan urusanku. Tapi apa yang terjadi di sekolah adalah urusanku. Ini mungkin hanyanya sebuah sekolah bagimu. Tapi ini adalah karir dan pekerjaanku!. Jadi jangan mengacaukan sekolahku. Apakah kau mengerti?. Kalian bisa pergi".
Ny. Ji Sung berkata sudah terlambat, "Aku tidak peduli apa yang kau lakukan di luar sekolah. Itu bukan urusanku. Tapi apa yang terjadi di sekolah adalah urusanku. Ini mungkin hanyanya sebuah sekolah bagimu. Tapi ini adalah karir dan pekerjaanku!. Jadi jangan mengacaukan sekolahku. Apakah kau mengerti?. Kalian bisa pergi".
Ny. Ji Sung menyuruh guru pengawas untuk memeriksa CCTV.
Kim Tan dan Young Do keluar dari ruangan Ny. Ji Sung, mereka jalan bersama melewati koridor. Young Do mulai menyindir, "Bukankah seharusnya dia bertanya, 'Apakah kau baik-baik saja?. Dia khawatir tentang karirnya daripada anaknya. Karena dia bukan Ibu kandungmu".
"Itu karena kau tidak tahu bagaimana rasanya punya seorang ibu setidaknya yang seperti dia", balas Kim Tan santai.
Young Do kembali memancing, "Apa kau tidak tahu selanjutnya seperti apa?. Anak haram Jeguk Group, Kim Tan. Kapan dan bagaimana akan kugunakan kartu itu, dan berapa banyak dampak yang disebabkan?.
Kim Tan tersenyum tipis, lalu berhenti jalan, "Kau tidak akan bisa menggunakan kartu itu". Young Do berbalik menghadap Kim Tan.
Kim Tan melanjutkan, "Karena tanpa itu, kau tidak punya apa-apa. Kau tidak bisa melakukan apa-apa padaku".
Young Do : Apakah kau berpikir begitu?
Kim Tan : Coba saja jika kau ingin tahu.
"Kau akan menyesal", gertak Young Do.
"Silahkan saja kau coba.. aku sudah siap menerima kekacauanmu lagi (menghajarmu lagi)", jawab Kim Tan lalu pergi.
Young Do diam, kata-kata Kim Tan itu seperti menohok hatinya. Young Do memandang Kim Tan menjauh dengan tatapan menusuk.
Myung Soo berada di studionya, memandangi foto Kim Tan dan Young Do remaja, "Kenapa kalian bisa berkelahi seperti ini?. Hati hyung kalian ini benar-benar hancur!".
Bo Na dan Ye Sol datang dari kelas golf mereka. Myung Soo tanya apa kedua gadis itu tidak ingin ganti pakaian sebelum pulang. Ye Sol berkata ini adalah kelas terahkir, ia akan pulang dan mandi dirumah saja.
"Apakah Young Do dan Tan menghadiri kelas golf?", tanya Myung Soo.
"Menurutmu? Mereka pergi ke kantor Ketua Dewan", jawab Bo Na
Ye Sol merasa heran, ia pikir Kim Tan dan Young Do berteman. Bo Na membenarkan, ia lalu bertanya apa Myung Soo mengetahui sesuatu.
Sama seperti ke dua gadis itu. Myung Soo juga tidak tahu, "Aku hanya berpikir ada yang aneh saat Young Do tidak datang ke bandara untuk melihat keberangkatan Tan ke Amerika. Aku tidak sangka kalau masalahnya separah ini.", jawab Myung Soo sembari menempelkan foto yang ia pegang.
"Bukankah kau pikir itu aneh?. Apakah menurutmu Kim Tan menyukai Cha Eun Sang?. Tidak ada alasan lain lagi kenapa dia sangat melindungi gadis itu", tebak Ye Sol penasaran.
"Bagaimana bisa kau mengatakan itu setelah melihat kelakuan Young Do di kantin?", tukas Bo Na.
"Kenapa kau selalu berpihak pada Kim Tan?", tanya Ye Sol dengan suara meninggi.
"Hey Kang Ye Sol!. Apa Kau mencoba berdebat denganku sekarang?', balas Bo Na.
Untungnya perdebatan itu tak berlanjut karena Myung Soo melerai mereka, "Hei Girls! Apa yang membuat kalian bisa marah seperti ini?. Aku tidak bisa melihat perkelahian 2 kali daalm sehari".
Bo Na merajuk kesal, kenapa Chan Young belum datang.
