Sinopsis The Heirs Episode 12 – 2

Sinopsis The Heirs Episode 12 – 2


Dong Wook, Kim Won, Young Do dan Kim Tan akan bermain dengan golf bersama. Sebelum Kim Won dan Kim Tan datang, Dong Wook memberikan briefing singkat pada Young Do. Dong Wook berkata mereka akan melakukan bisnis bersama Group Jeguk tahun ini, "Karena itu, jangan buat Tan menjadi musuh. Buat dia dibawahmu (pihak)".
"Apa hari ini kita punya aturan?", tanya Young Do

"Aku akan mengalah pada Presdir Kim (Won) hari ini. Kau kalahkan Tan. Itu aturannya", jawab Dong Wook. 

Tak lama Kim Won dan Kim Tan datang. Sama seperti Dong Wook, Kim Won juga memberikan briefing singkat pada adiknya. Kim Won berkata mereka tidak mempunyai pilihan lain, selain menjalin kerja sama dengan Zeus Hotel, tapi mereka tidak tahu itu. 
"Jadi jangan tunjukkan kelemahanmu pada mereka. Dengan begitu mereka percaya kalau mereka berbisnis dengan rekan yang setara". 

Dong Wook menoleh ke belakang dan melihat Kim bersaudara. Kim Won dan Dong Wook memang pintar berbasa-basi. Mereka adalah pembisnis yang pintar menyembunyikan wajah asli mereka. Berbeda dengan Kim Tan dan Young Do. 2 pria yang beranjak dewasa ini saling melemparkan pandangan tajam, layaknya bertemu musuh. 

Kim Won dan Dong Wook bergantian memukul bola. Kim Tan dan Young Do jalan di belakang mereka. Young Do mulai menyindir kenapa Kim Tan tidak banyak bicara dengan kakaknya. Hal itu memperjelas posisi mereka yang hanya saudara tiri.  

"Jangan bicara padaku. Sekarang giliran kakakku memukul", sahut Kim Tan berusaha tetap tenang dan tidak terpacing. 

"Korea menjadi tempat yang lebih baik. Bahkan anak haram bisa bertemu dengan ayah dan kakaknya secara terbuka", sindir Young Do lagi.

Kim Tan menghela napas menahan kesal, "Dan berhenti bersikap kurang ajar. Aku sedang memegang stik golf". 
"Dan memangnya aku tidak?", tantang Young Do. 
Kim Tan tahu Young Do tak akan berani berbuat macam-macam karena ada ayahnya di sini. Dengan sinis Young Do berkata apa Kim Tan hanya melihat stick golf di tangannya, padahal ia mempunyai sesuatu yang lain. 

Kim Tan terdiam. Young Do mendekati Kim Tan, "Apa yang lebih mengagetkan, Kim Tan itu anak haram?. Atau Cha Eun Sang putri dari pelayan di rumahmu?. Ah...Si anak haram, Tan berpacaran dengan putri pelayan, Cha Eun Sang, pasti lebih mengejutkan".

"Jadi kau sudah mengetahuinya. Apa kami terlihat serasi?", tanya Kim Tan menyembunyikan rasa terkejut. 

"Suaramu gemetar", ejek Young Do. 

Kim Tan marah, membuang stick golfnya dan menarik kerah baju Young Do, "Aku tahu, kau sudah berusaha sangat keras. Jangan berani-berani mengancam Cha Eun Sang dengan itu. Setahuku kau tidak sesampah itu?. Meskipun kau hampir mendekati batas itu (menjadi sampah)". 
"Kenapa aku harus mengancamnya?. Aku mengancammu sekarang!. Karena itu kau, jangan coba-coba melindungi Cha Eun Sang secara gegabah. Jika kau terus melindunginya, aku tak punya pilihan selain membongkarnya. Jika kau tidak melindungi Cha Eun Sang, aku akan melindungi semuanya". balas Young Do. 

Kim Tan melepas cengkaramannya. Membuang napas panjang dan berkata, "Mulai sekarang, dengarkan aku baik-baik. Jika aku ingin mengalahkanmu dalam pertarungan ini, aku harus kembali ke diriku yang dulu. Tapi aku takkan melakukan itu. Sekarang aku punya sesuatu yang disebut 'otak'. Tapi kalau kau terus begini, mungkin aku tidak punya pilihan lain. 

Young Do yakin Kim Tan tetap tidak akan bisa mengalahkannya. Kim Tan teriak marah, "Jika AKU!. Kembali ke diriku yang dulu hanya untuk mengalahkanmu kau benar-benar bisa mati. Karena mengalahkanmu akan menjadi satu-satunya yang ada di pikiranku". 
Kim Tan maju selangkah, berdiri tepat di samping Youn Do, "Kau... ayahmu...perusahaan ayahmu..Teman-teman preman-mu dan perusahaan ayah mereka. Semua orang disekitarmu...aku akan menghancurkan mereka semua". ucap Kim Tan pelan bernada ancaman. 

Young Do tertawa terkekeh, "Kau ini cuma anak haram".

"3 tahun yang lalu kau juga berkata begitu", ujar Kim Tan tak bergeming. 

Terdengar suara Young DO remaja, "Jika wanita itu dan ayahku punya anak..."
"...dia akan seperti dirimu (Kim Tan)", sambung Kim Tan kemudian membuat wajah Young Do berubah keruh. 

Kim Tan mundur ke belakang, kembali ke tempatnya semula. Ia berkata memang benar dirinya hanya anak haram. Meskipun begitu tak merubah kenyataan kalau ia adalah putra kedua dari pemilik Jeguk Group, "Jika ayahku berpihak padaku, kau pikir kau itu lawan yang sepadan?", Kim Tan tersenyum sinis.

Senyum Young Do lenyap, menatap Kim Tan marah. "3 tahun yang lalu, saat itu kau bilang..."

"Kau akan ..", suara Kim Tan remaja
"...menyesali ini seumur hidupmu, Choi Young Do", sambung Young Do kemudian. "Saat itu, seharusnya kau kembali lebih awal. Sebelum aku kehilangan Ibuku".

Wajah Kim Tan melunak, "Saat itu aku... sangat marah. Aku memberimu hukuman waktu hanya 5 menit". 

Flashback 3 tahun lalu, saat Kim Tan remaja mengajak Young Do ke suatu tempat, tapi Young Do yang sudah tidak menganggap Kim Tan sahabat menampik tangan Kim Tan, dan mengatainya anak haram. 
Kim Tan marah dan berbalik pergi, tapi 5 menit kemudian ia berbalik lagi mencari Young Do. Mereka berdua akhirnya berlari-lari masuk ke kedai penjual kue beras. Young Do terpaku melihat meja yang telah ditinggalkan ibunya. Ibu Young Do sudah pergi, yang tertinggal hanya 2 pasang sendok garpu diatas meja dengan hidangan untuk 2 orang. Flashback end. 

"Kau ingat?", tanya Kim Tan kemudian. "Dua garpu yang ada di meja. Kau melewatkan makan siang terakhirmu dengan ibumu hanya demi untuk mengalahkan aku. Aku tidak perduli apa yang akan kau lakukan padaku, tapi ...Tidak Cha Eun Sang. Jangan sentuh dia.
 
"Juga, kita selesaikan urusan kita sampai disini dan lanjutkan hidup kita masing-masing. Aku tidak punya waktu bertengkar denganmu sekarang. Aku punya pertarungan yang lebih besar di depan mata", ujar Kim Tan dengan nada lebih tenang. 

Young Do menatap Kim Tan, tanpa mampu berkata-kata. Mungkin ia menyadari perkataan Kim Tan itu memang benar. Kim Tan menatap Young Do dengan sorot mata lebih teduh. Akankah setelah ini, hubungan mereka akan membaik?. 

Jeguk High School. Kim Tan berdiri di depan lokernya, mengambil buku pelajaran. Eun Sang yang baru datang melihat Kim Tan, ia langsung berbalik menghadap lokernya. Beruntung letak loker mereka berjauhan, jika tidak mungkin ia langsung kabur dari sana. 

Eun Sang juga mengambil buku pelajaran, sambil tetap melirik Kim Tan. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya, saat Kim Tan menutup pintu loker

Kim Tan jalan melewatinya, Eun Sang menunduk melirik Kim Tan dari sudut matanya. Kim Tan terus jalan menatap lurus kedepan, tanpa menghiraukan Eun Sang sedikit pun. Jangankan menyapa, menoleh pun tidak. Seakan Kim Tan sama sekali tidak melihat Eun Sang berdiri disana.

Eun Sang sedih, yang bisa ia lakukan hanyalah menatap punggung Kim Tan yang menjauh. Ia menutup loker, menghela napas dalam. Kini Kim Tan benar-benar mengacuhkannya. 

Selanjutnya, Eun Sang pergi ke ruang penyiaran. Sudah ada Bo Na di dalam sedang melihat hadiah di atas meja. Eun Sang tanya apa ini semua. Bo Na menjawab hadiah dari adik kelas wanita, ucapan selamat atas penghargaan yang berhasil di peroleh Hyo Shin di ajang "Asia Youth Short film Festival"
"Benarkah?. Hebat sekali", ucap Eun Sang kagum.
Bo Na berkata ada sesuatu yang luar biasaia minta Eun Sang jangan kaget dengan apa yang ia katakan. Eun Sang tanya apa itu. 

Bo Na mendekat dan berbisik, "Kurasa Choi Young Do menyukaimu". 

Eun Sang pura-pura terkejut, "Benarkah?". (Eun Sang kan sudah tahu).

Bo Na minta Eun Sang jangan memberitahukan siapa pun tentang hal ini. Hanya ia dan Myung Soo saja yang tahu, "Jangan bersikap kalau kau sudah tahu. Ini benar-benar rahasia".
"Ya", jawab Eun Sang. 
 Hyo Shin muncul dan melihat 2 gadis itu langsung terdiam begitu ia masuk. Hyo Shin tanya apa ke-2 gadis itu sedang membicarakan dirinya, "Sepertinya kalian jadi teman karena menggosipkan aku"

Eun Sang tersenyum. Bo Na menyahut kami bukan teman.

TIba-tiba Kim Tan masuk dan mengetuk pintu. Sudah jadi kebiasaan Kim Tan ini...masuk dulu baru mengetuk pintu. Eun Sang terkejut, buru-buru mengalihkan pandangannya, menghindari tatapan mata.
Hyo Shin berkata ruangan ini khusus untuk anggota. Kim Tan menyahut, "Aku berhubungan dengan semua orang di sini.". 

Eun Sang melirik, merasa dirinya yang disebut. Bo Na lebih kepedeaan, "Aku bisa gila!. Dia membicarakan aku", bisiknya pada Eun Sang. 

"Lee Bo Na! Aku bisa mendengarmu", ujar Kim Tan tanpa menoleh.
Pada Hyo Shin Kim Tan berkata melihat di papan buletin kalau Hyo Shin memenangkan penghargaan. Dengan gaya bercanda, Hyo Shin bilang "Aku tidak memenangkannya agar kau datang kemari.