Pria yang ditunggu Bo Na saat ini sedang mendengar curhatan Eun Sang di perpustakaan. Eun Sang yakin kalau Young Do sudah mengetahui dirinya berada di kelompok peduli sosiaal. Kalau tidak kenapa dia menyuruh Eun Sang duduk di meja Joon Young. Chan Young berkata mungkin Young Do sudah tahu, mungkin juga tidak. Eun Sang heran jawaban apa itu?.
Chan Young minta Eun Sang berhenti mengkhawatirkan hal yang tidak penting. Pikirkan saja apa yang akan terjadi besok, dan besoknya lagi. Berjuanglah tentang hal itu "Jangan takut, aku akan ada di sisimu (melawan Young Do)".
Eun Sang duduk tegak, pura-pura ingin memukul Chan Young, "Jangan membahas soal berkelahi di depanku".
"Kenapa tidak. Apakah kau menyukai Kim Tan?", tanya Chan Young.
"Hei!".
"Kim Tan menyukaimu kan?", tanya Chan Young lagi, kali ini Eun Sang bengong.
Hal yang membuat Chan Young lebih khawatir jika anak-anak lain tahu bahwa Kim Tan menyukai Eun Sang. Melebihi melebihi kekhawatirannya, jika orang lain tahu Eun Sang yang berada di kelompok peduli sosial. Eun Sang bingung, kenapa Chan Young lebih mengkhawatirkan hal itu.
"Kau tahu ada berapa banyak orang yang ingin melihat Kim Tan jatuh?. Mereka tidak bisa melawan putra dari Jeguk Grup. Tapi mereka ingin melihat dia terluka. Kalau mereka tahu Kim Tan suka padamu, mereka akan menyerangmu. Choi Young Do sudah memulainya", jelas Chan Young.
Eun Sang tampak kaget mendengarnya, wajahnya menjadi khawatir. Begitu pula dengan Chan Young, melihat sahabatnya itu dengan tatapan khawatir.
Eun Sang pulang dengan langkah lesu, tampak memikirkan sesuatu. Di depan pintu gerbang ada Kim Tan yang sudah menunggunya sejak tadi. Eun Sang menunduk tanpa berani menatap wajah Kim Tan.
Kim Tan mengembalikan ponsel yang Eun Sang tinggalkan diatap sekolah, "Kau menjatuhkan ini. Kau bilang masih terikat kontrak (pembayarannya belum selesai)".
Eun Sang menerimanya dan hendak beranjak pergi. Kim Tan menghalangi, melihatkan tangannya yang terbalut perban, "Apakah kau tidak melihat ini?. Aku terluka!. Aku juga mendapat masalah. Aku dikenakan tindakan disipliner".
Eun Sang memandang Kim Tan, sorot mata Eun Sang tampak khawatir saat melihat luka lebam di wajah pria itu.
"Aku tidak akan di keluarkan, bukan?. Aku tidak bisa putus sekolah cuma dengan Ijazah SMP", Kim Tan mencoba bercanda.
Eun Sang membuang rasa khawatirnya, dan bersikap dingin, "Aku akan masuk". Kim Tan menahan tangan Eun Sang, "Tidak bisa!. Aku sudah menunggumu dari tadi".
"Jangan menahanku. Jangan menghalangiku. Dan mulai sekarang, jangan menunggu aku", ucap Eun Sang tanpa memandang wajah Kim Tan
Eun Sang maju selangkah. Kim Tan menarik tangan Eun Sang, "Hei!".
"Bisakah kau membantuku?. Aku tidak ingin berdebat denganmu di sini", Eun Sang melihat ke arah CCTV terpasang.
Kim Tan mengikuti arah pandang Eun Sang, "CCTV sialan!", gumannya kesal.
Eun Sang berkata Kim Tan lah yang memberitahukan letak posisi CCTV itu. Kim Tan marah, "Apa yang aku katakan?. Kau tidak pernah mendengarkan apa yang aku katakan!".
Eun Sang diam, matanya tampak berkaca-kaca.
Sorot lampu mobil mengalihkan perhatian mereka. Kim Won turun dari mobil dan melihat Kim Tan yang memegang tangan Eun Sang. Buru-buru Eun Sang menarik tangan-nya. Membungkuk hormat pada Kim Won lalu masuk ke dalam.
"Minggir! Kau menghalangi jalan", ucap Kim Won dingin seperti biasa.
Kim Tan tanya apa Kim Won tinggal di hotel. Kim Won balik tanya, "Siapa kau? Security?