Kim Tan tersenyum, "Apakah kau tahu apa yang kau buat?. Apa genrenya?. Horror?. thrillers?. Friday the 13th? Sesuatu seperti itu?". 

Eun Sang sedikit menoleh mendengar genre film kesukaannya di sebut. Hyo Shin menjawab film buatannya itu berbahaya dan penuh gairah, "Cha Eun Sang menyukai film horor".
"Hah!", seru Eun Sang setengah melamun. 

Bo Na kaget, dan tanya apa Eun Sang menyukai film horor. Eun Sang membenarkan, "Horor, thrillers (pembunuhan), okultisme (kekuatan gaib), splatters (pertumpahan darah).

"Kau nonton splatters", tanya Hyo Shin tak percaya. 

Eun Sang tertawa canggung, "Cita-citaku membuat film horor yang berisi harapan dan impian". 
Kim Tan hanya mendengarkan tanpa menoleh atau melirik sedikit pun. Hyo Shin menyadari ada yang janggal antara Kim Tan dan Eun Sang. Lalu menunjuk mereka bergantian, "Tapi, kenapa kalian berdua menghindari kontak mata?". 

Eun Sang diam tak menjawab dan melirik Kim Tan. Bo Na menyahut, "Hei!. Kalian tak perlu melakukan itu demi aku!",(hihi...geer lagi dech Bo Na).

"Aku sudah tertangkap basah. Aku harus pergi sekarang", ucap Kim Tan tersenyum. 

Hyo Shin heran kenapa Kim Tan datang, jika sekarang pergi begitu saja. Tanpa berbalik, Kim Tan berkata, "Aku hanya ingin melihat...", Kim Tan pergi dan menggantung ucapannya tanpa menjelaskan siapa orangnya. 

Setengah teriak Hyo Shin bertanya, "Siapa?. Aku?". Bo Na menyahut, "Dia berbicara tentang aku". (LOL...Bo Na 3 kali geer)

Eun Sang melepas kepergian Kim Tan dengan pandangan sedih. Sudah pasti yang di maksud Kim Tan adalah dirinya.

Kim Tan menghadap Ny. Ji Sung diruangannya. Dengan dingin Ny. Ji Sung tanya, "Mau apa kau?". Kim Tan minta maaf soal waktu itu telah mengacaukan waktu makan bersama Rachel dan ibunya. 

"Setidaknya kau sadar", timpal Ny. Ji Sung dingin.

Maksud kedatangan Kim Tan ingin minta bantuan pada Ny. Ji Sung untuk mengundang Rachel dan ibunya makan malam dirumah, "Dia tidak mau kalau aku yang minta. Aku juga tidak ingin memintanya pada ayah". 
"Kau memintaku untuk menjadi Ibumu hanya ketika kau membutuhkan sesuatu", ucap Ny. Ji Sung sinis..

Kim Tan minta maaf. Awalnya Ny. Ji Sung menolak dengan alasan sibuk. Tapi ia berubah pikiran saat ingat ancamannya yang akan menunjukkan seberapa rendahnya posisi Ny. Han di rumah keluarga Kim. Ny. Ji Sung akhirnya menyetujui permintaan Kim Tan, dan berkata wanita memang harus di ajak bicara. Jangan khawatir, ia akan mengundang Rachel dan ibunya. 
Di hari yang sama, Esther menggelar fashion show keluaran produk terbarunya. Bertempat di lapangan golf. Sebagai tuan rumah, Esther menyampaikan sambutan, produk yang rumah modenya hadirkan hari ini adalah koleksi terbaik. Dan para tamu yang hadir adalah orang-orang pilihan.

Diantara para tamu yang hadir, terlihat ibu Ye Sol sedang tertawa gembira bersama ibu Hyo Shin dan ibu Bo Na. Rachel sama sekali tidak bersemangat, memasang wajah bosan. Sesekali melirik jam di pergelangan tangannya. 
Acara berpindah ke ramah tamah, sembari mencicipi makanan yang disediakan. Rachel jalan menghampiri ibunya. Langkahnya terhenti saat ibu Hyo Shin menyapa. Ibu Hyo Shin bertanya apa Rachel ada disini untuk membantu ibunya. 

"Ya. Kadang-kadang, aku melakukan ini. Pada akhirnya ini akan jadi tugasku. Aku berusaha membuat Ibuku terkesan karena dia takkan memberikannya padaku secara gratis", jawab Rachel bersikap sopan.

Ibu Bo Na memuji Rachel cantik seperti ibunya, dan juga pintar bicara, "Bo Na masih kekanak-kanakan jika dibandingkan denganmu" (Huwa...Bo Na jaaauuuuuhhhh...lebih baik dari Rachel). Rachel berkata Bo Na populer di sekolah, ia pamit pergi mempersilahkan ke dua ibu untuk menikmati acaranya. 

Rachel berdiri di belakang Esther yang sedang bicara dengan para tamu. Sikap sopan Rachel tadi berbanding terbalik jika bicara pada ibunya. Dengan suara di tekan, dan lirikan tajam Rachel berkata, "Ibu bilang ini akan selesai dalam satu jam. Kita bisa terlambat" (memenuhi undangan makan malam di rumah Kim Tan). 

Esther berbalik memandang putrinya, ia kesal diantara semua hari kenapa keluarga Kim mendadak mengundang mereka hari ini. Bertepatan dengan hari ia menggelar fashion show.

Perhatian Esther beralih saat melihat ibu Ye Sol yang sedang bicara di telepon. Melihat ibunya bengong, Rachel bertanya, "Kenapa?", sembari mengikuti arah pandang ibunya.
Eshter bertanya bukankah itu ibunya Ye Sol. Eshter heran kenapa ibu Ye Sol bisa mendapatakan undangan, "Kau tahu apa pekerjaan keluarga mereka?". 

"Mereka mempunyai bisnis air minum", jawab Rachel. 

"Bukan air minum", sanggah Esther. "Dia adalah Nyonya pemilik bar terbesar di Gangnam". 

Rachel kaget, "Nyonya pemilik bar?". Ibu ada anak itu memandangi ibu Ye Sol yang asyik bicara di telepon tanpa mengetahui rahasianya sudah terbongkar.
Ibu Ye Sol menerima curhat dari Ny. Han tentang hubungan Eun Sang dan Kim Tan yanga ternyata pacaran diam-diam dibelakangnya. Ibu Ye Sol menganggap Eun Sang menusuk Ny. Han dari belakang, setelah apa yang dilakukan Ny. Han dengan berpura-pura menjadi ibu Eun Sang pada pertemuan orang tua murid dan mensponsori biaya camping. 

Tapi Ny. Han sadar jika dilihat dari situasinya, sepertinya Tan yang duluan menyukai Eun Sang, "Aku akan membunuhnya", gertak Ny. Han. 

"Apa yang akan kau lakukan?. Semuanya sudah terjadi!" ujar Ibu Ye Sol. "Apa yang Ibu Eun Sang katakan?". Ny. Han menjawab Ibu Eun Sang berkata akan pergi, dan ia pun sudah mengijinkan. 

"Aduh...Onnie", seru Ibu Ye Sol nyaring dengan logat daerahnya yang kental. Sadar berada di tengah keramaian, Ibu Ye Sol langsung kembali bicara seperti biasa dan mengecilkan suaranya. 
"Dia tahu semua tentang keluargamu. Kau tak bisa membiarkan dia pergi begitu saja!".

Ny. Han baru tersadar, "Ah, benar. Aku tidak berpikir sejauh itu!". 

Hee Nam masuk ke kamar Ny. Han. Ny. Han buru-buru menutup telpon, dan berkata akan menelpon Ibu Ye Sol lagi nanti. Ny. Han bertanya ada apa. Hee Nam menunjukan notesnya yang memberitahu kalau Ny. Ji Sung datang. Tunangan Kim Tan dan ibunya juga akan datang kerumah ini.

Ny. Han terkejut setengah mati, "Rachel datang?. Dirumah ini?". 

Ny. Han buru-buru keluar kamar. Di ruang tengah ada Ny. Ji Sung sedang mengawasi seorang pelayan yang membersihkan foto keluarga Kim dari debu. Hanya ada 4 orang dalam foto keluarga itu. Presdir Kim, Ny. Ji Sung, Kim Won dan Kim Tan remaja. 

"Apa yang kau lakukan sekarang?. Kenapa tiba-tiba Rachel datang kemari?", tanya Ny. Han menuntut penjelasan. 

"Aku sudah cukup sibuk!. Tutuplah mulutmu!", hardik Ny. Ji Sung seperti biasa, "Ini hanya makan malam dengan para besan". 

"Makan?. Ada begitu banyak restoran dan hotel dimana-mana. Kau mengundang mereka datang hanya untuk makan?. Ketika aku di sini?", protes Ny. Han tidak terima.

Ny. Ji Sung menantang, apa Ny. Han takut. Ny. Han menghela napas tidak percaya, "Kau melakukan ini untuk balas dendam padaku?. Ini sama saja membunuhku!. Katakan apa yang terjadi!". 

Ny. Ji Sung tidak memperdulikan perkataan Ny. Han dan menyuruh pelayan menggantungkan foto keluarga di dinding. 
Ny. Han membentak marah, "Gantung apanya?. Ahjumma, jangan coba-coba kau sentuh itu!. Kau perlu minta ijin pada nyonya rumah!", ucap Ny. Han pada Ny. Ji Sung. 

"Nyonya rumah? Siapa?", bentak Ny. Ji Sung, "Kau itu hanya simpanan". 

"Ya. Yang kau bilang benar...Keluarganya Rachel pasti akan senang mengetahui kalau wanita simpananlah yang mengambil alih rumah. Ya kan?", ancam Ny. Han, "Kau bahkan belum mendapat persetujuan dari presdir tahu. Kau pikir apa yang kau lakukan?". 

"Tentu saja Komisaris tahu akan hal ini", jawab Ny. Ji Sung dengan suara pelan tapi menusuk, "Kau belum mendengar apapun dari Tan?". 

"Tan mengetahui ini?", tanya Ny. Han syok. 

"Tan, itu tumbuh di Amerika. Sepertinya dia tahu bagaimana mengabaikan ibunya yang bodoh", kata Ny. Han lagi. 

Ny. Han teriak, "Apa katamu!". Ny. Han berkata Kim Tan lah yang mengusulan ide untuk mengundang Rachel dan ibunya datang kerumah, "Kau tidak tahu?. Dimana dia sekarang?". 

Ny. Han terdiam, matanya berkaca-kaca. Terluka saat mengetahui putranya lah yang merencanakan semua ini, dengan mengundang Rachel dan ibunya, tapi ia ketahui. 

Eun Sang pergi ke cafe tempatnya bekerja. Ia terpaku melihat Kim Tan sudah berdiri di depan cafe, menatap dirinya. Keduanya berpandangan dengan tatapan rindu. Kim Tan jalan menghampiri Eun Sang. 