Kenapa kau terus bertanya di pintu gerbang?".
Kenapa kau terus bertanya di pintu gerbang?".
"Apakah kau akan pulang", tanya Kim Tan lagi.
"Apakah kau ingin pergi ke hotel itu?", jawab Kim Won.
Kim Tan putus asa, "Hyung..kau benar-benar. Aku tidak akan merebut apa yang sudah menjadi milikmu".
"Apakah aku harus menjelaskannya lagi?. Ini bukan tentang apa yang kau inginkan. Jika perusahaan sudah memutuskan, maka itu berarti kau menginginkannya. Itulah alasan keberadaanmu sendiri adalah kesalahan dan membawa masalah. Itulah arti anak haram", ucap Kim Won tajam membuat Kim Tan diam terpaku.
(Jahatnya Kim Won ini, emang siapa yang minta di lahirkan sebagai anak haram. Bukan salah Kim Tan jika keadaan menjadinya seperti ini. Seandainya Kim Tan anak sah, tetap saja Kim Won harus berbagi dengan adiknya).
"Jangan bilang siapa-siapa bahwa aku datang ke sini. Aku hanya ingin mengambil barang-barangku", ucap Kim Won jalan melewati Kim Tan dan dengan sengaja menabrakan bahunya.
Kim Tan berdiri membeku di tempatnya, tampak terluka dan sedih. Kim Won dan Eun Sang. 2 orang yang paling Kim Tan sukai, menolak dan mengabaikannya.
Kim Tan masuk ke kamarnya, bersandar pada daun pintu. Kesedihan masih terpancar di kedua mata dan wajahnya. Kim Tan teringat sesuatu dan mengirim sms pada Eun Sang,
"Jangan pergi ke gudang anggur bahkan jika Ibuku menyuruhmu. Kau bisa saja bertemu dengan Kakakku".
Tapi terlambat, karena kini Eun Sang sudah berhadapan dengan Kim Won. Kim Won menatap tajam Eun Sang yang memegang botol wine "1One" (yang dibuat oleh ibu Kim Won). Eun Sang menunduk dan berkata kalau Ny. Han menyuruhnya mengambil sebotol wine.
"Aku tidak peduli jika kau mengambil semua anggur di sini. Tapi tidak yang satu itu. Ini milikku", Kim Won mengambil botol wine dari tangan Eun Sang.
Eun Sang meminta maaf. Kim Won bilang ia tidak sedang memarahi Eun Sang. Kim Won mengambil botol lainnya dan menyerahkannya pada Eun Sang. Eun Sang buru-buru menerimanya, menunduk takut.
Kim Won tanya apa Eun Sang sekolah di SMA Jeguk. Eun Sang mengiyakan. Kim Won tanya lagi, "Kau tinggal disini?". Eun Sang kembali mengiyakan.
"Senang bertemu denganmu", ucap Kim Won.
Eun Sang sedikit kaget, dan mengangkat wajahnya. "Aku juga. Kalau begitu, aku pamit dulu", Eun Sang membungkuk lalu pergi.
Hyun Joo menunggu Kim Won di lobby hotel. Ia tersenyum dan berdiri begitu melihat pria yang ia tunggu memasuki lobby hotel. Tapi sebuah teguran lebih dulu mengalihkan perhatian Kim Won. Di saat yang sama Rachel juga berada di hotel, secara tidak sengaja bertemu dengan Kim Won. Hyun Joo melihat pria yang ditunggunya berbincang dengan wanita lain.
Kim Won tanya apa yang dilakukan Rachel di sini. Rachel datang ke hotel ingin menemui Young Do, tapi Young Do malah menyuruhnya pergi. Rachel berkata selalu bertemu dengan Kim Won disaat ia tolak seseorang. Waktu itu di Amerika, dan sekarang di Korea.
Kim Won tersenyum tipis, "Kalau begitu, anggap saja kau datang menemui aku. Hari ini Aku tidak bisa mengajakmu kemana-mana. Bagaimana kalau minum teh?.
Rachel setuju. Mereka berdua lalu jalan meninggalkan lobby dan pergi ke lounge (cafe) hotel.
Hyun Joo hanya bisa menyembunyikan dirinya. Memendam kesedihan dan rasa kecewa.
Rachel dan Kim Won duduk minum teh. Rachel tanya apa Kim Won tinggal dihotel ini. Kim Won membenarkan, "Aku lari dari rumah". Rachel heran apa Kim Won masih anak-anak. Kim Won tersenyum geli, "Memang, usia tidak menentukan kedewasaan".