Eun Sang tak bisa berhenti menatap Kim Tan, seakan tak percaya Kim Tan benar-benar berada di dekatnya. Kim Tan menatap dalam Eun Sang.
"Apakah kau bisa bertemu denganku sekarang?", tanya Eun Sang terbata dengan nada penuh harap.

"Apa semuanya baik-baik saja", tanya Kim Tan. Eun Sang menunduk, mengiyakan dengan anggukan. 

"Apa kau senang meninggalkan rumah?. Apa kau senang tidak bertemu denganku?. Apa kau senang melepaskan tanganku?', tanya Kim Tan pelan. Eun Sang diam dengan mata berkaca-kaca. 

"Senang bertemu denganmu dalam mimpiku, kemarin malam", ucap Kim Tan kemudian. 

Eun Sang tersentuh, tapi ia berusaha untuk mengabaikan perasaanya. Eun Sang berkata ia harus pergi kerja. 

"Aku terlambat. Aku harus pergi. Kau juga harus pergi. Jika kau terlambat maka..."

Kim Tan mendadak mencodongkan badannya, memberikan kecupan cepat di bibir Eun Sang. Eun Sang terkejut dan langsung terdiam. 

"Kau pikir aku hanya akan patuh mendengarkanmu saat kau menyuruhku pergi?. Kau meninggalkan aku di tengah-tengah zebra cross yang berbahaya. Kau bahkan tidak menelepon atau  mengirimiku pesan. Tapi sekarang kau menyuruhku pergi. Kau juga merindukanku", goda Kim Tan

"Aku tidak merindukanmu", sangkal Eun Sang berbohong.

Kim Tan mencium bibir Eun Sang sekali lagi. Eun Sang kembali terkejut, "Hei!. Kim Tan", protes Eun Sang dengan suara lemah. 

"Cobalah berbohong lagi", Kim Tan memberi peringatan. Eun Sang hendak berbalik pergi. 

Kim Tan berkata ia datang untuk memberitahu Eun Sang jangan pulang kerumah hari ini. Eun Sang mengatakan ia memang sudah keluar dari rumah itu. Kim Tan berkata mungkin ibunya akan memanggil Eun Sang kembali kerumah, tapi Kim Tan melarang Eun Sang jangan datang kerumah apapun yang terjadi.

Eun Sang bingung apa maksud perkataan Kim Tan. Kim Tan tak menjawab dan menyuruh Eun Sang masuk ke cafe. Kim Tan memandang Eun Sang sejenak lalu beranjak pergi. Eun Sang menatap kepergian Kim Tan dengan bingung. 


Pelayan keluarga Kim memberitahukan pada Ny. Ji Sung kalau Rachel dan ibunya sudah datang, mereka ada di pintu depan. 
"Baiklah, tetaplah di situ selama kau inginkan", ucap Ny. Ji Sung pada Ny. Han yang berdiri disampingnya. Ia menyuruh pelayan untuk mempersilahkan tamunya masuk. Pelayan menatap Ny. Han dengan serba salah. 
Ny. Han menahan tangis, "Apakah kau benar-benar akan melakukan ini?. Apakah kau mau membalas dendam padaku sekarang?". 

Ny. Ji Sung mendelik tajam, "Sudah kubilang padamu. Aku akan menunjukkan padamu, posisimu yang sebenarnya. Kalau sudah mengerti, enyahlah ke kamarmu sekarang. Tepat... sebelum aku membuka pintunya". 

Ny. Han tak kuasa menahan tangis dan pergi ke kamarnya. Merasa sebagai nyonya yang harus di sembunyikan keberadaanya.

Di dalam kamar, Ny. Han terus menangis tanpa suara. Hee Nam masuk dengan membawa segelas air putih. Menatap iba majikannya yang sedang bersedih, dan meletakan gelas di meja. 

Ny. Han sedikit memalingkan wajahnya, tak ingin Hee Nam melihatnya menangis. Hee Nam mengeluarkan notes dan memberitahukan apa yang terjadi diruang makan. 

"Mereka barusan selesai saling menyapa. Sekarang mungkin sedang makan". 

Ny. Han tanya dimana Kim Tan. Hee Nam menggeleng, menandakan ia tak mengetahui di mana Kim Tan, yang berarti Kim Tan juga tidak terlihat di ruang makan bersama mereka. Ny. Han terisak pelan dan mengucapkan terima kasih. Hee Nam menatap iba. 

Beralih keruang makan, dimana mereka sedang makan malam tanpa Kim Tan. Presdir Kim meminta maaf, seharusnya sejak dulu ia mengundang calon besannya itu untuk berkunjung kerumah. Esther mengungkapkan kesenangannya bisa bertemu presdir Kim dirumah dan berkumpul bersama keluarga. Biasanya ia hanya bertemu dengan presdir Kim di rapat pemegang saham. 

Ny. Ji Sung minta Esther untuk sering-sering datang berkunjung, "Tan bilang dia akan segera datang. Maafkan bila dia telat". 

"Tidak apa! Ini memang jam macet", jawab Rachel semanis mungkin. 

"Semalaman Ia mencoba beberapa gaun untuk pertemuan ini", ungkap Esther. 

"Ibu", rajuk Rachel manja (Beh..kemana Rachel yang jutek dan selalu bicara sinis pada ibunya....).

Ke-3 orang tua itu tersenyum, "Senang melihatmu berusaha membuat kami terkesan, terlihat sangat manis", ucap Ny. Ji Sung. "Aku menganggapnya sebagai pertemuan keluarga dan membuatnya lebih sederhana. Kuharap kalian menyukainya hidangannya". 
Esther mengatakan menyukai semua makanannya. Rachel menyahut aku juga, ia bahkan minta Ny. Ji Sung mengoperkan salad padanya. Ny. Ji Sung bilang almond yang ada di salad mereka peroleh dari California. Dengan lembut, Ny. Ji Sung menyuruh Rachel makan yang banyak.
"Aku juga makan almond setiap saat", ujar Rachel tersipu, yang disambut tawa geli mereka. 

Presdir Kim mendengar Rachel mahir bermain Go (Go = Permainan kartu ala Korea). Rachel membenarkan, "Aku suka ide untuk berjuang sekeras mungkin agar selangkah lebih depan dari musuh". 

Presdir Kim senang sekali mendengar jawaban Rachel, ia memuji Rachel memang cantik dan pintar. 

Kim Tan muncul dan meminta maaf karena datang terlambat. Dengan nada pelan presdir Kim tanya kenapa putranya datang terlambat membiarkan tamu mereka menunggu. Esther mengaku sempat khawatir tidak bisa bertemu dengan Kim Tan hari ini. 

"Maafkan aku", ucap Kim Tan sekali lagi dengan sopan menundukan kepala. 

"Tidak apa, kami belum lama menunggu", timpal Rachel tersenyum sewajar mungkin. 

Kim Tan terdiam sesaat, lalu mengajak Rachel ke kamarnya jika sudah selesai makan. Rachel terkejut dengan ajakan Kim Tan, "Sungguh?". Sebelum menerima ajakan Kim Tan, Rachel minta ijin terlebih dahulu pada Ny. Ji Sung apakah boleh ia pergi ke kamar Kim Tan. 

Ny. Ji Sung menginjinkan, "Akan kuantarkan buah ke atas. Kalian berdua bisa bicara".

Rachel tersenyum senang, "Kalau begitu permisi". Kim Tan berkata mereka tidak akan lama, lalu mengajak Rachel mengikutinya. 

Kedua anak muda itu naik ke atas, dan orang tua mereka terlihat senang. Mungkin mereka mengira hubungan Kim Tan dan Rachel akan membaik. Esther pun melontarkan pujian untuk Kim Tan, "Tan terlihat elegan sekali, seperti bangsawan". 

"Karena itulah dia bertemu dengan putri seperti Rachel", balas Ny. Ji Sung memuji. 

Wajah presdir Kim terlihat lega, mengira semuanya akan berjalan baik-baik sesuai rencananya. 

Kim Tan membuka pintu kamarnya, Rachel terlihat ragu untuk masuk. Kim Tan tanya kenapa. Rachel merasa penasaran tentang apa yang dilihat Young Do dirumah Kim Tan, "Aku mencoba menjadi tunangan yang pemaaf. Aku akan untuk memberimu kesempatan menyembunyikannya". 

"Aku tidak menyembunyikan apapun. Hanya saja, jangan terlalu syok ketika aku mengungkapkan semuanya", ujar Kim Tan. 

"Apa yang mau kau ungkapkan?", tanya Rachel melangkah masuk ke dalam kamar. 
"Kelemahanku", jawab Kim Tan. 
"Kalau tahu kelemahan lawanmu akan timbul pengertian. Itu akan membuatku lebih memahamimu". timpal Rachel. 

"Karena itulah kau memenangkan jackpot hari ini", sahut Kim Tan lalu duduk di tempat tidurnya. 

Rachel tanya yang Kim Tan bicarakan dari tadi. Bisakah Kim Tan bicara dengan bahasa yang lebih mudah di pahami. Rachel melihat dream cathcer yang tergantung di jendela, "Bukankah benda itu dari rumahmu di Amerika?". 

Kim Tan membenarkan. Rachel menghela napas heran, "Aku tak mengerti dirmu. Kau membawa suvenir murahan saat duduk di penerbangan kelas satu?". 

Kim Tan tak menanggapi dan menyuruh Rachel duduk. Rachel duduk dan mengeluh bukankah keadaan ini ironis sekali, "Aku tak bisa datang ke rumahmu meskipun kita sudah bertunangan. Tapi begitu aku mengancam membatalkannya, aku malah diundang". 

Kim Tan memandang Rachel dan meminta maaf. Rachel  berkata Kim Tan tak perlu meminta maaf. Tapi Kim Tan berkata ingin meminta maaf sebelumnya. 
Rachel heran, "Sebelumnya?. Kau akan melakukan sesuatu yang buruk?"

"Ya. Kau bilang kau merasa penasaran dengan tentang apa yang dilihat oleh Young Do. Aku akan menunjukkannya padamu sekarang", jawab Kim Tan membuat Rachel bertambah bingung. 

(Huwa..Kim Tan telah merencanakan sesuatu yang besar malam ini). 

Sementara itu Ny. Ji Sung masuk ke kamar Ny. Han untuk kembali mencercanya. Ny. Ji Sung berkata sudah lama sekali sejak terakhir kali ia melihat Ny. Han terpuruk seperti sekarang ini, "Sudah 18 tahun, kan?. Itu saat pertama kalinya aku menangkap basah dirimu". 

Ny. Han tak bisa menjawab, memalingkan wajahnya dan terus menangis. 