Kalau begitu Rachel berpendapat Kim Tan juga mengalami hal yang sama, "Kau pasti sudah melihatnya di rumah. Dia benar-benar berantakan, bukan?".
"Ya. Apakah dia berkelahi dengan seseorang?", tanya Kim Won.
Rachel mengatakan Kim Tan berkelahi karena seorang gadis, "Tan ... ingin berkencan dengan gadis lain". Kim Won mengingat saat Kim Tan memegang tangan Eun Sang di depan pintu gerbang tadi. Dengan melihat itu saja, Kim Won tahu siapa gadis yang di maksud Rachel.
Dengan gaya bercanda, Kim Won bertanya siapa gadis itu, apa dia lebih cantik dari Rachel.
"Oppa. Kau juga ternyata hanyalah seorang pria (yang melihat wanita dari segi fisik)", jawab Rachel. Ia lalu ingin tahu apa Kim Tan terluka parah (wajahnya).
Kim Won membalik perkataan Rachel, "Kau juga hanyalah seorang perempuan". Rachel Nyengir.
Kim Tan ingin membahas itu. Ia merasa lelah dan ingin tidur. Kim Tan minta ibunya keluar. Ny. Han tanya apa Kim Tan sungguh ingin membuatnya mati karena frustasi.
"Selamat malam! Aku mencintai Ibu!", ucap Kim Tan dengan nada manis sembari mendorong ibunya keluar dan menuntup pintu kamar.
Dikamar, Eun Sang mengeringkan seragamannya dengan kipas angin. Ia memejamkan mata, mengingat saat Kim Tan menciumnya di atas atap.
Di tempat lain, ada seseorang yang juga di landa galau. Young Do duduk di depan mini market. Membayangkan saat pertama kali melihat Eun Sang tertidur di tempat ini. Sama seperti Kim Tan, Young Do juga terlihat seperti anak yang kesepian.
Keesokan paginya. Kim Tan menunggu Eun Sang di depan pintu gerbang. Kim Tan meminta maaf pada sopir karena memintanya datang sepagi ini. Sopir tidak masalah, ia bertanya apa ada sesuatu yang terjadi di sekolah.
Kim Tan menjawab tidak ada, "Kau tahu putri dari pelayan di sini?. Eun Sang. Aku juga ingin mengajaknya. Dia akan keluar sebentar lagi". Sopir mengerti.
Kim Tan dengan sabar menunggu hingga Eun Sang keluar, meski ia harus menahan hawa dingin. Tapi hingga matahari bersinar terang, Eun Sang belum juga muncul.
Kim Tan melihat arlojinya, waktu menunjukkan pukul 7.15. "Jam berapa dia pergi", gumnnya heran. Menyadari Eun Sang pergi kesekolah lebih pagi dari biasanya.
Di kelas, Ibu guru mengupas sedikit cerita dari novel klasik The Great Gatsby. Gatsby, seorang pria yang lahir di keluarga miskin. Dia tidak bisa memperoleh pendidikan tinggi. Tapi dia mempunyai mimpi menjadi orang kaya di masa depan. Gatsby percaya bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan. Hingga akhirnya dia jatuh cinta dengan seorang wanita dari kelas atas, Daisy.
Gatsby melakukan apapun untuk menjadi kaya agar cintanya dapat terwujud. Dia menjadi benar-benar kaya di usia mudanya. Tapi kekayaannya menjadi target dan sumber iri orang lain. Masa lalunya di ejek.
Saat Ibu guru membacakan cerita itu, barulah Kim Tan sadari bangku Eun Sang yang kosong. Hah..Eun Sang bolos sekolah. Chan Young, Young Do dan Rachel menyadari Eun Sang tidak masuk sekolah. Kim Tan terpaku menatap bangku kosong itu.
Dimana Eun Sang, rupanya dia duduk di pinggir jalan, melihat orang yang lalu lalang di depannya.
Kembali ke kelas, Kim Tan sama sekali tidak menyimak apa yang disampaikan oleh guru. Begitu bel pelajaran berbunyi, Kim Tan langsung melesat bak roket meninggalkan kelas. Padahal saat itu Ibu guru masih menyampaikan tugas esai untuk mereka. Ibu guru hanya bisa menghela napas melihat tingkah Kim Tan.
(Ibu gurunya lagi hamil tuch...gak apa kalo ntar anaknya seganteng Kim Tan..hehehehe).