"Aku bertaruh bahwa kau tidak tahu saat itu. Kalau setelah 18 tahun kemudian segalanya tetap tidak berubah. Satu-satunya tempat dimana kau bisa bebas, cuma ruangan ini, di dalam rumah besar ini", ucap Ny. Ji Sung mengungkapkan sakit hatinya. 
"Kau punya tamu. Keluarlah", kata Ny. Han setengah teriak. 

Ny. Ji Sung yang marah menyiramkan air ke wajah Ny. Han. Ny. Han terkejut, memekik pelan dan menutup mulutnya, agar suara teriakannya tidak terdengar keluar. 

"Tutup mulutmu!. Kau harus tahu posisimu!. Jangan berani memerintahku!", hardik Ny. Ji Sung.

Ny. Han menangis dengan suara tertahan. Kim Tan masuk dan melihat perlakuan kasar Ny. Ji Suk pada ibunya. Ny. Ji Suk mengetahui Kim Tan datang, ia memberi perintah Kim Tan untuk keluar dan menutup pintu. 

Tapi Kim Tan tak menghiraukan perintah itu. Sebagai anak apa yang Kim Tan rasakan saat melihat ibunya dihina?. Sedih, marah, sakit hati dan tidak terima terlukis jelas di wajahnya. Apa lagi saat melihat ibunya menunduk tak berdaya dan terisak menangis.

Kim Tan mengambil handuk dan menghampiri ibunya. Duduk bersimpuh mengeringkan wajah Ny. Han yang basah karena siraman air dan linangan air mata. Dengan terisak Ny. Han tanya kenapa Kim Tan masuk, bagaimana jika ayahmu mencarimu.

Kim Tan tak bergeming, tetap mengeringkan wajah ibunya. 

"Aku rasa inilah alasan kenapa orang memiliki anak", ucap Ny. Ji Sung lalu pergi, ada nada cemburu dalam ucapannya.

(Ny. Ji Sung tak bisa merasakan bagaimana bahagianya mendapatkan kasih sayang tulus dari seorang anak).

Kim Tan menggenggam tangan ibunya dengan erat, "Ibu. Jangan lepaskan tanganku". 

"Apa?", tanya Ny. Han heran. Rasa bingungnya menjadi panik saat Kim Tan menarik tangannya, "Ayo kita keluar ...", pinta Kim Tan.

"Kau sudah gila?. Kita mau kemana?. Ada apa denganmu?. Apa-apaan kau?. Lepaskan!", Ny. Han meronta, tapi Kim Tan tetap membawa ibunya keluar dari kamar menuju ruang tengah. 
Presdir Kim dan Ny. Ji Suk terkejut setengah mati melihat seseorang yang berusaha mereka sembunyikan selama ini muncul di ruang tengah, dimana ada Rachel dan ibunya sedang menikmati hidangan teh. 

Esther mengenali Ny. Han sebagai ibu Cha Eun Sang. Rachel kaget, "Apa?". Ny. Han berusaha menyembunyikan wajahnya. 

Kim Tan mengoreksi perkataan Esther, "Tidak!. Anda salah. Wanita di sebelahku ini....."

Ny. Han mencoba mencegah, menggeleng lemah. Kim Tan menggengam tangan ibunya semakin erat dan berkata, "Dia adalah..Ibuku". 

Presdir Kim terbelalak kaget mendengar pengakuan Kim Tan. Baik Esther dan Rachel melongo tak percaya. 

"Ibu kandungku, Ibu yang telah melahirkan aku", kata Kim Tan melanjutkan. "Dan aku putra kedua Presdir Kim Nam Yoon dari Jeguk Grup. Putra tidak sah. Pengakuan atas rahasia kelahiranku!. Aku tahu betul apa artinya pengakuan ini bagi ayahku, Ketua Yayasan,  Nyonya Lee dan teman lamaku. Karena itu, aku ingin membatalkan pertunangan ini".  

Rachel terlihat marah, Esther tercengang tidak percaya, "Apa-apaan semua ini...Aku kehabisan kata-kata.

Dengan tenang Presdir Kim berkata akan menghubungi Esther nanti aan memberitahu tanggalnya (pernikahan). Esther berdiri marah dan berkata, "Aku yang akan menghubungi anda. Aku juga yang akan tentukan tanggalnya". 

Esther menarik Rachel yang masih terguncang dengan kenyataan ini. Ny. Ji Sung mengejar mereka keluar untuk membujuk dan menenangkan.

Tinggalah mereka bertiga. Presdir Kim berdiri, menatap Kim Tan geram. Ny. Han buru-buru meminta maaf, atas namanya dan juga Kim Tan. Ny. Han yang ketakutan mengakui semua ini kesalahannya. 
"Apa yang kau lakukan?. Katakan kau salah pada ayahmu", pinta Ny. Han pada putranya.

Plak...Presdir Kim menampar Kim Tan dengan keras. Ny. Han memekik terkejut, "Presdir!". 

Tak puas sekali, presdir Kim menampar wajah putranya hingga  dua kali. Kim Tan tak bergeming, berusaha bertahan untuk tidak memalingkan wajahnya 
(Itu ditampar beneran dech, mukanya Min Ho sampe merah gitu). 

"Hentikan!. Ini bukan salahanya", Ny. Han berdiri melindungi Kim Tan, "Aku yang membuatnya melakukan ini. Aku bilang padanya kalau hidup Ibunya sulit. Aku memintanya melakukan sesuatu karena dia sudah dewasa. Aku jadi gila untuk sesaat.

"Ibu, kumohon hentikah", ucap Kim Tan tak tahan melihat ibunya memohon-mohon seperti itu. 

Ny. Han menyuruh Kim Tan untuk berlutut dan memohon maaf. Tapi Kim Tan tidak mau, "Tidak. Tidak untuk sekarang". 

Kim Tan menatap marah ayahnya, "Sekarang aku tak mau memohon. Aku akan menjalani semua ini. Jika aku menyesali keputusan yang kubuat hari ini saat itu, aku akan berlutut memohon.Karena aku yakin bahwa aku tidak akan menyesalinya". 

"Anak bodoh", cerca Presdir Kim geram. "Idiot!. Tidak punya otak!". 

"Silahkan usir aku jika ayah mau. Tapi jangan lakukan apapun  pada ibu, karena Ibu adalah wanita ayah. Ayah yang harus menjaganya" ucap Kim Tan tegas. 

Presdir Kim yang geram langsung pergi meninggalkan mereka. Kim Tan menghela napas berat. Tak ada yang bisa Ny. Han lakukan selain menangis, dan memukuli putranya tanpa tenaga, "Bagaimana bisa?. Bagaimana bisa?. Bodoh, kenapa kau lakukan ini?. Kenapa?". 
Di kamar, Ny. Han terus menangis tak terkendali. Kim Tan memandangi ibunya sedih, "Berhentilah menangis, Ibu!. Ibu bisa sakit. Kecuali Ibu menghukumku, jangan sampai sakit". 
"Kenapa kau melakukannya?. Kenapa?, tanya Ny. Han diantara isak tangisnya. Kau pikir semua ini untuk Ibu?. Ibu...Selama kau 3 tahun di Amerika. Ibu bahkan tak bisa bernafas diantara Won dan ayahmu. Hanya menunggu sampai saat kau datang kembali. Tapi bagaimana bisa kau melakukan ini pada Ibu?"
"Maafkan aku, Ibu. Pemikiranku tak sama dengan Ibu. Maafkan aku", ucap Kim Tan dengan nada lebih lembut.

Ny. Han semakin terisak dan terus menangis sembari berkata bagaimana sekarang, apa yang harus ia lakukan. Kim Tan menunduk sedih, merasakan kesedihan ibunya. 

Eun Sang sedang bekerja di cafe, tapi ia tidak tampak serius bekerja. Pikirannya melayang memikirkan pertemuannya dengan Kim Tan tadi. Eun Sang bisa merasakan ada yang aneh dengan sikap Kim Tan. 

Sebuah teguran dari atasan, membuyarkan lamunannya. Atasan Eun Sang bertanya, berapa buah kotak yang di pesan Eun Sang untuk besok. Eun Sang lupa memasan dan berkata memesannya sekarang. 

Atasan Eun Sang menegur, apa yang harus mereka jual jika Eun Sang lupa memesan buah. Eun Sang meminta maaf. Atasan Eun Sang kembali memarahinya karena lupa membuang sampah. Seharusanya sudah Eun Sang lakukan begitu dia tiba. 

Eun Sang kembali meminta maaf. Atasan heran, sebenarnya Eun Sang kenapa hari ini. Dari tadi melakukan pekerjaan salah. Eun Sang tak menjawab buru-buru keluar membuang sampah. 

Eun Sang keluar membuang sampah. Saat berbalik ia melihat Kim Tan berdiri di depan cafe. Menatapanya dengan wajah sedih dan mata berkaca-kaca. Eun Sang menatap Kim Tan dalam.
Kim Tan menghela napas sesak, melepaskan himpitan beban di dadanya. Tenggorakannya terasa tercekat dan air matanya pun perlahan membasahi pipi. Tak ada kata yang terucap, tapi Eun Sang bisa merasakan kesedihan Kim Tan dan tanpa sadar ikut menangis bersamanya.


Komentar : 
Huwaaa...episode yang mengharukan. Akhirnya Kim Tan berhenti berpikir dan mulai bertindakdengan mengakui Ny. Han sebagai ibu kandungnya di depan Rachel dan Esther. Kim Tan berusaha kuat dan terlihat tegar untuk tidak menangis di depan ibunya. Tapi ia bisa menumpahkan kesedihannya pada Eun Sang. Eun Sang menangis bersama Kim Tan, meski tidak tahu masalah apa yang di alami Kim Tan. Segitu dalamnya, perasaan mereka. Eun Sang wajib memberikan pelukan untuk Kim Tan.  Puk...puk..Urri Tanny...don't cry...
Apa yang akan terjadi dengan Kim Tan setelah pengakuannya yang berani itu?. Presdir Kim walau sudah tua dan sakit-sakit'an, tapi dia bukanlah pria yang lemah. Pasti dia akan bertindak untuk memisahkan Kim Tan dan Eun Sang. 
Apakah hubungan Young Do dan Kim Tan akan membaik, setelah mereka mengeluarkan unek-unek yang menyebabkan putusnya persahabatan mereka 3 tahun silam. Semoga, sudah cukup melihat mereka terus bersitegang.

Prok...prok...untuk akting Min Hoo oppa, saya sudah nonton semua drama yang dia bintangi, dan melihatnya menangis. Tapi tangisan oppa kali ini, benar-benar menusuk hati...Aktingnya oppa mengalami kemajuan. Deabak..

Next episode ^^

Terima kasih yang sudah berkunjung pada situs ini, sinopsis yang ada pada sinopdrama ini menceritakan secara detail sesuai dengan isi film drama tersebut. Jika ada kesalahan pada penulisan atau link error segera beritahu kami melalui komentar!
Selamat membaca!!!

0 Response to "Sinopsis The Heirs Episode 12 – 2"

Posting Komentar