Young Do, Rachel dan Chan Young seakan tahu kemana Kim Tan pergi.
Dirumah, Hee Nam menerima telepon dari sekolah Eun Sang. Hee Nam mengangkatnya. Tapi ia tak bisa menjawab, hanya mengetuk ponsel tanda mendengarkan. Guru yang tak mengerti menggerutu Eun Sang bolos sekolah, tapi ibunya sama sekali tidak memberi kabar.
Hee Nam kaget, "Absen?", ucapnya dalam hati
Eun Sang jalan setengah melamun seperti tidak mempunyai tujuan. Ia terus jalan hingga melewati toko yang menjual dreamcatcher.
Kim Tan berlari menuruni tangga. Ia menelpon ponsel Eun Sang, tapi Eun Sang tak menjawab telpon Kim Tan, hingga panggilannya teralihkan ke kontak suara.
Kim Tan lalu menelpon Chan Young. Ia minta Chan Young mencoba menghubungi Eun Sang, karena gadis itu tak menjawab telpon darinya. Chan Young baru saja menelpon Eun Sang, sama saja dia juga tak mengangkat telpon dari Chan Young.
Chan Young tanya apa Eun Sang tidak ada dirumah. Kim Tan yakin tidak ada, dan tidak mungkin Eun Sang pergi kerja sepagi ini. "Apakah kau tahu mungkin dia ada dimana?. Kau bilang kau sudah mengenalnya selama setengah dari hidupmu. Dimana?. Kau yakin dia disana atau tidak?".
Kim Tan menutup telponya lalu berlari. Terniang perkataan Chan Young yang bilang, saat Eun Sang ingin menghabiskan waktu, maka dia pergi ke bioskop yang menayangkan film secara gratis. Cobalah cek disana.
Kim Tan menuju bioskop yang disebutkan Chan Young, berlari melewati toko yang menjual dreamcatcher.
Kim bisa lega setelah mendapati Eun Sang duduk di dalam bioskop. Mata Eun Sang memang menatap scene, tapi entah dia menyimak film itu atau tidak. Kim Tan duduk beberapa baris di belakang Eun Sang, mengamati gadis itu yang tetap duduk di kursinya walau film sudah habis di putar. Hanya tinggal mereka berdua diruangan itu.
Eun Sang tersenyum sedih mengingat kenangannya di Amerika. Ketika ia memberikan dreamcather miliknya pada Kim Tan.
Dari pantulan kaca, Eun Sang melihat sosok Kim Tan. Ia berbalik dan terkejut melihat pria yang sedang ia pikirkan kini berada tepat di hadapannya, dan sedang menatapnya.
Eun Sang tanya apa yang dilakukan Kim Tan disini. Kim Tan balik tanya apa filmnya bagus. Eun Sang makin terkejut mengetahui Kim Tan sedari tadi ada di dalam bioskop.
"Kamu pergi ke sekolah jika kamu ingin dan tidak pergi jika kamu tidak ingin, seperti itukah?", tanya Kim Tan.
"Bagaimana denganmu? Apakah kau bisa bolos seperti ini saat kau sedang dihukum?", tanya Eun Sang balik.
"Khawatirkan saja dirimu. Karena aku akan menyulikanmu hari ini", Kim Tan menarik Eun Sang pergi.
Mereka berdua jalan bergandengan tangan. Eun Sang balas menggengam tangan Kim Tan. Eun Sang berkata Kim Tan akan semakin di rendahkan karena dirinya. Kim Tan berkata itu bukan karena Eun Sang. Tapi Eun Sang tetap merasa itu karena dirinya.
"Meski begitu, aku tidak akan melepaskan tangan kamu. Aku akan terus berjalan. Jika aku terus seperti ini, kamu akan berada di ujung jalan, kan?".
Eun Sang terdiam sejenak, "Tidak", ucapnya kemudian.
Kim Tan tampak terkejut. Mereka berhenti jalan. Eun Sang menarik tangannya, lalu mengeratkan kepalannya. Seolah ingin menguatkan hatinya. "Aku sudah lari", kata Eun Sang kemudian.
"Tidak apa-apa. Aku bisa menemukanmu", ucap Kim Tan
"Jangan!. Aku tidak punya tempat lain lagi".
Kim Tan frustasi, "Jadi, apa yang kau ingin aku lakukan?. Aku menyukaimu! Apa yang harus aku lakukan?".
"Aku juga. Aku juga menyukaimu", jawab Eun Sang. "Jadi kenapa dengan itu?. Kita harus lulus sekolah terlebih dahulu. Kita harus berjalan dengan kepala tegak. Hal sederhana begini saja aku sudah gagal. Bagaimana jadinya jika aku menyukaimu?. Apanya yang bagus dari itu?.
Kim Tan diam. Eun Sang melanjutkan, "Anak-anak tidak tahu soal kerumitan keluargamu, bukan?. Kau tidak bisa melindungiku. Lindungi saja dirimu sendiri".
Kim Tan terpaku sejenak. Kemudian berbalik pergi meninggalkan Eun Sang dengan perasaan terluka.
Eun Sang menangis memandangi kepergian Kim Tan. Hatinya juga terluka karena telah melontarkan perkataan yang menyakiti hati pria itu.
Young Do sampai di suatu tempat yang ternyata adalah tempat tinggal lama Eun Sang. Ia mengetahuinya berdasarkan alamat yang tertera di formulir kedatangan milik Eun Sang, yang diberikan Rachel kemarin. Navigasi ponselnya yang menjadi penunjuk arah dan menuntun Young Do sampai ke tempat itu.
Young Do turun dari motor, dan melihat kembali formulir kedatangan. Mencocokan nomor rumah. Tapi rumah yang dicarinya itu sekarang ternyata sudah kosong. Di pintunya tertempel kertas yang tertulis "Disewakan".
"Orang kaya baru apanya", guman Young Do.
Ahjuma pemilik rumah yang kebetulan ada diluar, bertanya apa Young Do ingin melihat rumah itu. Young Do mengatakan tujuan kesini ingin menemui temannya yang bernama Cha Eun Sang.
"Dia pindah ke Pyungchangdong (perumahan kawasan elit)", ucap Ahjuma.
"Ya. Aku bukan teman yang baik", ujar Young Do. "Apakah Anda tahu di mana di Pyungchangdong?".
Ahjuma tidak tahu, ia curiga apa Young Do benar-benar teman Eun Sang. Di tanya seperti itu Young Do hanya menjawab "mungkin".
Lanjut ke Sinopsis The Heirs Episode 9 Part 2
Komentar :
Perkataan Eun Sang memang membuat Kim Tan terluka. Tapi ucapan itu ada benarnya. Untuk bisa lulus dari SMA Jeguk tanpa masalah saja sudah sulit bagi Eun Sang. Bagaimana jadinya jika secara terang-terang'an Eun Sang menunjukan rasa sukanya pada Kim Tan.
Eun Sang sadar siapa dirinya, bagaimana posisinya. Terlalu banyak penghalang bagi mereka. Rachel yang tentu tidak akan tinggal diam, Ny. Han yang pasti akan ikut campur dan terakhir presdir Kim.
Eun Sang tak hanya khawatir pada dirinya, tapi ia juga khawatir jika anak-anak lain tahu jati diri Kim Tan sebenarnya. Posisi Kim Tan memang rentan disini. Meski, suatu saat nanti orang lain tahu bahwa Kim Tan anak dari istri simpanan. Tetap saja, tidak merubah kenyataan Kim Tan adalah anak presdir Kim, pemilik Jeguk Group. Eun Sang juga takut jika kehadiranya membuat Kim Tan semakin terpuruk. Karena itu ia memutuskan untuk lari dari Kim Tan sejauh mungkin.
Tapi apa keputusan Eun Sang itu sesuai dengan kata hatinya. Disaat perasaanya mulai tumbuh untuk pria itu. Ditambah lagi mereka tinggal di satu atap dan menuntut ilmu di sekolah yang sama. Apa Eun Sang bisa terus menghindari Kim Tan?. Apa batinnya tidak tersiksa?.
Satu keinginan Eun Sang, kehidupannya akan menjadi lebih baik saat ia menginjak usia 20 tahun. Dengan usahanya sendiri, tanpa bantuan siapa pun. Saat itulah Eun Sang bisa berjalan dengan kepala tegak. Kim Tan dan Eun Sang masih muda, banyak jalan yang harus mereka lewati. Tak mudah menyatukan perbedaan diantara mereka.
Next episode ^^
Terima kasih yang sudah berkunjung pada situs ini, sinopsis yang ada pada sinopdrama ini menceritakan secara detail sesuai dengan isi film drama tersebut. Jika ada kesalahan pada penulisan atau link error segera beritahu kami melalui komentar!
Selamat membaca!!!
0 Response to "Sinopsis The Heirs Episode 9 – 1"
Posting Komentar